Minum satu botol minuman berenergi
saja bisa menyebabkan perubahan jangka pendek pada orang dewasa yang sehat
yang, seiring berjalannya waktu, bisa meningkatkan resiko terkena serangan jantung,
menurut temuan sebuah penelitian.
Dalam penelitian tersebut, para
parsisipan yang minum satu kaleng minuman berenergi Rockstar takaran 16-ons
(480 mililiter) menunjukkan adanya peningkatan dalam tekanan darah dan level
hormon norepinephrine mereka, dibandingkan dengan sebelum mereka
mengonsumsi minuman tersebut. Norepinephrine
dilepas oleh kelenjar adrenal dan dengan demikian meningkatkan tekanan
darah; norepinephrine adalah saudara sepupu dari hormon adrenalin.
Satu kaleng minuman energi Rockstar
mengandung 240 miligram kafein, beserta stimulan-stimulan lainnya, termasuk
2.000 mg (0,7 ons) taurine dan
ekstrak biji guarana, akar ginseng dan milk
thistle, menurut penelitian tersebut. [5 Health Problems Linked to Energy Drinks]
Untuk menguji efek dari minuman
tersebut, para peneliti merekrut 25 orang dewasa sehat untuk berpartisipasi di
dalam penelitian mereka. Dalam dua hari berbeda, para peneliti mengukur
tekanan darah, tekanan jantung dan level kafein, glukosa dan norepinephrine dalam darah para relawan
tersebut. Para peneliti kemudian meminta para partisipan untuk mengonsumsi
minuman berenergi atau placebo. Placebo memiliki rasa, tekstur, dan
warna yang serupa dengan minuman energi, tetapi tidak mengandung kafein atau
stimulan-stimulan lainnya.
Tigapuluh menit setelah para
partisipan menghabiskan minuman mereka, para peneliti mengukur ulang tekanan
darah, tekanan jantung dan level kafein, glukosa dan norepinephrine dalam darah mereka. Para relawan juga menjalani
beberapa test yang bisa meningkatkan stress fisik dan mental merka. Selama uji
stress ini, para peneliti sekali lagi mengukur tekanan darah dan rata-rata
detak jantung mereka.
Setelah mengonsumsi minuman energi,
ternyata ukuran tekanan darah histolik para partisipan meningkat rata-rata 6,6
poin (dari 104,8 mm Hg menjadi 115,0 mm Hg), diandingkan dengan peningkatan yang
rata-rata 3,3 poin (dari 108,2 mm Hg menjadi 111,6 mm Hg) setelah minum placebo.
Level norepinephrine mereka juga meningkat seiring dengan konsumsi
minuman energi. Level norepinephrine
ini meningkat rata-rata 100 picogram per milliliter (dari 150 pg/mL menjadi 250
pg/mL), dibandingkan dengan peningkatan yang rata-rata 39 pg/mL (dari 140 pg/mL
menjadi 179 pg/mL) setelah minum placebo.
Perubahan-perubahan yang terlihat
dalam penelitian tersebut “boleh jadi bisa meningkatkan resiko seseorang untuk terkena
penyakit kardiovaskuler,” tulis para peneliti.
Ini bukanlah penelitian pertama yang
mengisyaratkan bahwa minuman energi boleh jadi mempunyai efek negatif terhadap
kesehatan jantung. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di awal tahun ini,
kelompok penelitian yang sama menemukan bahwa minuman energi bisa meingkatkan tekanan
darah seseorang hingga ke level berbahaya.
Akan tetapi, para peneliti mencatat
bahwa penelitian-penelitian tambahan yang lebih besar masih diperlukan untuk
mengonfirmasi hasil-hasil penelitian terbaru ini. Ruang lingkup dalam
penelitian terbaru ini hanya sejumlah kecil sampel orang dewasa dan penggunaan
hanya satu jenis minuman energi, tulis para peneliti.
Live Science
telah menghubungi Rockstar, Inc untuk meminta tanggapan mereka, tetapi mereka
tidak mendapatkan jawaban apa-apa hingga berita ini diturunkan.
Penelitian tersebut diterbitkan
dalam jurnal JAMA (tgl 8 Nov 2015) dan juga dipresentasikan dalam Sesi Ilmiah
dalam Asosiasi Jantung Amerika di Orlando. (By Sara G.
Miller November 8, 2015 4:04
PM)
Follow Sara G. Miller on Twitter @SaraGMiller. Follow Live Science @livescience, Facebook & Google+.
Originally published on Live Science.
- 10 Interesting Facts About Caffeine
- 5 'Hidden' Sources of Caffeine
- 5 Experts Answer: Is Caffeine Bad for Kids?
Copyright
2015 LiveScience, a Purch company. All rights
reserved. This material may not be published, broadcast, rewritten or
redistributed.
0 comments:
Post a Comment