'Heaven Is for Real' Kisah Perjalanan Seorang Anak 4 Tahun ke Surga

http://i.dailymail.co.uk/i/pix/2014/05/08/article-2622938-1D67D97800000578-163_634x417.jpg
Colton Burpo

Empat bulan setelah Colton Burpo secara ajaib bertahan dari radang usus buntu yang telah mengancam nyawanya, kedua orang tuanya mulai menduga bahwa sesuatu yang luarbiasa telah terjadi padanya.

Ada tanda-tanda perubahan pada anak lelaki mereka itu tidak lama setelah operasi berlangsung, tapi perlu waktu bagi mereka untuk memahami ‘kebenaran’ itu.
Kejadian tidak biasa pertama adalah ketika Todd dan Sonja kembali dari rumah sakit ke rumah mereka di Nebraska pada bulan Maret tahun 2003 dan menemukan setumpuk surat tagihan. 

Mereka lemas seketika melihat surat tagihan senilai £14,000 dari rumah sakit yang telah menyelamatkan nyawa anak laki-laki mereka itu, yang ketika itu berusia empat tahun. Tapi Colton mengatakan pada mereka bahwa mereka harus membayar dokter bedah—karena Yesus telah, ‘menggunakan tangan dokter bedah tersebut untuk menyembuhkan saya’.

Di lain kesempatan, ketika mereka kemudian memarahinya karena tidak mau berbagi mainan dengan anak-anak lain, dia langsung meminta maaf.

Bukan karena mereka memarahinya, tetapi karena, ‘Yesus mengatakan pada saya saya harus menjadi anak baik,’ katanya menjelaskan. 

Beberapa minggu kemudian, ketika Todd—seorang pendeta Methodist—akan memimpin sebuah upacara pemakaman, Colton menunjuk pada peti jenazah dan berkata: ‘Dia tidak bisa masuk Surga jika tidak ada Yesus di hatinya!’

Kedua orang tuanya memeluk Kristen dan menginginkan anak-anak mereka mengikuti mereka. Tetapi bagaimana, mereka bertanya-tanya, Colton bisa tahu begitu banyak tentang Tuhan dan apa yang Dia inginkan?

Kemudian anak mereka itu menceritakan apa yang dia alami di meja operasi.
Ketika para dokter bedah sedang berjuang menyelamatkan nyawanya dan kedua orang tuanya sedang berdoa dengan khusuk, saat itu pula Colton pergi ke Surga dan bertemu Yesus.

Pengakuan Colton yang luar biasa—dan respon dari keluarganya dan dari para tetangga mereka—itu telah dibuat ke dalam film blockbuster Hollywood yang sekarang akan ditayangkan di bioskop-bioskop di Inggris.

Dibintangi oleh Greg Kinnear dan aktris Inggris Kelly Reilly sebagai Tuan dan Nyonya Burpo, Heaven is For Real telah meledak dalam box office di AS, dengan membukukan
£31 juta dalam seminggu.

Film dan buku laris yang dijadikan dasar film tersebut telah memukau AS, menginspirasi para pengunjung gereja dan juga mereka yang tidak beragama dengan cerita dari seroang anak kecil yang sederhana namun menghibur yang menemukan bahwa kehidupan setelah mati itu memang ada dan bahwa Surga benar-benar merupakan taman firdaus yang kekal dalam kepercayaan Kristen.

Buku Heaven is for Real itu sendiri—ditulis oleh Todd Burpo—telah sukses secara fenomenal semenjak diterbitkan pertama kali pada tahun 2010. Buku tersebut telah terjual sebanyak sepuluh juta kopi dan telah diterjemahkan ke dalam 39 bahasa. Buku tersebut bertahan selama 60 minggu sebagai buku paperback non-fiksi No.1 dalam daftar buku terlaris New York Times.

Keberhasilan buku tersebut dan filmnya sebagian besar karena klaim Colton bahwa dia tidak saja telah melihat Surga di balik awan, tetapi juga mengalami tinggal di Surga dengan segala keagungannya.

Dia mengingat bagaimana dia duduk di pangkuan Yesus, menepuk kudanya yang mempunyai belang berwarna-warni dan dibuai oleh alunan musik para bidadari bersayab.

Si Anak Tuhan tersebut bahkan memberi Colton beberapa pekerjaan rumah. Kristus, dia mengingatnya dengan jelas, berjanggut dan memakai mahkota dan mempunyai mata yang indah, yang ‘biru seperti laut dan tampak berkilau’.

