Teresita Dibunuh Secara Kejam, Kemudian Arwahnya Mengungkap Siapa Pembunuhnya

 


Anda Percaya Hantu?

Tampaknya semua orang ingin menyatu dengan paranormal selama Halloween berlangsung. Mereka berpakaian seperti hantu, jin, dan penyihir demi untuk meminta permen atau mengikuti pesta rumah yang liar. Akan tetapi, hanya sedikit orang yang percaya akan hantu di luar Halloween. Penelitian menunjukkan hanya kurang dari separuh orang Amerika percaya akan hantu atau jin, atau sejenisnya. Bagi mayoritas yang >tidak< percaya, mungkin cerita tentang Teresita Basa ini akan mengubah pikiran mereka.

Teresita ditujah hingga mati di dalam apartemennya di Chicago tahun 1977. Ketika polisi tidak menemukan petunjuk apapun atas pelakunya, kasus itu menjadi dingin. Kemudian, ada seorang wanita yang menyebutkan siapa pembunuhnya, dia mengaku telah dirasuki oleh roh Teresita. Si pembunuh kemudian berhasil ditemukan berkat hantu Teresita. Tunggu, apa?! Baca ceritanya di bawah ini.

Di Bagian Dunia mana Teresita Berada?

Ketika dia masih hdup, Teresita tidak menjalankan kehidupan spiritual apapun. Dia lahir di Filipina pada tahun 1929 dari keluarga berada. Ayahnya adalah seorang pengacara sukses dan dia memiliki apapun yang dia inginkan di usia remajanya.

Teresita lulus dari Assumption College di Manila dan kemudian pindah ke Amerika Serikat. Fokus melanjutkan kuliahnya, Teresita mendaftar di Indiana University dan lulus program master dalam bidang musik. Haus akan ilmu, dia kemudian melanjutkan dengan mempelajari terapi pernapasan. Teresita telah menemukan apa yang dia cari di dunia dan kemudian menetap di Chicago, Illinois, bekerja sebagai ahli terapi pernapasan di rumah sakit Edgewater.

Sebuah Karakter yang Cantik Berkembang

Teresita boleh jadi menjalani hidup di masa kanak-kanak yang istimewa, namun dia terbiasa dengan konsep bekerja keras. Para koleganya melaporkan bahwa dia adalah seorang wanita yang pendiam dan sopan yang sangat berdedikasi dengan pekerjaannya. Dia sangat bangga dengan pekerjaannya dan berkomitmen menyediakan pelayanan yang terbaik yang dia bisa.

Sebagai orang dewasa yang bekerja, Teresita tak pernah lelah belajar. Sambil membangun karirnya, dia juga mengikuti kuliah di Loyola University di mana dia menyiapkan thesis doktoralnya di bidang musik. Dalam waktu luangnya, jika Anda percaya dia punya waktu luang, dia memberi les piano. Menjalankan kehidupan pribadi, dituntun oleh aktivitas rutin, Teresita juga telah pula mulai menulis sebuah buku.

Hari yang Mengubah Segalanya



Teresita adalah sosok yang disukai banyak orang dan ada banyak orang yang memperhatikannya. Kemudian, pada suatu hari, kehidupannya yang indah itu terpotong pendek. Pada tanggal 21 bulan Februari tahun 1977, ketika waktu menunjukkan hampir pukul 7:30 malam, Teresita sedang menjawab sebuah panggilan telepon.

Di seberang telepon adalah Ruth Loeb, temannya dari rumah sakit. Keduanya bercakap-cakap selama hampir setengah jam di mana Teresita menyebutkan bahwa dia sebentar lagi akan menerima seorang tamu laki-laki. Dia tidak pernah menyebutkan nama si tamu misterius itu pada Ruth. Hampir satu jam kemudian, bau asap memenuhi koridor apartemen. Dua orang tetangga Teresita terganggu oleh asap dan mulai mengambil tindakan.

