Source:
en.wikipedia.org
Bagi banyak
orang, demensia sulit dipahami. Ide tentang kehilangan memori dan kemampuan
berfungsi sebagai manusia normal adalah menakutkan bagi kebanyakan kita. Juga,
fakta bahwa kematian kita semakin dekat. Jika Anda telah terdiagnosis demensia,
kenalilah seseorang yang telah terkena terlebih dahulu, atau cari tahu tentang
apa itu demensia, Anda akan bertanya-tanya bagaimana seseorang yang terkena
demensia meninggal dunia. Karena demensia menyebabkan kerusakan kognisi, maka Anda
perlu tahu apakah kematian disebabkan oleh terlalu banyak kehilangan daya otak
(brainpower).
Tapi
masalahnya bukan itu saja. Secara teoritis, demensia bisa merusak otak Anda sedemikian
rupa sehingga bisa merusak bagian otak Anda yang berfungsi membuat Anda
bernapas, sehingga menyebabkan kematian. Tapi bagi kebanyakan orang yang
terkena demensia, jika tidak semuanya, ini bukanlah penyebab mereka mati.
Sebaliknya, kematian karena demensia disebabkan oleh simptom yang ditimbulkan
oleh penyakit tersebut, bukannya karena demensia itu sendiri.
Kematian karena simptom demensia
Pada sebagian
penyakit, Anda bisa menjadi sekarat bukan karena penyakit tersebut, namun
karena komplikasi yang berhubungan dengan penyakit tersebut. Sebagai contoh,
jika Anda mengidap kanker, maka bukanlah kanker itu sendiri yang membunuh Anda,
tapi serangan pneumonia. Akan tetapi, kanker memperlemah sistem imun Anda,
sehingga orang mengatakan Anda mati karena kanker.
Hal yang
sama berlaku pada demensia. Banyak kematian sehubungan dengan demensia bukanlah
disebabkan oleh demensia itu sendiri, melainkan akibat sebuah simptom.
Simptom-simptom tersebut mencakup:
Pneumonia
Penemonia
adalah salah satu penyebab terbesar kematian seorang penderita demensia.
Penumonia bisa mengakibatkan radang infeksi paru-paru, yang boleh jadi paru-paru
akan penuh oleh cairan. Bagi orang dewasa, peneumonia bisa diobati. Akan
tetapi, bagi anak-anak usia muda dan orang tua, demensia bisa jadi fatal. Salah
satu alasan fatalitas tersebut adalah karena para pasien demensia mempunyai
sistem imun yang buruk, sehingga sulit memerangi penyakit tersebut.
Sering kali
terjadi, pneumonia disebabkan oleh aspiration
penumonia (pneumonia pernapasan). Hal ini terjadi ketika makanan dan
minuman masuk melalui batang tenggorokan bukannya melalui esopagus. Hal ini
kemudian mengakibatkan rusaknya atau terinfeksinya paru-paru, yang kemudian
bisa berubah menjadi demensia.
Terjatuh
Terjatuh adalah penyebab dari hampir semua patah tulang pada orang yang sudah tua, dan jika seseorang yang sudah tua terjatuh, maka ada kemungkinan besar mereka akan terjatuh lagi dalam tempo enam bulan ke depan. Hal ini bisa meningkatkan resiko kematian.
Alasan lain penyebab kematian adalah karena tinggal di rumah sakit. Mereka boleh jadi tinggal di rumah sakit untuk waktu yang lama, yang bisa meningkatkan kemungkinan mereka mati karena penyakit lainnya.
Pada kasus hip fractures (patah tulang pinggang), kematian bisa terjadi sebanyak 25 persen dari semua kasus dalam tempo enam bulan.
Kadang-kadang, jatuh tidak menyebabkan cedera. Akan tetapi, hampir separuh dari orang yang sudah tua, khususnya mereka yang menderita demensia, tidak mampu berdiri tanpa bantuan. Jika mereka terus berbaring, hal ini bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Sel-sel otot mereka akan pecah tak lama kemudian, dan mereka boleh jadi akan mati karena dehidrasi atau penumonia.
