(ABC News) |
Keluarga terdekat yang kita manusia punya
dalam populasi invertebrata yang amat besar yang memenuhi bumi ini adalah kecil
saja, yaitu makhluk laut (marine critter)
yang tidak menarik yang berbentuk seperti bunga yang mengagumkan dalam hal
kemampuan mereka melakukan regenerasi bagi tisu tubuh mereka yang rusak hanya
dari pembuluh darah mereka saja.
Para ilmuwan percaya makhluk yang
unik ini, yang hanya satu dari sekian banyak hewan tak bertulang belakang yang
dikenal sebagai “sea squirts,” atau “tunicates,” boleh jadi menyimpan rahasia
genetik yang pada akhirnya bisa membuat kita manusia mampu menumbuhkan kembali
lengan kita yang patah misalnya, atau menerima jantung dari orang lain tanpa
takut akan terjadi penolakan.
Tapi, sialnya, jika hewan kecil yang
bersahaja ini akan menjadi penyelamat bagi kita, maka kita harus menerima sisi
gelapnya pula. Hewan ini bisa mencemari pantai-pantai dan perahu-perahu kita,
dan menjajah kepiting dan kerang dan membunuh banyak makhluk asli setempat. Dan
hewan ini suka berada di pelabuhan yang sangat kotor.
Botryllus schlosseri, atau umum dikenal sebagai bintang emas, mungkin karena sering berwarna
keemasan dan terlihat seperti sebuah bintang, atau sekuntum bunga, atau sebuah
blob, boleh jadi merupakan player
dalam dunia hewan tanpa tulang belakang, yang mencakup 95 persen dari spesies
hewan di dunia. Namun makhluk ini bisa mempunyai masa depan yang sangat cerah
dalam dunia kedokteran.
Makhluk ini dipercaya merupakan
hewan invertebrata pertama yang mempunyai sistem jantung yang vaskuler (vasculature), yang serupa dengan jantung
manusia, dengan sel-sel darah yang berjalan melalui pembuluh-pembuluh darah.
Tapi yang mengherankan, makhluk ini bisa menumbuhkan kembali semua anggota
tubuhnya hanya dari pembuluh-pembuluh darahnya.
Keseluruhan tubuhnya bisa melakukan
regenerasi dari vaskulatur semata, jantung, sistem digestif, tisu-tisu tubuh yang
rumit,” kata Ayelet Voskoboynik dari Institut Sel Inti Universitas Stanford
dalam sebuah penelitian. “Dan dia bisa melakukan ini dengan relatif cepat,
kemungkinan dengan menggunakan sel-sel inti.”
Voskoboynik dan sebuah tim
internasional yang terdiri dari para ilmuwan baru saja berhasil mengurutkan
genom dari Botryllus schlosseri ini,
yang selanjutnya bisa kita sebut saja sang “bintang.” Harapannya adalah begitu
para ilmuwan memahami bagaimana gen-gen bekerja di dalam tubuh si
bintang tersebut, mereka akan mampu menemukan cara-cara baru dalam hal penanganan
berbagai penyakit manusia.
Sang bintang ini hanya memiliki
580 juta pasangan basa DNA (base pairs of
DNA), dibandingkan dengan 3 juta pasangan basa pada manusia, namun ada
kesamaan dari keduanya dalam jumlah yang mengejutkan. Para peneliti menemukan
bahwa 77 persen dari gen-gen manusia juga terdapat di dalam tubuh sang bintang ini.
“Kami menemukan gen-gen yang kritikal
terhadap perkembangan dan fungsi jantung, dan mata, dan kemampuan mendengar
pada makhluk vertebrata,” kata laporan mereka dalam penelitian mereka,
yang diterbitkan di dalam jurnal eLIFE.
“Mutasi yang terjadi di dalam gen-gen ini berimplikasi dalam berbagai penyakit
dan gangguan yang dialami manusia, termasuk penyakit jantung, katarak, dan
penyakit tuli.
Ada alasan untuk mempercayai bahwa
sang bintang ini memiliki rahasia genetik yang telah mengganggu para penderita penyakit
jantung yang telah menerima transplantasi jantung baru yang ternyata ditolak
oleh tubuh mereka sendiri.
Si bintang ini membentuk
koloni-koloni yang terdiri dari individual-individual yang membentuk berbagai cluster dalam berbagai pola, menyerupai bintang,
bunga, atau opal. Namun yang mengagumkan, ketika salah satu koloni bertemu
dengan koloni lainnya, kedua koloni tersebut bisa bergabung dan kemudian secara perlahan menjadi satu,
atau kedua koloni tersebut memutuskan untuk tidak bergabung, yang mengisyaratkan bahwa makhluk
ini tahu bagaimana menerima atau menolak seperangkat organ lain. Adalah menarik
untuk mnegetahui dengan pasti rahasia di balik ini semua.
Meski biasanya berwarna oranye atau
kuning, namun makhluk ini bisa juga berwarna merah, hitam, hijau, atau gabungan
dari berbagai warna, dan makhluk ini bisa membentuk bergai bentuk yang
berbeda-beda tergantung pada benda padat tempat mereka menempel, sering kali di
bagian bawah kapal, atau pada benda-benda yang berguna di pinggir pantai. Dan di
sanalah konflik bisa terjadi.
Beberapa koloni bisa bergabung
bersama-sama dan membentuk permadani-permadani raksasa yang menutupi segala
sesuatu mulai dari terumbu karang hingga lambung kapal hingga berbagai organisme
laut lain, yang kemudian sering kali menyebabkan kematian dari hewan atau
tumbuhan yang ada di sana. Makhluk ini sangat invasif, terbukti dengan
pertumbuhan mereka yang sangat cepat di kedua pesisir Utara Amerika.
Sang bintang ini dipercaya merupakan
makhluk asli Eropa yang dengan berbagai cara bisa berpindah ke Pesisir Timur
beberapa dekade yang lalu, kemungkinan dengan cara menumpang pada lambung
sebuah kapal. Pada pertengahan tahun 1940-an makhluk laut ini juga ditemukan di
Teluk San Fransisco dan semenjak itu telah ditemukan pula di Baja California
hingga British Columbia.
Namun meski bisa jadi merupakan
gangguan bagi yang lain, makhluk ini tampaknya juga bisa menjadi pahlawan bagi
yang lain. Peran tersebut telah diramalkan oleh Charles Darwin pada pertengahan
tahun 1800-an.
Darwin ketika itu berpikir bahwa
makhluk yang aneh namun mengesankan ini bisa jadi membantu kita untuk memahami
bagaimana kehidupan ini berevolusi hingga tercipta makhluk vertebrata, seperti
kita manusia.
Sepertinya tidak terlalu aneh, bahwa
sekarang kita tahu bahwa kita mempunyai banyak sekali kesamaan gen dengan
saudara jauh kita yang tidak pernah kita sadari sebelumnya.
http://gma.yahoo.com/sea-squirt-could-help-grow-limbs-043807953--abc-news-tech.html
0 comments:
Post a Comment