Remaja Lebih Besar Kemungkinannya Akan Mengalami Kecanduan Mariyuana Dibanding Orang Dewasa Muda

<![endif]--> Remaja lebih besar kemungkinannya akan mengalami kecanduan mariyuana atau prescription drugs (obat-obat yang diresepkan) dibandingkan dengan orang dewasa muda dalam waktu setahun setelah mereka mencoba benda tersebut untuk pertama kalinya, menurut sebuah penelitian terbaru oleh National Institute on Drug Abuse, Amerika Serikat.

Laporan tersebut, yang diterbitkan pada hari Senin dalam jurnal peer-review JAMAPediatrics, semakin menambah banyaknya bukti-bukti bahwa remaja adolesens lebih rawan terhadap penyalahgunaan zat dibandinglkan dengan orang dewasa muda, dan  dengan demikian, semakin meningkatkan perlunya pendidikan pencegahan narkoba dan pendeteksian dini, kata para ahli kesehatan.

“Kita tahu bahwa orang muda lebih rawan mengalami penyalahgunaan zat,” kata Dr. Nora Volkow, direktur NIDA dan penulis utama dari analisis penelitian tersebut. “Meski tidak setiap orang yang menggunakan narkoba akan kecanduan, namun remaja akan mengalami kecanduan lebih cepat dibandingkan orang dewasa muda.”

Para peneliti di NIDA, sebuah bagian dari Insitute Kesehatan Nasional AS, menganalisis data yang berasal dari seluruh negara bagian yang didapat dari Survei Nasional Penyalahgunaan Obat-obatan dan Kesehatan yang dilaksanakan oleh lembaga Penyalahgunaan Zat dan Layanan Kesehatan Mental AS dari 2015 hingga 2018.

Mereka menemukan bahwa 10,7% remaja usia antara 12 hingga 17 tahun mengalami penyalahgunaan ganja, dibandingkan dengan 6,4% yang dialami orang dewasa muda usia antara 18 hingga 25.

Meski terdapat perbedaan pendapat seputar mariyuana sebagaimana beberapa negara bagian mulai men-dekrimilasisasi atau melegalkan penggunaan mariyuana untuk rekreasi, namun para remaja masih ada kemungkinan mengalami gangguan penyalahgunaan ganja yang bisa memengaruhi masa depan mereka, kata Dr. Krishna White, seorang dokter remaja adolesens di Rumah Sakit Anak-anak Philadelphia.

“Anda tidak mengalami kecanduan fisik yang sama, namun Anda bisa mengalami kecanduan psikologis (terhadap mariyuana),” katanya. “Dan Anda lebih besar kemungkinannya mengalami hal tersebut ketika usia Anda lebih muda.

Penelitian tersebut juga menemukan bahwa remaja lebih besar kemungkinannya, dibandingkan orang dewasa muda, akan mengalami kecanduan obat-obat yang diresepkan dokter (prescription drugs) dalam tempo 12 bulan.

·         11,2% remaja mengalami kecanduan opioid yang diresepkan (prescribed opioids), dibandingkan 6,9% orang dewsa muda.

·         13,9% remaja mengalami kecanduan stimulan yang diresepkan (prescribed stimulant), dibandingkan 3,9% orang dewasa muda.

·         11,2% remaja mengalami kecanduan obat penenang yang diresepkan (prescribed tranquilizers), dibandingkan 4,7% orang dewsa muda.

“Penelitian telah menunjukkan bahwa perkembangan otak berlanjut hingga seseorang berusia 20-an, dan permulaan penggunaan obat-obatan di usia tersebut merupakan salah satu faktor resiko yang sangat penting bahwa yang bersangkutan akan mengalami kecanduan,” kata Dr. Emily Einstein, co-author dari penelitian tersebut dan kepala Cabang Kebijakan Sains NIDA.

Hasil-hasil Penelitian tersebut tidak mengejutkan bagi White, yang mengatakan adalah penting bagi para orang tua untuk mengetahui perbedaan antara penggunaan untuk rekreasi dan penyalahgunaan zat.

“Ada kepercayaan di kalangan orang tua bahwa percobaan penggunaan obat-obatan dan alkohol itu merupakan hal biasa,” katanya. “Namun kita tahu bahwa semakin muda usia anak-anak mulai minum-minum, menghisap ganja dan menggunakan obat-obat yang diresepkan, semakin besar resikonya.”

Meski estimasi penggunaan kokain, methamphetamine, dan heroin di kalangan remaja adalah terlalu kecil untuk dilaporkan, namun hampir sepertiga dari orang dewasa muda mengalami gangguan penyalahgunaan heroin dan seperempat mengalami gangguan kecanduan methamphetamine dalam tempo setahun setelah mereka mencoba benda tersebut tuntuk pertama kalinya, kata penelitian tersebut.

Alkohol, mariyuana dan tembakau hingga kini masih merupakan zat yang paling banyak digunakan oleh remaja, menurut Pusat Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit AS.

Lembaga tersebut mengatakan bahwa penyalahgunaan zat bisa memengaruhi perkembangan dan pertumbuhan remaja dan berkontribusi terhadap meningkatnya masalah kesehatan pada orang dewasa di masa yang akan datang, seperti penyakit jantung, darah tinggi, dan gangguan tidur.

“Hal ini menggaris-bahwahi pentingnya pencegahan penyalahgunaan obat-obatan dan deteksi  penggunaan atau penyalahgunaan obat-obatan di kalangan remaja dan orang dewasa muda,” kata Einstein. “Menawarkan layanan berkala dan memberi dukungan bagi orang-orang muda yang membutuhkan hal itu harus menjadi prioritras dalam layanan kesehatan masyarakat.”

Follow Adrianna Rodriguez on Twitter: @AdriannaUSAT.

Health and patient safety coverage at USA TODAY is made possible in part by a grant from the Masimo Foundation for Ethics, Innovation and Competition in Healthcare. The Masimo Foundation does not provide editorial input.

This article originally appeared on USA TODAY: Marijuana study: Teens more likely to get addicted than young adults

https://www.yahoo.com/news/teens-more-likely-young-adults-100124150.html

comment 0 comments:

Post a Comment

 
© Hasim's Space | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger