Seorang gembala India dengan untanya (Foto: Rajesh Kumar Singh/AP) |
Para sarjana Alkitab telah lama menyadari ada banyak kisah-kisah dan cerita-cerita di dalam kitab suci tersebut yang tidak ditulis oleh para saksi mata, dan menurut penelitian terbaru, bukti lebih jauh dari kesenjangan historis ini adalah unta yang punggungnya berpunuk.
Penelitian terbaru yang menggunakan teknik penanggalan radioaktif-karbon menunjukkan bahwa hewan tersebut bukan hewan peliharaan hingga ratusan tahun setelah terjadi peristiwa-peristiwa seperti yang digambarkan dalam Kitab Kejadian (Book of Genesis). Penelitian tersebut diterbitkan oleh Erez Ben-Yosef and Lidar Sapir-Hen, dua ahli arkeologi dari Universitas Tel Aviv di Israel. Mereka berdua percaya unta tidak dipelihara di wilayah Mediteranea timur hingga abad ke-10 SM.
Dengan demikian, adanya makhluk yang punggungnya berpunuk seperti yang disebut berulang-ulang bersama-sama dengan Abraham, Jacob dan Isaac, menunjukkan bahwa para penulis dan editor Alkitab menganggap apa yang mereka lihat pada jaman mereka hidup adalah sama dengan keadaan di masa lampau sebelum mereka, kata sebuah artikel di New York Time yang ditulis oleh John Noble Wilford:
Anakronisme ini membuktikan bahwa Alkitab ditulis atau diedit jauh setelah peristiwa-peristiwa yang diceritakannya terjadi dan tidak selalu bisa dipegang sebagai suatu kebenaran sejarah. Kisah-kisah tentang unta ini “tidak merangkum kisah-kisah dari millennium kedua,” kata Noam Mizrahi, seorang sarjana Alkitab dari Israel, “tapi harus dipandang sebagai proyeksi masa lalu yang dibuat dalam sebuah periode yang jauh belakangan.”
Via National Geographic:
Di tengah-tengah adanya teori-teori yang bertentangan tentang kapan Alkitab disusun, penelitian terbaru mengisyaratkan bahwa kitab suci tersebut ditulis jauh setelah peristiwa yang diceritakannya terjadi. Hal ini mendukung penelitian-penelitian terdahulu yang mempertanyakan kebenaran Alkitab sebagai sebuah dokumen sejarah.
Namun sudut pandang Alkitab bukanlah fokus dari penelitian terbaru tersebut, melainkan hanya merupakan sebuah observasi atas sebuah fakta.
Pertanyaan seputar “unta-unta siluman” tersebut bukanlah sebuah pertanyaan baru, menurut majalah TIME. Sarjana Alkitab William Foxwell Albright “menyatakan pada pertengahan tahun 1900-an bahwa unta-unta tersebut hanyalah sebuah anakronisme.
Dalam sebuah opininya untuk CNN, Joel Baden menulis bahwa tidak ada maksud para penulis Alkitab untuk menipu pembaca dalam hal ini.
“Para penulis Alkitab,” tulis Baden, “hanya sekedar mentransplantasikan standar-standar kehidupan nomadik pada jaman mereka ke masa lampau yang jauh sebelum mereka. Tidak ada tipuan dalam hal ini. Mereka tidak bermaksud menipu siapa pun. Mereka hanya membayangkan, dengan cara yang cukup beralasan, bahwa masa lalu sebelum mereka, pada dasarnya, sama dengan masa ketika mereka hidup.”
Kesimpulan serupa dikemukakan oleh penulis Smithsonian.com Colin Schultz, yang menulis bahwa, “hasil-hasil temuan ini tidaklah dengan serta-merta mementahkan semua kisah-kisah yang ada di dalam Alkitab. Tapi agaknya, dengan kita mengetahui bahwa ada unta di mana seharusnya tidak ada menunjukkan bahwa para penulis Alkitab, yang menulis ribuan tahun setelah peristiwa yang mereka kisahkan terjadi, telah menggunakan kacamata modern untuk meneropong kisah-kisah di jaman kuno. (By Mike Krumboltz, Yahoo News February 12, 2014 4:12 PM)
Follow Mike Krumboltz on Twitter (@mikekrumboltz).
http://news.yahoo.com/blogs/sideshow/camels-in-the-bible-182042100.html
0 comments:
Post a Comment