Temuan Mengejutkan Di depan Mata

Bau asap itu tidak seperti biasanya. Merasa khawatir, para tetangga tersebut menghubungi penjaga apartemen. Bekerja dengan serius, si penjaga mengingatkan para penghuni apartemen akan kemungkinan bahaya dan menelepon pemadam kebakaran.

Malam yang dingin kemudian berubah menjadi hangat dengan kobaran api. Ketika mobil pemadam kebakaran tiba, para petugas pemadam berhamburan menuju apartemen 15B, di mana sumber api diperkirakan berasal. Akan tetapi, apa yang ditemukan oleh tim pemadam itu di balik pintu adalah sesuatu yang di luar dugaan mereka.

Setelah memadamkan api, para petugas pemadam menemukan sebuah kasur yang terbakar, ketika kasur tersebut dibalikkan, mereka terkesiap ngeri melihat satu sosok tubuh telanjang.

Aparteman 15B Adalah Lokasi Kejahatan Mengerikan

Memperhatikan kerusakan yang disebabkan oleh api, para pemadam kebakaran berharap menemukan sesuatu yang janggal. Akan tetapi, mereka tak pernah menduga akan menemukan sebuah kasus kejahatan yang mengerikan. Bukan saja menemukan tubuh telanjang Teresita di bawah kasur, tapi mereka juga menemukan sebuah pisau jagal tertancap mendalam di bagian tengah dadanya dan pakaiannya terlipat rapi di sebelah tubuhnya.

Sekilas, tampaknya Teresita merupakan korban pemerkosaan yang tragis. Akan tetapi, pemeriksaan medis telah menyebabkan para petugas mengernyitkan dahi. Teresita tidak diperkosa! Kasus itu mengundang teka-teki dan ketika para penyidik sedang bekerja, jasad Teresita diterbangkan ke Negro Island di Filipina untuk dikebumikan secara layak.

Perkenalkan Dekektif yang Menangani Kasus Ini

Penanganan kasus kriminal biasanya tergantung pada siapa yang mendapat giliran bertugas, atau tergantung pada pengetahuan khusus dan keahlian si penyidik. Derektif Joseph Stachula dan rekannya, Lee R. Epplen, diberi tugas menyelidiki kasus pembunuhan Teresita Basa. Selama beberapa minggu setelah kematiannya, duo detektif ini mulai mewawancarai teman-teman dan rekan-rekan almarhumah, berharap menemukan petunjuk yang bisa mengarah pada siapa pembunuh yang mengerikan tersebut. Ketika sedang memeriksa dengan teliti sisa-sisa kebakaran di apartemen korban, para penyidik menemukan sebuah bukti penting.

Teresita telah meninggalkan sebuah catatan tulisan tangan yang misterus. Bunyinya, ”Cari tiket untuk A.S.” Sayangnya, petunjuk ini jadi dingin.

Polisis Menemukan Petunjuk Siapa “A.S.”



Beberapa bulan berlalu setelah pembunuhan Teresita, dan para penyidik masih belum menemukan identitas pembunuhnya. Kemudian, di bulan Agustus, polisi di Evanton menghubungi detektif Stachula, menanyakan tentang seorang teknisi dari Rumah Sakit Edgewater. Namanya Allan Showery.

Ternyata memang ada hubungan Allan Showery dengan inisial A.S. yang ditemukan dalam catatan Teresita. Tapi polisi tidak menemukan petunjuk lebih lanjut untuk kepentingan penyelidikan, sehingga mereka melanjutkan tantangan. Kemudian, Polisi Evanston menghubungkan detektif Stachula dengan Dr. Juan Chua. Tak banyak yang diketahui para penyidik bahwa pertemuan mereka itu akan mengubah segala sesuatunya.

Terdapat Hubungan yang Misterius

Dr. Juan Chua bekerja sebagai asisten dokter bedah di Rumah Sakit Franklin Boulevard Community. Dia menikah dengan Remibias “Remy” Chua. Remy memiliki garis keturunan yang sama dengan Teresita Basa, akan tetapi, nenek moyang Filipina mereka bukanlah satu-satunya detil kesamaan mereka. Remy juga bekerja di Rumah Sakit Edgewater dan merupakan kolega Teresita.

Pada mulanya, polisi mengira bahwa Remy akan bisa memberi penjelasan tentang lingkungan tempat kerja mereka, memberi rincian yang bisa memberi titik terang tentang kematian Teresita. Sebaliknya, Remy mengatakan bahwa di telah kemasukan arwah Teresita. Tapi polisi tidak percaya begitu saja apa yang mereka dengar.

Setelah Berbulan-Bulan, Nama Si Pembunuh Akhirnya Diketahui

Para petugas tidak percaya akan apa yang mereka dengar, namun mereka menyimak apa yang dikatakan oleh Dr. Chua. Dia menjelaskan bahwa istrinya tersebut tiba-tiba mengalami koma dan berbicara dengan suara wanita lain. Wanita lain itu tak lain adalah Teresita Basa. Dalam salah satu kejadian kesurupan itu, Remy berkata, “Saya adalah Teresita Basa.”

Dia kemudian berbicara Bahasa Tagalog, Bahasa tradisional Filipina, dan dia mengatakan bahwa dia telah ditujah oleh Allan Showery. Dr. Chua bisa berkomunikasi dengan suara tersebut dan bertanya mengapa Teresita mengizinkan laki-laki tersebut masuk apartemennya. Si arwah menjawab bahwa “dia adalah teman saya.” Sebelum mendapat informasi lebih banyak laagi, Remy tersadar dari kerasupannya—dengan keadaan tidak tahu apa yang telah terjadi.

Teresita Adalah Hantu yang Gigih

Ketika Remy pertama kali mengalami kerasupan, pasangan tersebut merasa terganggu tapi mereka tidak mengambil tindakan apapun. Akan tetapi, semakin lama mereka mengabaikan hantu tersebut, semakin gigih dia datang berkomunikasi. Pada satu malam, ketika Remy sedang tidur, arwah Teresita datang lagi dan bertanya pada Dr. Chua mengapa dia tidak memberitahukan informasi tersebut ada polisi.

Meski telah berkomunikasi dengan hantu, Dr. Chua menjelaskan bahwa tidak ada bukti konkret yang mengarah pada Allan Showery. Demi membantu si dokter, si arwah tersebut menjelaskan bahwa ketika pembunuhan tersebut terjadi, si pembunuh sempat mengambil beberapa perhiasan miliknya untuk diberikan pada pacarnya. Mula-mula, Dr. Chua dan Remy ragu-ragu memberi tahu informasi tersebut pada poisi, khawatir mereka akan “tampak bodoh.” Akan tetapi, suara-suara tersebut terus menerus memburu mereka dan akhirnya mereka memutuskan bertindak.

Bukti yang Menyimpulkan Perkara

Dr. Chua dan Remy merasa gelisah ketika mereka menghubungi polisi, dan skeptisisme itu menular. Mula-mula, polisi meragukan kisah mereka itu. Lagi pula, Remy juga merupakan orang Filipina dan belum lama bekerja di rumah sakit yang sama denga Teresita dan Allan. Meskipun Teresita telah bertemu Remy pada masa orientasi, namun mereka bekerja dalam shift yang berbeda dan jarang bertemu. Polisi mendengarkan cerita dari pasangan suami istri tersebut dengan menyimpan keraguan, sampai Dr. Chua menyebutkan tentang adanya perhiasan yang dicuri.

Bahkan polisi saja tidak tahu tentang perhiasan yang hilang itu. Adanya bukti baru seperti ini adalah yang mereka butuhkan untuk meneruskan penyelidikan, walaupun dipandang aneh, dan tak lama kemudian, mereka menghubungi Allan Showery.

Cerita yang Berubah Adalah Tanda Bersalah

Dr. Chua mengatakan bahwa kenyataan bahwa istrinya telah kerasupan arwah Teresita adalah lebih dari cukup sebagai petunjuk. Akan tetapi, polisi tidak bisa mengabaikan hubungan yang ada dalam cerita tersebut dan memutuskan untuk meihat ke mana cerita tersebut akan mengarah. Detektif Stachula dan Detektif Epplen mencari alamat Allan dan mengetuk pintu apartemennya pada tanggal 11 Agustus.

Mulanya, Allan mengaku mengenal Teresita Basa, tapi dia tidak mengakui  pernah mengunjungi apartemen Teresita. Polisi terus mendesak dan tidak perlu waktu lama kemudian dia mengubah ceritanya. Dalam cerita versi revisinya, Allan mengakui dia pergi ke apartemen Teresita untuk memperbaiki pesawat TV, namun dia pergi tak lama kemudian. Polisi tidak menemukan bukti lebih lanjut dan siap-siap keluar dari rumah Allan ketika mereka menemukan sebuah petunjuk penting.

Detil-Detil yang Menjadi Kunci

Ketika polisi tiba di rumah Allan, mereka tidak yakin apa yang akan mereka temukan di sana. Petunjuk pertama adalah kebohongan Allan tentang kunjungannya ke apartemen Teresita. Setelah mendesaknya, polisi jadi lebih teliti dan hati-hati, dan di situlah mereka menemukan sebuah bukti yang lebih penting.

Ketika berbicara dengan Allan di apartemennya, polisi memperhatikan bahwa calon istri Allan, Yanka Kamluk, sedang mengenakan cincin koktail permata yang istimewa. Perhiasan itu secara mengejutkan serupa dengan yang digambarkan oleh arwah Teresita. Setelah melakukan penyelidikan lebih dalam lagi, polisi menemukan lebih banyak lagi perhiasan yang kemudian bisa dikenali oleh keluarga Teresita.

Tak Bisa Lari dari Kebenaran

Allan Showery tak menyangkal bukti-bukti tersebut. Dia memiliki perhiasan-perhiasan  Teresita itu dan mengakui merupakan salah satu orang yang terakhir kali melihat Teresita hidup. Setelah didesak, akhirnya Allan Showery mengakui telah membunuh Teresita Basa.

Allan menjelaskan bahwa dia tak punya uang untuk membayar sewa apartemennya dan pergi ke apartemen Teresita dengan maksud merampoknya. Tapi bukannya menggondol barang-barang mewah, dia keluar dengan mengantongi uang $30 dan segenggam perhiasan.  Meski telah mengakui perbuatannya itu, namun Allan mengubah keterangannya di pengadilan.

Siding Roller Coaster Membuat Semua orang Speechless

Allan ditahan dan menunggu persidangan. Media yang meliput kasus ini menurunkan berita dengan label “Persidangan Suara dari Kuburan.” Ketika Allan ditempatkan di podium, dia mengatakan bahwa dia “hanya bercanda” ketika dia memberi pengakuan pada polisi. Menjawab ini, jaksa penuntut Thomas Organ berseru, “Baiklah Allan Showery, kamu tidak sedang bercanda ketika kamu menujahkan pisau ke dada Teresita Basa, kan?”

Allan Showery menyewa William Swano sebagai pembelanya. Bersama-sama, mereka mengatakan bahwa Remy telah membuat pengakuan palsu tentang kesurupan yang dia alami karena dia telah dipecat dari rumah sakit. William mengatakan, “Saya tak pernah dengar sebelumnya ada seseorang yang ditangkap berdasarkan bukti sebuah penerawangan penglihatan.” Drama persidangan pertama itu telah membuat para juri deadlock dan pengadilan menyatakan batal. Persidangan selanjutnya akan dilaksanakan pada bulan Februari tahun 1979, namun sebuah kejadian penting terjadi.

Pikiran Allan Berubah

Persidangan pertama mungkin gagal, tapi Allan masih ditahan. Ketika di dalam penjara, pikirannya berubah. Berbicara dengan para petugas, Allan mengaku bersalah dalam kasus pembunuhan Teresita Basa. Bukan hanya itu, dia juga mengaku bersalah atas pencurian dan pembakaran.

