Alamat Palsu


Ada satu hal yang menggelitik perasaan saya ketika mendengar lagu ‘Alamat Palsu’ yang kini sedang meledak, yang dinyanyikan oleh Ayu Ting Ting, yaitu frasa ‘ke sana ke mari membawa alamat’.

Mendengar frasa tersebut dinyanyikan, yang terlintas dalam pikiran saya adalah seseorang berjalan ke sana ke mari membawa nama tempat tinggal seseorang. Betapa tidak, istilah ‘alamat’ salah satunya merujuk pada tempat tinggal seseorang, seperti dalam kalimat ‘dia menuliskan alamatnya di buku tamu’, atau ‘alamat kantor itu, Jl. Kesuma no.76’, misalnya.

Menurut KBBI online, ‘alamat’ berarti, [n] (1) tanda; pertanda (tanda akan terjadi sesuatu): diberi -- dng bunyi meriam; mendungnya pekat -- akan hujan; (2) sasaran; tujuan: empat kali menembak -- itu tidak kena juga; (3) nama orang dan tempat yg menjadi tujuan surat (telegram dsb); nama dan tempat tinggal seseorang; adres: -- surat ini kurang jelas; ia menuliskan -- nya di buku tamu; (4) ark nama buku dsb; judul: -- buku ini ditulis dng huruf besar-besar.

Dari konteks lagu ‘Alamat Palsu’ yang sedang ngetop itu, jelas istilah ‘alamat’ di situ merujuk pada pengertian nomer 3, yaitu nama dan tempat tinggal seseorang; adres. Jadi, dalam hal ini, ‘alamat’ bukanlah sesuatu yang bisa dibawa-bawa; alamat adalah nama tempat tinggal seseorang yang tidak bergerak, dan tidak mungkin dibawa-bawa. Dengan demikian, frasa ‘ke sana ke mari membawa alamat’ jelas keliru, dan tidak nalar.

Nama tempat tinggal seseorang lazimnya dihafal, atau dicatat untuk diingat oleh orang yang berkepentingan. Jika nama tempat tinggal tersebut cukup panjang orang biasanya mencatatnya, sedangkan nama tempat tinggal yang pendek seperti nama kota, nama provinsi, atau nama negara saja, cukup diingat-ingat di kepala.

Dalam konteks lagu ‘Alamat Palsu’ di atas, nama tempat tinggal yang dimaksud tentu tidak sederhana sehingga orang yang mencarinya memerlukan catatan supaya tidak meleset. Saya kira catatan itulah yang dibawa-bawa oleh si pencari alamat ke sana ke mari ketika dia mencari kekasihnya, bukan alamatnya.

Jadi semestinya frasa itu berbunyi, ‘ke sana ke mari membawa catatan’. Atau ubah saja kata ‘membawa’ menjadi ‘mencari’ sehingga maknanya menjadi lebih tepat dan lebih masuk akal. Bukankah nama tempat tinggal seseorang itu hanya bisa dicari bukan dibawa.

comment 0 comments:

Post a Comment

 
© Hasim's Space | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger