Ayah seorang anak yang masih muda yang mengalami flu biasa (common cold) pada bulan November lalu kini telah kehilangan tiga tungkainya akibat amputasi dan kulit wajahnya setelah penyakit yang dia kira flu biasa tersebut berkembang menjadi bakteria pemakan daging yang mengerikan.
Alex Lewis, 34, harus menjalani amputasi kedua tungkai dan lengan kirinya setelah kaki, ujung jari, lengan, bibir, hidung dan sebagian telinganya menghitam.
Organ-organ utamanya tidak berfungsi (shut down) dan si penggemar golf tersebut, yang mempunyai seorang anak laki-laki berusia tiga tahun bernama Sam, mengalami koma selama seminggu ketika bakteria maut tersebut melampiaskan malapetaka di dalam tubuhnya.
Malapetaka tersebut mulai terjadi
hanya empat bulan yang lalu ketika Mr Lewis, yang berasal dari Stockbridge,
Hampshire, mulai mengalami penyakit flu biasa (common cold).
Akan tetapi, ketika simptom
tersebut memburuk, para dokter di Royal
County Hospital, di Winchester, Hampshire, segera mendiagnosanya mengalami
infeksi darah kelompok A streptokokus—sebuah bakteria yang biasanya tak
berbahaya yang harus disaring oleh tubuh.
Tapi parahnya, dalam kasus Mr Lewis bakteria
tersebut berkembang menjadi septicaemia
dan toxic shock syndrome (semacam
gejala keracunan) di mana para dokter
memperingatkan bahwa kemungkinannya akan bertahan hidup hanya tiga persen saja.
Berbicara dari kamar rumah sakit di
mana dia dirawat, Mr Lewis mengingat-ingat bagaimana dia pergi tidur lebih awal
di suatu malam karena merasa tidak enak badan pada bulan November lalu, dan
terbangun pada pukul 2 pagi, dan mendapati darah di dalam urinnya ketika dia
buang air kecil.
Kulitnya berubah menjadi ungu,
matanya membesar dan kemudian dia dilarikan ke rumah sakit, di mana para staff
mengatakan pada partnernya Lucy Townsend bahwa dia tidak akan selamat.
Tapi dia selamat dan berharap bisa
berjalan kembali suatu saat nanti dengan menggunakan kaki palsu ‘blade runner.’
Mr Lewis dari Stockpile, Hampshire,
mengatakan: ‘Anehnya ini adalah sesuatu yang paling mengagumkan di sepanjang
hidup saya.
‘Saya kira akan ada sesuatau yang
baik di balik semua ini. Saya kira Anda berusaha mengatasi kesulitan karena
Anda harus melakukannya. Jika tidak, maka kemungkinan Anda akan mati.
Kita semua mempunyai daya tahan di
dalam tubuh kita tapi hanya saja belum diuji. Sebagai sebuah keluarga kami
telah diuji hingga maksimal dalam empat bulan terakhir ini.
‘Tapi Anda harus melakukan yang
terbaik yang Anda bisa, menyadari apa yang telah Anda dapat, bukan apa yang
belum Anda dapat.’
Nona Townsend, yang berusia diawal
40-an, yang merupakan pemilik pub The
Greyhound on the Test, yang telah dinobatkan sebagai Michelin Pub of the Year, di desa mereka, merasa sangat takut
setelah mendengar diagnosis dokter.
Dia mengatakan: ‘Semua organ
internalnya rusak sehingga dia harus menjalani cuci darah.
‘Ginjalnya adalah yang pertama
berhenti. Kemudian paru-parunya, ginjalnya, dan kemudian jantungnya.
‘Semua organnya berhenti sehingga
ketika kami masuk ruang ICU mereka pada dasarnya mengatakan “masuklah dan katakan
good bye,”.
‘Mereka membawa saya ke sebuah ruang
dan mengatakan pada saya hanya ada tiga persen peluang dia bisa bertahan hidup.
‘Beberapa jam sebelumnya dia berada
di rumah bersama Sam dan sekarang dia ada di sini sedang berjuang
mempertahankan nyawanya.’
Gangren tersebut terjadi ketika Mr
Lewis sedang dirawat di Royal County
Hospital tapi ajaibnya dia selamat dan kemudian ditansfer ke Salisbury District Hospital, Wiltshire, di
mana dia diberitahu hanya ada satu pilihan untuk mempertahankan hidupnya—amputasi.
Selama bulan Desember dan Januari,
dia menjalani sebuah operasi besar yang serius di mana para dokter bedah
mengamputasi tiga tungkainya dan bahkan mereka mengambil otot dari punggungnya
untuk mengembalikan lengan kanannya yang mati.
Mr Lewis mengatakan
reaksi anak laki-lakinya yang berusia tiga tahun Sam ketika mengetahui bibir
ayahnya hilang adalah lebih buruk daripada rasa sakit yang dia alami dan bekas
luka 14 inci di punggungnya bekas
operasi itu.
