(Brandon Wade/ AP Images for Dr. Pepper Snaple Group) |
Masalah jantung dan tak sadarkan
diri (fainting) yang dialami oleh
seorang wanita berusia 31 tahun boleh jadi ada hubungannya dengan fakta bahwa wanita
tersebut hanya meminum minuman bersoda kira-kira sepanjang separuh dari
usianya, menurut sebuah laporan tentang kasus tersebut.
Si wanita tersebut, yang tinggal di
Monako, sebuah negeri kecil di dekat Prancis, dibawa ke rumah sakit setelah dia
tak sadarkan diri. Test darah menunjukkan bahwa dia menderita kekurangan
potassium pada level yang parah. Dan test aktifitas elektrik jantungnya
menunjukkan bahwa dia menglami sebuah kondisi yang disebut sindrom perpanjangan
QT (long QT syndrome), yang bisa
menyebabkan detak jantung jadi tak menentu.
Si wanita tersebut tidak mempunyai
sejarah keluarga berpenyakit jantung atau menderita masalah hormon. Namun dia
mengatakan pada dokternya bahwa, semenjak berumur 15 tahun, dia tidak lagi minum
air—soda (kususnya cola) adalah satu-satunya minuman yang dia minum. Dia minum
sekitar 2 liter cola setiap hari, katanya.
Setelah berhenti minum soda hanya
seminggu saja, level potassium dan aktifitas elektrik jantung si wanita
tersebut kembali ke normal.
Minum terlalu banyak cola bisa menyebabkan
air yang masuk ke usus besar (bowels)
berlebihan, yang akhirnya bisa menyebabkan diare, dan kehilangan potassium,
kata para peneliti. Kafein yang tinggi juga bisa meningkatkan produksi urin dan
menurunkan reabsorpsi potassium, kata para peneliti. Potassium memainkan peran
penting dan membantu detak jantung seseorang, dan kekurangan potassium bisa
menyebabkan masalah detak jantung (heart rhythm problems).
Setelah mencari kasus-kasus serupa
lainnya, para peneliti menemukan adanya enam laporan tentang konsumsi cola yang
berlebihan yang diperkirakan berhubungan dengan masalah medis yang buruk,
termasuk masalah detak jantung.
“Salah satu pelajaran yang bisa dipetik
dari kejadian ini adalah bahwa para dokter ahli jantung perlu menyadari adanya
hubungan antara konsumsi cola dan kekurangan potassium, dan mereka harus
bertanya pada pasien yang mengalami sindrome perpanjangan QT tentang kebiasaan
minum mereka,” kata peneliti studi Dr. Naima Zarqane, dari Princess Grace Hospital Centre di Monaco.
Penelitian ke depan harus menguji
apakah mereka yang minum cola secara berlebihan mempunyai level potassium yang
lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak minum cola, kata para peneliti.
Konsumsi soda yang berlebihan bisa
juga menyebabkan peningkatan berat badan, yang juga merupakan sebuah faktor
resiko bagi penyakit jantung, kata para peneliti.
Laporan tentang
kasus tersebut dipresentasikan minggu ini di dalam pertemuan European Heart Rhythm Association di
Athena, Yunani. Laporan tersebut belum diterbitkan dalam jurnal tinjauan
sejawat.
(Rachael Rettner, LiveScience Senior
Writer June 25, 2013)
Follow Rachael Rettner @RachaelRettner.
FollowLiveScience @livescience,
Facebook&Google+. Original article on LiveScience.com .
Copyright
2013 LiveScience,
a TechMediaNetwork company. All rights reserved. This material may not be
published, broadcast, rewritten or redistributed.
http://news.yahoo.com/woman-drinks-only-soda-16-years-suffers-heart-111020462.html
0 comments:
Post a Comment