Selain air, teh adalah minuman yang
paling terkenal di dunia, yang secara umum merupakan sesuatu yang baik: di samping lezat dan menenangkan—atau
membangkitkan energi, tergantung pada apa yang Anda inginkan dari teh tersebut—terdapat
banyak sekali penelitian yang telah menghubung-hubungkan teh dengan sejumlah
manfaat besar bagi kesehatan fisik dan mental. Yang terbaru, sebagai contoh,
beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa teh ada kaitannya dengan rendahnya
resiko depresi, kanker ovarium, penyakit Parkinson dan dimensia. Mengingat
kelebihan-kelebihan tersebut, mungkin semakin banyak Anda minum teh, semakin
baik, tapi penelitian terbaru telah menimbulkan secercah cahaya akan adanya
resiko-resiko serius yang bisa timbul akibat minum teh jenis tertentu. Teh bisa
mengandung atau menyerap berbagai senyawa beracun, tergantung pada banyak
hal—tergantung tanah di mana teh tersebut tumbuh, lingkungan, dan penyimpanan
pada waktu panen dan cara menyeduhnya. Sejumlah penelitian telah menemukan
elemen-elemen toksik dalam tingkatan berlebih pada banyak jenis teh. Perhatikan
bahaya-bahaya yang mungkin timbul di bawah ini, dan pelajari bagaimana cara
menurunkan atau menghindari bahaya-bahaya tersebut—sambil Anda tetap bisa minum
teh.
Ketahuilah
Resiko-resiko yang Mungkin Timbul
Logam Berat: Dalam sebuah penelitian tahun 2013 yang dimuat dalam Journal
of Toxicology, para peneliti
menguji 30 jenis teh dan menemukan bahwa semua jenis teh mengandung timbal (lead)
dalam jumlah besar—yang bisa menyebabkan penyakit jantung, ginjal dan
masalah-masalah reproduksi. Sekitar 73% dari teh yang diseduh (brewed)selama
tiga menit, dan 83% dari teh yang diseduh selama 15 menit, bisa mengandung timbal
dalam jumlah yang tidak aman, dan 20% dari teh yang diseduh selama 15 menit mengandung
aluminium dalam jumlah yang tidak aman. Sebuah penelitian tahun 2015 menemukan
bahwa teh-teh yang mengandung asam sitrat tambahan (added citric acid) kandungan
aluminium, kadmium dan timbal-nya meningkat, dan teh lemon kantong (lemon
tea bags) mengandung aluminium 10 hingga 70 kali lebih tinggi.
Fluorida: Menurut penelitian yang terbit pada tahun 2013, level
fluorida pada teh paket hemat melebihi anjuran yang diberikan untuk sehari-hari
dan mengandung fluorida dalam jumlah tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan
dengan teh yang mahal. “Teh-teh yang berharga lebih mahal diketahui mengandung
konsentrasi fluorida dalam jumlah yang lebih sedikit,” kata penulis peneliti Laura
Chan, Ph.D, seorang profesor di Universitas Derby di Inggris, perbedaan ini
timbul kemungkinan karena bagian—bagian tumbuhan yang dipanen berbeda dan
teknik yang digunakan untuk memanen juga berbeda. Mengonsumsi terlalu banyak
fluorida bisa merusak gigi, tulang-belulang dan persendian, dan tubuh kita menyerap
lebih banyak fluorida ketika berpuasa.
Pyrrolizidine Alkaloids: Sebuah penelitian dari tahun 2015
yang terbit dalam jurnal Food Chemistry
menganalisis 44 sampel teh herbal yang ditujukan untuk bayi dan wanita hamil
dan wanita yang sedang menyusui. Mereka menemukan bahwa 38 di
antaranya—86%!—positif mengandung pyrrolizidine alkaloids, racun yang
diproduksi oleh beberapa tumbuhan berbunga yang bisa menyebabkan kerusakan
liver. Temuan ini penting khususnya bagi wanita hamil dan wanita menyusui
karena mereka bisa menurunkan senyawa tersebut ke fetus atau bayi mereka, yang
adalah lebih rentan terhadap efek toksik dari pyrrolizidine alkaloids karena berat tubuh mereka yang rendah.
