Study terbaru menunjukkan bahwa zat kimia yang biasa ditemukan pada sabun boleh jadi berbahaya bagi aktifitas otot. Photo via Flickr user Lauratitian |
Perhatikan botol sabun tangan antibakterial
di kamar mandi Anda. Ada kemungkinan zat kimia tertentu tercantum sebagai ingredient sabun terebut: triclosan.
Zat antibakterial tersebut, yang
pertama kali dikembangkan pada tahun 1960-an untuk mencegah infeksi bakterial
di rumah sakit, telah banyak digunakan dalam produk-produk keperluan
sehari-hari mulai dari sabun hingga sikat gigi hingga obat kumur. Para produsen
menganggapnya sebagai bonus, yang menambah kepercayaan para konsumen bahwa
produk tersebut bisa membunuh bakteri berbahaya. Bahkan beberapa produk rumah
tangga—seperti peralatan dapur, mainan dan selimut—mengandung triclosan.
Dalam beberapa tahun belakangan ini,
penelitian telah mengungkap adanya sejumlah masalah yang melibatkan triclosan
secara luas. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa zat kimia tersebut bisa mengganggu
sistem endoktrin pada beberapa jenis hewan berbeda, menyatu dengan situs-situs
reseptor dalam tubuh, yang bisa mencegah hormon tiroid berfungsi secara normal.
Sebagai informasi tambahan, triclosan
menyusup ke dalam kulit dan masuk ke dalam aliran darah dengan cara yang lebih
mudah dari yang diperkirakan orang, dan telah muncul di mana-mana mulai dari
lingkungan akuatik hingga ke dalam ASI dalam jumlah cukup mengganggu.
Berkenaan dengan ini, ada satu hal
penting lagi: sebuah paper terbaru, yang diterbitkan dalam Proceedings
of the National Academy of Sciences, mengindikasikan bahwa triclosan bisa mengganggu fungsi otot baik pada hewan maupun manusia.
Studi tersebut, yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas California,
Davis, menemukan bahwa zat kimia ini bisa menghalangi kontraksi otot pada
manusia pada level sel dan menghambat otot-otot normal dari berfungsi pada ikan
dan tikus.
“Triclosan
ditemukan hampir di semua rumah tangga dan menyebar luas dengan mudah dalam
lngkungan,” kata penulis kepala Isaac Pessah. “Temuan ini
menunjukkan bukti kuat bahwa zat kimia ini bisa mempengaruhi kesehatan manusia
dan lingkungan.”
Dalam tahap pertama dari studi
tersebut, para peneliti mengekspos sel-sel otot manusia secara individual, baik
otot jantung maupun otot-otot rangka (skeletal
muscles) yang khas, terhadap konsenstrasi triclosan yang serupa dengan apa yang dialami oleh tubuh kita dalam
kehidupan sehari-hari. Kemudian, mereka menggunakan simulasi elektrik untuk
membuat sel-sel otot tersebut berkontraksi. Dalam keadaan normal, simulasi-simulasi elektrik bisa
langsung menimbulkan kontraksi otot—sebuah mekanisme yang bertanggung jawab
bagi keseluruhan aktifitas otot kita. Namun, dalam sel-sel yang terisolasi,
eksposur terhadap triclosan bisa
mengganggu komunikasi antara dua protein penting bagi otot untuk berfungsi
dengan layak, yang menyebabkan kegagalan baik pada sel-sel otot jantung dan
sel-sel otot rangka.
Tim penelitian tersebut juga menguji
efek dari zat kimia tersebut pada dua
jenis hewan hidup—tikus dan fathead
minnows (sejenis ikan kecil). Pada tikus, fungsi otot jantung (heart muscle) berkurang sebanyak 25
persen setelah diberi triclosan dosis
tunggal, dan kekuatan cengkeraman mereka berkurang sebanyak 18 persen.
Ikan minnow sengaja digunakan dalam eksperimen ini untuk menggambarkan
efek dari triclosan dalam lingkungan laut. Setelah diekspos terhadap
konsenstrasi triclosan yang ekuivalen
dengan konsenstrasi yang biasa ditemukan di alam nyata selama 7 hari, ternyata ikan-ikan
minnow tersebut menjadi perenang yang
lebih buruk secara signifikan dibandingkan dengan ikan-ikan minnow yang tidak diekspos terhadap triclosan, dan menjadi kurang efektif
dalam uji berenang yang disimulasikan untuk menghindar dari kejaran pemangsa.
Menggunakan penelitian-penelitian pada
hewan untuk membuat asumsi serupa pada kesehatan manusia selalau menimbulkan
keraguan, namun para peneliti mengatakan fakta bahwa triclosan menimbulkan akibat yang serupa dalam kondisi yang berbeda
secara luas dengan hewan yang berbeda—dan efek merusak dari zat kimia tersebut
pada sel-sel jantung manusia dalam tabung reaksi (test
tubes)—adalah hal-hal yang perlu diperhatikan. Efek triclosan terhadap
fungsi jantung (cardiac) adalah
benar-benar dramatis,” kata co-author
Nipavan Chiamvimonvat.
“Meski triclosan tidak diregulasi
seperti obat-obatan, namun senyawa ini bekerja layaknya depresan jantung yang ampuh
dalam model-model yang kami miliki.” Dia berpekulasi bahwa dalam beberapa hal, triclosan boleh jadi bertanggung jawab
dalam memperburuk masalah jantung pada pasien-pasien yang mempunyai kondisi dasar (underlying condition) bagi penyakit jantung.
Di samping
itu, FDA (Balai Pengawasan Obat dan Makanan
Amerika) telah mengeluarkan pernyataan bahwa tidak ada bukti bahwa mencuci tangan dengan sabun-sabun
antibakterial yang mengandung triclosan
mempunyai manfaat kesehatan yang lebih
baik dibandingkan dengan hanya mencuci tangan dengan sabun biasa dan air, dan lembaga
tersebut kini sedang melaksanakan pengkajian resiko (risk assessment) terhadap zat kimia tersebut. “Triclosan bisa bermanfaat dalam beberapa hal, akan tetapi triclosan juga telah menjadi sebuah faktor
“nilai tambah” dalam pemasaran yang digunakan di mana-mana yang sebenarnya bisa
jadi lebih membahayakan daripada menguntungkan,” kata co-author Bruce Hammock. “Paling tidak, temuan kami ini
bisa merupakan himbauan agar penggunaan triclosan
bisa dikurangi secara dramatis.
Posted By: Joseph Stromberg
— Fish,In the News,Mammals,Science,The Human
Body | Link | Comments (48)
Read more: http://blogs.smithsonianmag.com/science/2012/08/triclosan-a-chemical-used-in-antibacterial-soaps-is-found-to-impair-muscle-function/#ixzz2O5cmj86T
Follow us: @SmithsonianMag on Twitter
http://blogs.smithsonianmag.com/science/2012/08/triclosan-a-chemical-used-in-antibacterial-soaps-is-found-to-impair-muscle-function/
0 comments:
Post a Comment