Tersedak
Seperti yang disebutkan di atas, sebagian pasien demensia bisa mengalami sejenis pneumonia karena makanan yang masuk melalui saluran yang salah. Pada demensia tahap lanjut, penderita bisa mengalami kesulitan menelan. Makanan sulit masuk, dan juga minuman. Kadang-kadang, bahkan menelan ludah saja sulit. Tersedak makanan bisa menyebabkan kematian, khususnya jika tidak segera diketahui. Pada demensia tahap akhir, seorang perawat harus memberi makan dan mengawasi si pasien pada waktu mereka makan.
Bunuh diri
Pada demensia tahap awal, khususnya ketika seseorang baru saja terdiagnosis demensia, resiko bunuh diri akan meningkat. Depresi adalah tanda-tanda awal demensia. Juga, ada sebagian orang yang lebih suka mengakhiri hidup mereka ketika mental mereka masih bagus karena mereka tidak bisa membayangkan bagaimana keadaan jika kognisi mereka melemah. Jika orang yang Anda kasihi telah terdiagnosis demensia, amatilah tanda-tanda keinginan bunuh diri padanya.
Luka baring (Bedsores)
Bedsores adalah luka yang timbul ketika terdapat tekanan terus menerus pada bagian tertentu tubuh. Penyakit ini umum terdapat di panti jompo atau dalam situasi ketika seseorang terbaring di tempat tidur untuk jangka waktu lama. Pada demensia tahap akhir, si pasien akan merasakan kesulitan meninggalkan tempat tidur, sehingga menimbulkan bedsores.
Bedsores bisa diobati jika ditemukan lebih awal, dan panti jompo yang kompeten dan perawat harus bisa mencegah dan menangani penyakit tersebut. Akan tetapi, jika tidak ditangani, bedsores bisa semakin memburuk.
Mari kita lihat tahap-tahap bedsores.
Tahap satu mencakup kulit yang menjadi agak merah atau menjadi lebih gelap dan sedikit lebih lunak. Bagian kulit yang terkena bedsores akan terasa lebih hangat daripada kulit di sekitarnya.
Tahap dua mencakup kulit yang rusak. Kulit boleh jadi berubah warna jadi kuning atau kemerahan dan seperti melepuh.
Kedua tahap tersebut bisa jadi menyakitkan tapi bisa dirawat dengan mudah. Akan tetapi, dua tahap berikutnya semakin meningkat masalahnya.
Tahap tiga mencakup keluarnya lemak (exposed fat) dan luka yang dalam (deep wounds). Boleh jadi akan terdapat daging mati (dead tissue), dan kulit akan tampak seperti sebuah kawah bagi yang melihatnya. Tahap tiga ini masih bisa ditangani, namun waktu semakin sempit, dan si perawat harus memecahkan masalah tersebut secepat mungkin.
Tahap empat, bedsores begitu dalamnya sehingga menyebabkan tulang-tulang dan otot menjadi kelihatan. Ini bisa merambah pada lapisan luar kulit, dan karena eksposur tersebut, bisa timbul kematian atau cedera. Panti jompo tidak boleh membiarkan para pasien mereka mengalami bedsores hingga tahap ini.
Stroke
Stroke adalah salah satu penyebab utama kematian di AS, dan Alzheimer’s bisa menyebabkan resiko stroke meningkat. Alzheimer’s bisa menyebabkan pendarahan otak, yang bisa menimbulkan resiko terkena stroke. Ketika merawat pasien penderita Alzheimer’s atau demensia jenis apapun, jangan lupa memonitor mereka. Sayangnya, banyak tanda-tanda stroke bisa keliru dianggap sebagai efek penyakit Alzheimer’s.