Bagaimana
Caranya Minum Teh yang Aman
1.
Selalulah
seduh teh selama kurang dari tiga menit, dan “hindari teh yang berasal dari
wilayah-wilayah yang lebih terkontaminasi,” seperti China, India dan Sri Lanka,
kata Gerry Schwarfenberg, MD, dari Universitas Alberta, Edmonton di Kanada,
salah satu peneliti dalam penelitian tentang logam berat pada tahun 2013. “Teh
dari China mengandung timbal dan aluminium yang tinggi, kemungkinan karena berasal
dari tanah yang terkontaminasi karena ada banyak pembangkit listrik tenaga batu
bara di dekat kebun teh di sana. Pertimbangkan memilih teh putih (white tea)—daun-daun teh putih masih muda
dan tidak menyerap logam berat dalam waktu yang lama,” dan dihidangkan di dalam
gelas bukannya di dalam cangkir porselen, karena cangkir porselen bisa mengandung timbal pada
lapisan kilapnya (glasir-nya). Anda bisa meminimalisir efek logam berat dengan
asupan mineral esensial dan vitamin D yang cukup.
2.
Gantilah teh
kantung atau teh lemon (lemons tea)
dengan teh daun. “teh lemon dalam kantong--
berbentuk bubuk--biasanya lebih buruk kualitasnya daripada teh daun” dan
mengandung logam berbahaya lebih tinggi daripada teh yang diseduh dari daun
utuh,” kata Magdalena Jeszka-Skowron, PhD dari Universitas Teknologi Poznan di
Polandia, yang merupakan salah satu penulis dalam penelitian tentang teh lemon tersebut.
Seduhlah teh kantong lebih sebentar daripada teh daun supaya kandungan logam
berbahaya-nya lebih sedikit, dan jangan tambahkan lemon pada teh Anda sebelum teh
tersebut selesai diseduh, dan ampas teh daun atau kantong teh-nya sudah dibuang.
Kalau tidak, “ketika Anda menambahkan lemon pada teh Anda sebelum ampas
dibuang, maka pH teh tersebut akan turun dan akan lebih banyak logam berbahaya yang
terserap ke teh.
3.
Untuk
mengurangi eksposur fluorida, lagi—batasi waktu seduhnya, dan pilihlah merek
teh yang lebih mahal jika Anda minum lebih dari empat cangkir sehari. “Jika
Anda ingin mengurangi asupan florida, mengonsumsi teh ramuan murni seperti Assam, Ceylon, Oolong atau Darjeeling kiranya
merupakan cara tepat untuk itu,” kata Chan. Dan untuk mengurangi jumlah fluorida
yang Anda serap, jangan minum teh jika perut kosong.
4.
Campurlah—jangan
terpaku hanya pada satu merek atau produk. “Sebaliknya, gantilah dengan produk-produk
yang berbeda-beda dari pemasok yang berbeda-beda pula,” kata Tilll Beurle, Ph.D
dari Braunschweig University of
Technology, seorang penulis pada penelitian tentang pyrrolizidine alkaloids.
Sebagai contoh, jangan hanya minum satu teh peppermint
dari satu merek saja, tetapi minumlah teh peppermint
yang berbeda-beda dari perusahaan yang berbeda-beda pula. Sejauh ini, teh-teh
yang mengandung toksin berbasis tumbuhan dengan level yang tinggi, “yang paling
besar kandungannya adalah teh rooibos,
juga teh peppermint, dan teh chamomile (dengan kandungan yang lebih rendah),
dan teh-teh herbal lainnya seperti teh fennel
(adas manis) dan campuran daripadanya, tapi teh hitam juga telah ditemukan
positif ( mengandung pyrrolizidine alkaloids), akan tetapi hampir tidak ada
sampel positif ditemukan sejauh ini di dalam teh-teh buah murni.
From: Woman's Day
http://www.delish.com/food-news/a45400/dangers-of-tea/
0 comments:
Post a Comment