Provigil produksi Cephalon Inc.'s digunakan untuk mengatasi rasa kantuk yang berlebihan yang disebabkan oleh narcolepsy. |
Mereka semua ada di sekililing kita, kaum yang sukses secara
diam-diam. Mereka berbagi rahasia yang membuat mereka sukses, namun, bukan soal
tekad dan ketekunan dalam bekerja namun sebuah senjata rahasia, sebuah pil yang
bernama Provigil.
Ada seorang tukang lobi (lobbyist),
yang bangun pukul 5 pagi untuk melakukan dua kali latihan secara penuh sebelum
berangkat kerja.
“Saya tidak bisa melakukan ini tanpa Provigil. Anda tahu, walaupun
bisa tapi hasilnya tidak akan sama,” katanya pada ABC News, sambil meminta namanya tidak disebutkan. “Mengagumkan….
Saya tidak tahu… mengapa banyak orang yang tidak tahu tentang pil ini.”
John Withers, seorang programer komputer, bisa menulis code selama 12 jam sekali waktu.
“Pil ini membantu Anda tetap fokus selama jangka waktu yang
luarbiasa lama,” katanya.
Dan kemudian ada seorang peneliti otak yang bisa menemukan
hubungan-hubungan yang tidak bisa dilihat oleh orang lain. Dia meminta namanya
tidak disebutkan.
“Ini hari yang cerah,” katanya. “Tidak terlihat kabut di
langit.”
Provigil sebenarnya hanya disetujui untuk penyakit narcolepsy, apnea tidur atau untuk orang
yang bekerja dengan jadwal yang tidak teratur, namun di samping mereka yang
mengkonsumsi pil ini untuk tujuan tersebut terdapat orang-orang Amerika yang
sehat yang meminum pil tersebut hanya untuk meningkatkan energi dan mempertajam
fokus. Provigil terbukti bisa menggairahkan pikiran sedemikian rupa sehingga pil
tersebut dijuluki “Viagra untuk otak.”
Penjualan dengan resep dokter untuk obat-obatan jenis ini telah
meningkat sebanyak 73 persen dalam waktu empat tahun terkahir ini, dari $832,687,000
pada tahun 2007 menjadi $1,440,160,000 pada
tahun 2011, menurut IMS Health.
Di internet ada ratusan situs yang memberi informasi tentang
Provigil yang isinya menjelaskan bagaimana mencari dokter untuk meminta resep
atau bagaimana cara memperoleh obat ini tanpa resep dokter.
Banyak pengguna Provigil yang sekretif, tapi tidak Dave Asprey,
seorang eksekutif yang sukses dari perusahaan keamanan Internet yang bernilai
miliaran dolar yang sering kali memulai harinya pada pukul 4:45 pagi dengan menenggak
sebutir pil.
“[Pil tersebut] bisa jadi merupakan perbedaan antara hari di
mana saya hanya menjalankan hidup saya dengan cara biasa dengan hari di mana saya
menjalankan hidup saya dengan cara terbaik
,” kata Asprey pada ABC News.
Asprey mengatakan suatu kali dia terbang selama 20 jam ke
Australia nyaris tanpa tidur, turun dari pesawat, minum Provigil dan kemudian
menyampaikan serangkaian pidato yang begitu bagus hingga menjadi berita di koran-koran
setempat.
Sebagai sebuah eksperimen ABC
News meminta Asprey untuk berhenti minum obat tersebut selama tiga hari.
Tanpa obat tersebut, katanya dia jadi lemas.
“Saya perhatikan pidato saya hanya sedikit sekali yang berubah,”
katanya.
Setelah tiga hari, Asprey minum Provigil kembali dan dia
mengatakan hanya diperlukan waktu 17 menit baginya untuk memulihkan keadaan.
Katanya dunia tiba-tiba jadi cerah kembali.
Asprey membandingkan adegan dalam film "The Wizard of
Oz" di mana segalanya berubah dari hitam menjadi putih.
ABC News meminta Asprey melakukan
test kognitif, dan ditemukan adanya peningkatan yang menonjol dibandingkan dengan
hari-hari tanpa Provigil.
Jadi, haruskan kita semua mengonsumsi Provigil?
Dokter mengingatkan bahwa Anda sebenarnya menumpuk-numpuk resiko
dengan mengonsumsi obat ini. Belum ada studi jangka panjang tentang Provigil
dan efeknya terhadap otak yang sehat belum pernah diteliti. Dokter juga
mengingatkan bahwa efek samping yang memungkinkan dari mengonsumsi obat ini
termasuk gangguan tidur dan ruam ganas (lethal rashes) atau lebih buruk dari
itu.
Provigil adalah agen anti-tidur (wake-promoting agent), namun para dokter mengakui mereka tidak tahu
pasti bagaimana cara kerja obat ini.
“Provigil bukanlah pengganti tidur. Kurang tidur bisa
menyebabkan dan memperburuk penyakit jantung, diabetes dan tekanan darah
tinggi,” kata Dr. Joanne Getsy, kepala Bagian Pengobatan Tidur di Drexel University College of Medicine di
Philadelphia.
Dan belum ada studi yang membuktikan bahwa performa seseorang
meningkat dengan mengonsumsi Provigil. “Kurang tidur sebenarnya bisa
memperburuk performa tubuh,” kata Getsy.
“Ini sangat menarik, namun saya kira penggunaan dalam jangka panjang
bukanlah sebuah ide yang bagus,” kata Dr. Martha Farah, seorang ahli neurosains
kognitif di Universitas Pennsylvania. “Kita sebenarnya hanya tahu serba sedikit
tentang efek jangka panjang dari obat ini.”
Yang mengherankan, Asprey
mengatakan bahkan meski kelak terbukti Provigil bisa memperpendek
usianya dia tidak akan berhenti mengonsumsi obat tersebut dan demikian pula halnya
dengan si lobbyist dan sang peneliti
otak di atas. Mereka mengatakan pada ABC
News bahwa mereka tidak khawatir dan tidak berencana akan berhenti mengonsumsi
obat tersebut.
“Saya hanya ingin benar-benar hidup selama saya masih diberi
kesempatan untuk hidup. Saya ingin hidup saya sepenuhnya awas, fokus, dan siap
sepanjang waktu,” kata Asprey. “Provigil membantu saya mencapai itu.” (By DAN HARRIS (@danbharris) , LANA ZAK (@LanaZak) and DR. MARK ABDELMALEK(@DrMarkABC)
0 comments:
Post a Comment