Serangan jantung
Penyakit jantung adalah penyebab kematian besar lainnya, dan pasien demensia yang mengalami pendarahan otak bisa meningkatkan resiko terkena serangan jantung. Seperti halnya stroke, jantung si pasien harus dimonitor untuk mencegah timbulnya serangan jantung.
Infeksi lainnya
Seperti yang disebutkan di atas, mereka yang menderita demensia lebih cenderung mengalami infeksi dan penyakit-penyakit lainnya. Hal ini bisa menyebabkan si penderita mati karena berbagai macam penyakit yang sebenarnya aman saja bagi orang yang tidak terkena demensia. Tanda-tanda awal terjadinya infeksi harus dilawan sehingga si penderita demensia bisa hidup lebih lama.
Dengan adanya demensia, sulit menduga apa yang menyebabkan kematian si penderita. Terjatuh sedikit saja, infeksi sedikit saja, bisa menyebabkan kematian bagi penderita demensia. Seperti yang dikatakan di atas, demensia itu sendiri jarang, jika ada, yang menyebabkan kematian. Melainkan, berbagai komplikasi yang timbul akibat demensia itulah yang kebanyakan menyebabkan kematian.
Berapa lama hingga kematian?
Jika Anda, atau orang yang Anda sayangi terdiagnosis demensia jenis apapun, Anda mungkin bertanya-tanya berapa lama Anda atau orang yang Anda kasihi tersebut akan bertahan hidup. Tak ada jawaban atas pertanyaan ini. Prognosis bagi demensia akan berbeda-beda tergantung pada si penderita. Sebagian pasien boleh jadi akan memasuki demensia tahap akhir dalam tempo beberapa tahun. Orang lain boleh jadi akan memakan waktu yang lebih dari sepuluh tahun, kadang-kadang lebih. Setiap kasus demensia adalah unik, jadi tidak ada cara mengetahui kapan, dan bagaimana, mereka akan mati.
Meningkatnya fatalitas
Banyak penyebab kematian, seperti penyakit jantung atau kanker, telah menunjukkan penurunan. Ketika teknologi semakin maju, mengobati pasien yang mengalami demensia semakin lebih mudah. Sekarang, demensia, khususnya Alzheimer’s, semakin menjadi ancaman. Alzheimer’s tidak bisa diobati, tidak ada obatnya, atau tidak ada cara untuk mencegahnya. Alzheimer’s hingga kini masih merupakan penyakit serius dengan penyebab yang belum sepenuhnya dimengerti.
Hal ini sedikit merupakan dilema bagi masyarakat kita. Ketika kita berhasil melawan banyak penyakit, kita mulai hidup lebih lama. Namun ketika kita menua, kita lebih besar kemungkinan akan mengalami demensia. Ini merupakan masalah baru yang harus kita hadapi di masyarakat kita.
Cari bantuan!
Hidup dengan demensia, atau mengetahui orang yang kita kasihi menderita demensia, bisa jadi pengalaman yang menakutkan. Jika Anda baru saja terdiagnosis demensia, Anda boleh jadi akan merasa tidak pasti dengan masa depan Anda. Jika Anda merawat orang yang menderita demensia, maka kesehatan mental Anda boleh jadi mengalami resiko. Atau Anda merasa tidak yakin bagaimana cara menyeimbangkan antara merawat orang yang Anda kasihi tersebut dengan merawat diri Anda sendiri. Dalam hal ini, Anda sebaiknya berbicara dengan seorang ahli terapi.
Bagi pasien demensia, mereka bisa mendapatkan motivasi untuk mencapai tujuan mereka sebelum penyakit tersebut mengalahkan mereka. Bagi yang merawat penderita demensia, mereka bisa menyeimbangkan antara merawat si penderita dengan berbagai aspek dalam kehidupan mereka sendiri,
https://www.betterhelp.com/advice/dementia/can-you-die-from-dementia-and-how-does-it-kill-you/
0 comments:
Post a Comment