Dokter sudah lama tahu bahwa tekanan darah tinggi—yang membuat jantung bekerja terlalu keras—bisa menyebabkan penyakit jantung, ginjal dan kebutaan. Kini riset telah menemukan bahwa tekanan darah tinggi pada orang setengah baya juga bisa mempengaruhi memori dan kemampuan berpikir di usia tua.
Dalam penelitian tersebut, para peneliti menguji tekanan darah pada hampir 4.000 partisipan yang tak terkena demensia di usia tengah baya mereka (ketika berusia rata-rata 50) dan kemudian mengulanginya lagi pada usia rata-rata 76. Para partisipan menjalani beberapa kali MRI yang meneliti struktur dan kerusakan pembuluh-pembuluh darah kecil di dalam otak mereka. Mereka juga menjalani test yang mengukur memori dan kemampuan berpikir mereka.
Temuan tersebut menunjukkan bahwa tekanan darah tinggi di usia tua dan ukuran otak (brain measure) berhubungan secara langsung dengan riwayat tekanan darah di usia tengah baya. Tekanan darah sistolik (angka atas dalam hasil pengukuran tekanan darah) dan diastolik (angka bawah) yang lebih tinggi dipersalahkan sebagai penyebab meningkatnya resiko terjadinya lesi otak (brain lesions) dan pendarahan otak kecil (tiny brain bleeds). Hal ini tidak diketahui pada mereka yang tidak mempunyai riwayat tekanan darah tinggi di usia tengah bayanya. Sebagai contoh, orang yang tidak mempunyai riwayat tekanan darah tinggi pada usia tengah baya yang mempunyai tekanan darah diastolik yang tinggi di usia tua mereka 50 persen lebih besar kemungkinannya akan mengalami lesi otak yang parah dibandingkan dengan mereka yang tekanan darah diastoliknya rendah di usia tua mereka.
Akan tetapi, pada orang yang mempunyai riwayat tekanan darah tinggi di usia tengah baya mereka, tekanan darah diastolik yang lebih rendah pada usia tuanya berhubungan dengan volume otak secara keseluruhan dan inti otak (gray matter) yang lebih kecil. Temuan ini tercermin dalam test performa memori dan daya pikir pula. Pada orang yang mengalami tekanan darah tinggi pada usia tengah baya, tekanan darah diastolik yang lebih rendah berhubungan dengan skor memori yang 10 persen lebih rendah.
Penulis peneliti Dr. Lenore J. Launer, dari National Institute on Aging di Bethesda, Md., mengatakan temuan tersebut merupakan sebuah titik terang dalam hubungan antara riwayat tekanan darah tinggi, tekanan darah di usia tua, dan kemampuan memori dan daya pikir.
“Orang tua yang tidak mempunyai riwayat tekanan darah tinggi tapi kini mengalami tekanan darah tinggi mengalami peningkatan resiko terkena lesi otak, yang mengisyaratkan bahwa menurunkan tekanan darah pada para partisipan seperti ini boleh jadi menguntungkan. Di sisi lain, orang tua yang mempunyai riwayat tekanan darah tinggi tapi kini tekanan darah mereka lebih rendah kemungkinan mengalami lebih banyak kerusakan organ ekstensif dan beresiko mengalami penciutan otak dan masalah memori dan daya pikir,” kata Launer dalam sebuah press release.
Sekitar satu dari tiga orang dewasa AS—atau sekitar 67 juta orang—mengalami tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi sering kali disebut-sebut sebagai “pembunuh diam-diam” karena tidak menunjukkan gejala apa-apa.
Sebuah penelitian lain yang dirilis awal tahun ini juga
menemukan bahwa tekanan darah tinggi pada usia tengah baya—dan juga diabetes
tipe 2—bisa menyebabkan demensia ketika si penderitanya menua. (The Huffington Post | By
Shelley
Emling )
http://www.huffingtonpost.com/2014/06/04/blood-pressure-and-memory_n_5453192.html?ncid=txtlnkusaolp00000592
0 comments:
Post a Comment