Mereka yang memandang kasus ini dari unsur spiritual percaya bahwa Teresita telah mengunjungi Allan di penjara, menakut-nakut dia hingga dia mengaku. Akan tetapi, yang lebih masuk akal adalah bahwa pembelanya mendesak dia agar mengakui perbuatannya untuk mendapatkan hukuman yang lebih ringan. Tapi apakah selayaknya begitu?

Vonis Pengadilan adalah Keputusan yang Buruk bagi Keadilan

Lagi, Allan dikawal menuju ruang sidang. Setelah mengaku bersalah, dia divonis 14 tahun penjara atas dakwaan membunuh. Dia juga diberi hukuman tambahan 12 tahun atas perampokan bersenjata dan pembakaran. Akan tetapi, Allan tidak punya waktu lama menikmati kehidupan dalam penjara. Pada bulan July 1983, hanya lima tahun setelah divonis, Allan Showery dikeluarkan dari Lapas Stateville. 

Para penegak hukum masih bingung bagaimana mungkin bukti-bukti atas dakwaan tersebut bisa dipakai. Detektif Stachula mengatakan, “Hingga saat ini, saya tidak begitu yakin apakah saya percaya tentang bagaimana cara informasi tersebut diperoleh. Akan tetapi, segala sesuatunya terbukti benar.” Dengan demikian, ada teori-teori lain tentang bagaimana informasi tentang siapa pembunuh Teresita didapat.

Muncul Teori Alternatif

Headlines surat kabar lebih menyukai kemungkinan arwah Teresita telah berkomunikasi dengan Remy. Akan tetapi, ada juga sebuah pejelasan yang lebih masuk akal tentang bagimana informasi tersebut diungkap. Belakangan terungkap bahwa Allan dan Remy sempat bersitegang ketika sama-sama bekerja di rumah sakit Edgewater. Perselisihan di antara keduanya begitu intens yang membuat Allan akhirnya komplain terhadap Remy. Akibat dari perselishan itu, Remy akhirnya dipecat.

Tak lama setelah Remy dipecat, dia mulai dikunjungi oleh arwah Teresita. mungkinkah tuduhannya yang mistis itu berdasarkan dendam?

Penyidik Masih Garuk-Garuk Kepala



Hingga sekarang, proses pengadilan yang mengarah pada dakwaan pembunuhan Teresia masih merupakan kasus hukum yang dianggap ganjil dalam sejarah kriminal Chicago. Meski orang-orang mulai melupakan kisah ini, namun masih ada beberapa penyidik yang masih bertanya-tanya tentang kasus ini.

Sebagian dari mereka terbuka terhadap kemungkinan adanya aktivitas para normal terlibat dalam kasus ini, sedangkan sebagian lain ragu dan menolak teori tersebut sama sekali. Mungkin Remy sebelumnya mendengar bahwa Allan telah mengakui perbuatannya di tempatnya kerja? Bagaimanapun juga, informasi tersebut terbukti benar. Dengan berbicara pada polisi, Remy telah memainkan peran penting akan terungkapnya kasus ini. (By Jack Lorre | )

https://en.bamsmackpow.com/view/?id=teresita-basa-mystery-bam&src=facebook&utm_source=facebook&utm_campaign=bam_a_ww_charmss_bsp2_170654_teresita-basa-mystery_all_conv-atv20_conv_dynamic_both_18p_i-0_cost-0.5_287869317&utm_medium=23854899495720122&fbclid=IwAR1DW2Cr_CDXKV8QpCXg01DYUIy28R1h-NKXHGnH4KUWyvu7Zkjj4ALCHS0_aem_AbxlOjM6tc2U8wOCj35BVPBMosMZd-aJpfqgCCAlJBtD0Z6CDXzCLZDtU2stjUXcOPaKs9InHGTp_HQlZ4v1imvt&page=45

 

comment 0 comments:

Post a Comment

 
© Hasim's Space | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger