Apakah Belajar Tanpa Komputer Itu Lebih Baik?


Sekolah-sekolah di Waldorf melarang penggunaan komputer di ruang kelas guna untuk menggairahkan anak-anak belajar melalui pemberian tugas-tugas yang taktil (tactile) dan kreatif. Lucunya, banyak para pembesar di Silicon Valley yang mendukung hal ini..

 

Best Opinion:  Babble, San Francisco Chronicle, The Stir

Boleh jadi sekarang adalah era belajar di kelas dengan komputer, namun tidak semua orang yakin komputer bisa membantu anak-anak belajar. Banyak orang tua di Silicon Valley, yang bekerja di perusahaan-perusahaan teknologi terkemuka seperti Google dan Apple, kini mengirim anak-anak mereka ke sekolah-sekolah yang mahal di Waldorf di mana ruang belajarnya tidak dilengkapi dengan teknologi, menurut laporan The New York Times baru-baru ini. Filosopi Waldorf yang sudah berusia seabad mengajarkan belajar melalui aktifitas fisik dan kreatifitas. Murid-murid di sekolah ini belajar melakukan pemecahan dengan merajut ( knitting), atau belajar pecahan dengan cara membelah kue. Pertanyaannya, apakah anak-anak belajar dengan lebih baik jika tanpa menggunakan gadget berteknologi tinggi?
   
Filosofi ini baik untuk anak-anak dan orang tua: Sekolah-sekolah ini “sedang berusaha melakukan sesuatu,” kata Amy Windsor dari Babble. Jika saya mengingat-ingat masa sekolah saya yang tanpa menggunakan teknologi, saya tidak bisa membantah bahwa itu adalah keadaan yang ideal, dan saya kira baik bagi anak-anak saya untuk mendapatkan dorongan imajinasi yang sama, pengalaman belajar dengan tanpa teknologi gadget, sekurangnya sampai usia mereka remaja. Dan jika para orang tua yang lain menghindari penggunaan gadget bagi anak-anak mereka, maka filosofi ini bisa menjadi “a boon to the whole family” (hikmah bagi semua).
Apakah sekolah-sekolah di Waldorf merupakan antidote bagi keluarga-keluarga yang jenuh teknologi? ( "Are Waldorf Schools the antidote for tech-saturated families?" )
Dan ada landasan ilmunya: Sejeumlah besar penelitian ilmiah menunjukkan bahwa “komputer lebih merupakan penghalang pembelajaran daripada membantu,” kata Amy Graff dari San Fransisco Chronicle. Para peneliti telah menemukan bahwa software pendidikan tidak membantu para siswa menguasai informasi atau belajar membaca dengan lebih baik dibandingkan dengan metode-metode pembelajaran lama. Sebagian ilmuwan bahkan telah menemukan bahwa terlalu banyak menggunakan komputer tidak baik untuk otak anak-anak, jadi sebaiknya tunda dahulu penggunaan gadget dalam pembelajaran hingga mereka lulus SD. 
Kaum eksekutif teknologi mengirim anak-anak mereka ke sekolah yang tidak menggunakan komputer ("Tech execs send kids to anti-computer school").
Namun teknologi tidaklah selamanya buruk: Ada “bahaya yang nyata jika kita membiarkan anak-anak kita terlalu tergantung pada teknologi, dan tidak belajar di dunia nyata yang berlumpur,” kata Julie Ryan Evans dari The Stir, namun demikian, tentu Anda tidak menginginkan anak-anak Anda tertinggal dalam bidang teknologi di dunia yang teknologi-sentris ini. Saya juga telah menyaksikan betapa senangnya anak-anak saya, dan betapa banyak yang telah mereka pelajari, dari aplikasi pendidikan dan games di komputer, dan segala sesuatu yang “membangkitkan semangat anak-anak untuk belajar adalah baik menurut buku yang saya pelajari.” 
Sekolah-sekolah di Waldorf menunjukkan bahwa belajar dengan tanpa bantuan teknologi lebih baik bagi murid-murid ("Waldorf schools show learning with less technology may be better for students")
POSTED ON OCTOBER 31, 2011, AT 7:45 AM

comment 0 comments:

Post a Comment

 
© Hasim's Space | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger