'Hobi Burung'


Kacer/
http://adifenshop.blogspot.com/
Apakah Anda hobi burung? Atau Anda punya teman yang hobi burung? Atau Anda sedang mempertanyakan benar tidaknya frasa ‘hobi burung’ tersebut menurut kaidah Bahasa Indonesia yang baik.

‘Hobi’ menurut KBBI adalah kata benda, bukan kata kerja. Sedangkan burung tentu saja merupakan kata benda pula. Dalam kalimat melukis itu sbg -- saja, bukan sbg mata pencahariannya jelas bahwa ‘hobi’ adalah kata benda.
 
Jika kata benda ditambah dengan kata benda seperti pada frasa ‘mobil tahanan,’ ‘kandang sapi,’ atau ‘lemari es’ maka kata benda yang kedua menerangkan kata benda yang pertama, atau bisa juga berarti kata benda yang ke-dua sebagai pemilik kata benda yang pertama. Dalam contoh di atas, ‘tahanan’ adalah pemilik ‘mobil’ atau mobil itu disediakan untuk tahanan. ‘Sapi’ adalah pemilik ‘kandang’ atau kandang tersebut disediakan untuk sapi. ‘Es’ adalah pemilik ‘lemari’ atau lemari tersebut disediakan untuk es. Dengan demikian frasa ‘hobi burung’ berarti ‘hobi milik burung’ atau burung sebagai pemilik hobi. Namun dalam konteks sehari-hari, frasa ‘hobi burung’ dimaksudkan sebagai manusia yang menyukai burung.

Menurut KBBi pula, orang yang menyukai atau orang yang mempunyai hobi disebut penghobi, jadi frasa ‘hobi burung’ seharusnyalah diganti jadi ‘penghobi burung’.

Perkutut/
http://sumardika.blogspot.com/2010/07/burung-perkutut.html

Baik kita lupakan tata bahasa. Dalam kehidupannya sehari-hari, para penghobi burung menghabiskan waktu luangnya, atau meluangkan waktunya, untuk mencari, memberi, melatih, dan menjual burung. Ada berbagai macam burung yang biasanya diburu penghobi burung, misalnya murai, kacer, perkutut, dll.

Ada burung yang disukai karena keindahannya. Ada pula burung yang disukai karena suaranya. Burung-burung tersebut biasanya ditempatkan dikandang berjeruji lidi. Tapi ada juga yang dikandang terbuka dengan mengikat kakinya.

Burung kacer, atau apalah namanya, diburu karena bunyinya yang merdu dan berirama. Kacer yang sudah ‘jadi,’ atau yang sudah bisa bersuara merdu, atau berkicau harganya bisa mencapai ratusan ribu. Sedangkan kacer yang belum jadi, yang baru ditangkap, harganya hanya beberapa puluh ribu saja.

Kacer yang belum ‘jadi’ belum bisa berkicau. Pemiliknyalah yang membuat dia bisa berkicau dengan cara melatihnya hari demi hari. Bisanya diperlukan waktu berbulan-bulan hingga kacer bisa berkicau merdu. Semakin merdu kicau sang kacer, semakin tinggi harganya, semakin puaslah di pemilik atau penghobi burung tersebut. Mungkin di situlah seninya memelihara burung. Kepuasan bathin yang didapat dari keberhasilan melatih burung tersebut hingga dia bisa berkicau tidak ternilai harganya. Mungkin itulah sebabnya para penghobi kadang burung tidak mau melepas burung kesayangannya, berapapun harganya.


comment 0 comments:

Post a Comment

 
© Hasim's Space | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger