Buku 'Digital-Only' yang Pertama untuk Anak Sekolah Masuk Kelas

kindle on notepad photo
Photo by kodomut via Flickr CC

Peralihan dari buku kertas ke buku digital untuk pelajaran dalam kelas telah berjalan selama dua tahun hingga sekarang. Peralihan demikian diutamakan untuk mahasiswa perguruan tinggi, akan tetapi, pelajaran dalam kelas model K-12 (K-12 classrooms) yang dikeluarkan oleh penerbit kini bermacam-macam. McGrwa-Hill meluncurkan buku teks mereka yang pertama yang hanya dalam bentuk digital, pada hari Senin lalu.

Mashable menulis bahwa buku teks berbasis cloud (cloud-based textbook) tersebut diumumkan di dalam konferensi Masyarakat Internasional untuk Teknologi Pendidikan pekan ini, dan inilah kali pertamanya penerbit besar meluncurkan buku seperti itu. (ISTE)

Buku teks digital mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan buku kertas. Buku digital bisa di-update atau di-upgrade tanpa harus mecetak ribuan kopi atau mendaur ulang buku-buku lama. Buku digital tidak memerlukan alat angkut untuk mengangkut buku-buku tersebut dalam jumlah besar dari penerbit ke sekolah—atau mentransportasikan buku-buku yang berat itu dari sekolah ke rumah di dalam ransel. Jika buku itu sering dibaca, dampak lingkungan dari sebuah buku digital lebih kecil daripada buku kertas.

Akan tetapi, ada beberapa kekurangan yang jelas. Murid-murid harus bisa mengakses buku-buku digital tersebut, yang berarti mereka harus memiliki akses terhadap sebuah komputer atau e-reader. Di sini masalahnya adalah uang—sekolah yang mana atau orang tua yang mana, yang bisa menyediakan gadgets tersebut bagi anak-anak mereka untuk mengakses buku-buku buku-buku digital tersebut? Dan berapa lamakah sebuah e-reader bisa bertahan di tangan anak-anak yang berusia di bawah 10 tahun? Limbah elektronik kemudian bisa menimbulkan masalah serius pula.

Namun, perubahan terjadi. Mashable menulis, “”Tetapi para pembuat buku teks mempunyai alasan kuat untuk melakukan inovasi di area ini. Penjualan buku teks model K-12 pada bulan April kemarin—yang secara tradisional merupakan permulaan dari periode pembelian buku digital untuk pelajaran dalam kelas—jatuh sebanyak lebih dari 15% sejak periode yang sama tahun lalu, menurut Asosiasi Penerbit Buku Amerika. Buku-buku digital boleh jadi menawarkan salah satu jalan untuk membantu membalikkan trend ini.
Ini berarti para penerbit juga mempunyai minat aktif dalam memastikan sekolah-sekolah telah mempunyai komputer atau e-reader yang cukup untuk murid-murid  mereka. McGraw Hill kini sedang meluncurkan sebuah model pembayaran baru untuk buku-buku digital mereka yang memungkinkan sekolah-sekolah membeli satu buku per anak per tahun. Sementara, penerbit-penerbit lain juga berpartner dengan perusahaan-perusahaan elektronik konsumen untuk membantu menciptakan deal-deal atas hardware untuk sekolah-sekolah yang menggunakan cara digital.

Dalam beberapa tahun ke depan, boleh jadi kita akan menyaksikan kertas digantikan dengan pixels—dan kita akan mulai mempunyai pemahaman yang lebih baik tentang dampak lingkungan jenis apa yang bisa ditimbulkan dari peralihan buku kertas ke buku digital di sekolah-sekolah nantinya.

(by Jaymi Heimbuch, San Francisco, California) 

Follow Jaymi on Twitter for more stories like this


comment 0 comments:

Post a Comment

 
© Hasim's Space | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger