Chat GPT
bisa membuat quote dan kutipan-kutipan yang digunakan pengacara di persidangan.
Kemudian para pengacara itu berbohong dengan mengatakan bahwa mereka sedang
berlibur, kata hakim.
Dua pengacara di New York City dan biro hukum mereka
dihajar dengan denda $5.000 setelah mereka menyerahkan dokumen hukum yang
ditulis dengan bantuan ChatGPT. Namun, sayangnya, kali ini mereka belum
beruntung, Chat GPT tidak mengacu pada fakta, melainkan merangkai sejumlah quote
dan kutipan-kutipan yang entah dari mana datangnya.
Hakim Federal P. Kevin Castel menulis bahwa para pengacara
tersebut dan biro hukum mereka Levidow, Levidow & Oberman, P.C., tak
bisa dipercaya dan berbohong di depan pengadilan demi untuk menutupi kesalahan
mereka. Mereka “mengabaikan tanggung jawab mereka ketika mereka menyerahkan judicial
opinion (pendapat hukum) yang tak berdasarkan kenyataan (non-existent)
dengan quotes dan kutipan-kitipan palsu yang dibuat oleh perangkat
kecerdasan buatan Chat GPT, kemudian terus mempertahankan pendapat-pendapat
palsu tersebut ketika judicial orders mempertanyakannya” tulis Judge
Castel di dalam decision.
Kebohongan mereka itu terungkap ketika para hakim
memperhatikan enam kasus hukum yang dijadikan acuan oleh mereka ternyata hanya
khayalan. Si hakim menulis bahwa pengacara Peter LoDuca dan Steven A. Schwartz
malah memperburuk keadaan bagi mereka sendiri dengan berbobong di depan
pengadilan. Ketika pengadilan mempertanyakan kasus hukum yang mereka buat-buat
itu, si hakim mengatakan bahwa Schwarts menawarkan “penjelasan yang bergeser
dan bertentangan” dan LoDuca berpura-pura sedang memperpanjang waktu liburannya.
Levidow, Levidow & Oberman, P.C., tidak dengan segera merespons
permintaan komentar.
Di awal bulan ini, Schwartz mengatakan dalam sebuah acara
dengar pendapat bahwa dia menggunakan ChatGPT ketika mencari preseden hukum
untuk mendukung sebuah kasus cedera melawan perusahaan penerbangan Amerika
Selatan Avianca tentang sebuah cedera yang terjadi pada penerbangan pada tahun
2019. Menurut dokumen yang diajukan dengan keputusan hukum, Chat GPT tetap
bertahan mengatakan bahwa kasus itu benar-benar ada. Sebagai contoh, beberapa screenshot
menunjukkan si hakim yang sedang login ke ChatGPT dan bertanya apakah
kasus-kasus hukum yang dikutip oleh para pengacara tersebut benar-benar ada.
Aplikasi tersebut menjawab “Ya, kasus Varghese V. China Southern Airlines
Co LTD... benar-benar ada,” dan menyarankan agar Anda meihatnya di
database Westlaw or LexisNexis. Tapi kecil kemungkinan Anda akan
menemukan apa-apa di sana selain referensi tentang para pengacara yang memalukan ini,
karena kasus tuntutan Varghese adalah kasus khayalan belaka.
Schwatrz dan LoDuca bukanlah pengacara pertama yang
menguji kesaktian ChatGPT dalam masalah hukum. Aplikasi tersebut telah menelan satu
volume legalese (bahasa hukum) yang tak pernah diketahui sebelumnya, dan
sering kali menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang masalah hukum yang kompleks
dengan ketepatan yang mencengangkan. Layanan hukum online DoNotPay membatalkan
rencana untuk mengangkat ChatGPT sebagai pengacara setelah muncul banyak State
Bar associations (organisasi yang menaungi para pengacara di AS) mengancam
akan mengambil tindakan hukum terhadap perusahaan tersebut. Betapa pun kita akan
menyukai sebuah program komputer berkedap-kedip di dalam ruang sebuah
pengadilan, namun belumlah jelas apakah robot bisa jadi pengacara—setidaknya
saat ini. Akan tetapi, teknologi versi terbaru yang disebut ChatGPT-4 ternyata
berhasil lulus ujian untuk jadi pengacara (Bar exam) dengan nilai tinggi
bulan Maret lalu.
Masalahnya, seperti yang kini sangat jelas bagi
Schwatrz dan LoDuca, adalah bahwa ChatGPT sering kali mengarang-ngarang saja
secara keseluruhan. Lebih buruk lagi, karangan-karangan tersebut tak bisa dibedakan
dengan jawaban-jawaban robot lain yang, secara mengejutkan, akurat. ChatGPT
sangatlah mengesankan, namun publik secara perlahan tersadar akan fakta bahwa
teknologi dibuat untuk mengeluarkan jawaban-jawaban yang terlihat
akurat, bukannya menyediakan jawaban-jawaban yang benar-benar akurat. Itu
adalah perbedaan penting, sebuah perbedaan yang berharga lima ribu dolar bagi
kedua pengacara yang cinta teknologi tersebut. (By Thomas Germain)
https://gizmodo.com/chatgpt-ai-lawyers-fined-5000-fake-cases-1850569981
0 comments:
Post a Comment