‘Dia bisa memahami tungkai dan
lengan saya, kemudian pada hari Sabtu lalu dia mendekati saya paling dekat semenjak
kejadian ini.
‘Saya keluarkan lengan saya dan menyentuh
dia sembari berkata, “Lihat ini” dan dia mengatakan, “Tidak, jauhkan itu.’
‘Tapi kemudian ketika saya melenturkan
biseps saya meski terasa sakit dia tertawa, dia benar-benar menyukainya.
Para dokter kini berharap dia akan
bisa merasa kembali dengan lengan kanannya, setelah lengan tersebut dioperasi
bulan lalu.
Dia akan segera diransfer ke unit
spesialis untuk dipasang kaki palsu dan menjalani rehabilitasi.
Mr Lewis mengatakan: ‘Saya masih
belum bisa menggunakan jari-jari saya, tapi mereka berharap pada suatu saat urat-urat
dan otot-otot jari saya akan berfungsi.
‘Saya mungkin akan bisa mendapatkan
ibu jari dan jari telunjuk saya kembali tapi kalau tidak itupun akan diamputasi.
‘Kenyataan bahwa saya punya tangan
adalah sebuah keajaiban.
‘Setahu saya semua orang yang telah menjalani
amputasi semua lengan dan tungkainya baik akibat perang maupun karena penyakit
mengatakan kalau ada sesuatu yang paling mereka butuhkan itu adalah sebuah tangan.
‘Jadi saya sangat beruntung dokter
bedah di sini bisa menyelamatkan tangan saya.’
Si penggemar golf ini kini berfokus
pada masa depannya, termasuk berlomba dalam perlombaan para penyandang amputasi
dan jalan-jalan dengan anjing labradornya Holly lagi.
Dia mengatakan: ‘Ini adalah
perubahan besar dalam olahraga saya.
‘Hidup saya tidak akan sama seperti
dulu lagi, kehidupan keluarga kami tidak akan sama dengan dulu lagi tapi saya
merasa bahagia.
‘Saya beruntung bisa hidup hingga
hari ini.
‘Bisa berjalan-jalan kembali bersama
anjing dan anak saya di pedesaan, hal-hal sederhana seperti ini, seperti yang
dulu biasa saya lakukan. Itulah yang mengagumkan bagi saya sekarang.
‘Saya kira Anda tahu betapa
berharganya hidup ini. Kedengarannya kuno tapi begitulah sebenarnya.
Infeksi streptokokus invasif kelompok
A yang serius jarang terjadi, dengan perkiraan hanya satu dari 33.000 orang
akan mengalaminya dalam setahun di Inggris.
Infeksi ini biasanya diobati dengan
menyuntikkan antibiotik selama tujuh hingga sepuluh hari. Dalam beberapa kasus,
bedah mungkin diperlukan untuk membuang atau memperbaiki tisu-tisu yang rusak.
Sekitar satu dari empat orang yang
mengalami infeksi streptokokus kelompok A invasif akan meninggal dunia
karenanya.
Streptokokus kelompok A adalah bakteria yang biasanya ditemukan di dalam kerongkongan dan di kulit. Infeksi bakteria ini kebanyakan berupa penyakit yang ringan, seperti radang tenggorokan dan impetigo.Akan tetapi, kadang-kadang, bakteria ini bisa mengancam kehidupan jika memasuki bagian-bagian tubuh di mana bakteria ini tidak biasanya ditemukan seperti darah, otot-otot dan paru-paru.Bakteria ini sering kali menyebar melalui kontak langsung dengan mukus dari orang yang terinfeksi dan melaui kontak dengan luka-luka dan radang pada kulit orang yang terinfeksi.Penyakit streptokokus kelompok A invasif, yang bisa terjadi ketika bakteria tersebut berhasil menembus pertahanan tubuh, adalah sebuah penyakit yang berbahaya dan kadang-kadang bisa merenggut nyawa jika bakteria tersebut telah menyerang bagian-bagian dari tubuh, seperti darah, otot dalam (deep muscle) dan jaringan lemak (fat tissue) atau paru-paru.Dua penyakit streptokokus kelompok A invasif yang paling berbahaya adalah Necrotising Fasciitis (infeksi pada otot dan jaringan lemak) dan Streptococcal Toxic Shock Syndrome (sebuah infeksi yang berkembang cepat yang bisa menyebabkan organ-organ utama tubuh rusak).Tanda-tanda awal Necrotising Fasciitis termasuk demam, rasa sakit yang teramat sangat dan bengkak, dan timbul kemerahan di sekitar luka.Tanda-tanda awal dari Streptococcal Toxic Shock Syndrome termasuk demam, pusing, kebingungan, tekanan darah rendah, timbul ruam dan rasa sakit di perut.
(By Emma Glanfield)
http://www.dailymail.co.uk/news/article-2581574/Father-one-loses-three-limbs-half-face-flesh-eating-bacteria-started-common-cold-just-FOUR-months-ago.html
0 comments:
Post a Comment