Kristus memang benar duduk di sebelah kanan Tuhan, yang terlalu maha untuk digambarkan, dan di dekat Roh Kudus, yang menyerupai ‘warna biru’. Colton juga melihat Yohanes Pembaptis, ibunda Yesus dan bahkan Setan—tapi dia terlalu bingung untuk menggambarkan rupanya Setan.

Semua orang terbang ke sana ke mari dengan sayab, kecuali Yesus yang ‘naik turun seperti elevator’. Ada pohon-pohon, hewan-hewan dan orang banyak sekali, semuanya berada dalam masa primanya.

Setelah melihat pengungkapan (revelation) ini, Yesus mengembalikan Colton ke Bumi sebagai jawaban dari doa-doa Todd. Ketika mereka mendengar cerita ini, kedua orang tua Colton terbengong-bengong. Colton belum bisa membaca ketika itu dan mereka yakin mereka belum pernah menceritakan padanya detil-detil seperti yang dia sebutkan. Mereka juga tidak percaya seorang anak yang ketika itu belum genap berusia empat tahun dapat mengarang cerita sedemikian. 

Colton juga mengatakan Yesus mempunyai ‘tanda’ merah di tangan dan kakinya—bekas paku yang digunakan dalam penyalipan.

‘Itulah anak saya, dengan segala keadaan dirinya ketika itu, dengan suaranya yang masih bocah prasekolah, mengatakan pada saya sesuatu yang tidak hanya mengejutkan di wajah mereka, tetapi juga sesuai dengan Kitab Injil dalam setiap detilnya, hingga sampai ke warna-warna pelangi yang ada dalam kitab Wahyu (book of Revelation), yang tentu saja bukan merupakan bahan ajar di TK,’ tulis Todd. ‘Bagaimana mungkin anak saya yang sekecil ini mengetahui perkara ini?’

Mereka yang skeptis—dan ada banyak jumlahnya—mengatakan itu hanyalah halusinasi akibat dari anestesi yang diberikan pada Colton, dikombinasikan dengan imajinasi yang jelas sebagai seorang anak yang dibesarkan dengan kisah-kisah dalam Alkitab.

Dan, mereka menekankan, Colton sebenarnya tidak mati ketika operasi berlangsung. Todd mengatakan pada saya bahwa dia ketika itu mulanya curiga demikian juga. Tapi kemudian bermunculan serangkaian pengungkapan yang mengejutkan dari Colton.

Bocah itu tahu, sebagai contoh, bahwa kedua orang tuanya berada di ruangan terpisah ketika dia sedang dioperasi. Dia melihatnya dari Surga, katanya.

Colton juga mengatakan dia telah dipeluk oleh kakek buyutnya di Surga—seorang laki-laki yang meninggal dunia 30 tahun sebelum dia dilahirkan. Colton mengidentifikasi buyutnya itu dari sebuh foto, yang diambil ketika kakek buyutnya itu berusia 29 tahun.

Dan si bocah tersebut—yang memiliki seorang kakak perempuan dan seorang adik laki-laki—mulai berbicara tentang saudara perempuannya yang ‘lain’ yang dia temui di Surga. Dan benar saja, ibunya pernah keguguran sekali—seorang bayi perempuan. 

Kedua orang tuanya meyakinkan bahwa Colton tidak tahu apa-apa tentang peristiwa kegururan ini sebelum dia dioperasi. Buku-buku tentang ‘Ke Surga dan Kembali Lagi’ yang menceritakan pengalaman-pengalaman orang mendekati mati mendapat ceruk pasar tersendiri yang menggiurkan dalam dunia penerbitan di AS. 

Bahkan di Inggris, jajak pendapat menunjukkan bahwa lebih dari separuh penduduk percaya akan adanya kehidupan setelah mati dan Surga.

Kisah Colton telah bergema sedemikian kuat, kata ayahnya pada saya, karena kisah itu datangnya dari seorang bocah yang innosen bukannya dari orang dewasa.

‘Orang menyadari otaknya masih terlalu muda untuk berdusta dan mengarang cerita. Dan anak-anak tidak punya agenda apa-apa,’ katanya. Namun sebagian yang skeptis bertanya, apakah itu semuanya benar-benar cerita Colton? Bagi seorang pastur yang bersemangat menyebar syiar kebaikan, perjalanan Colton ke Surga tersebut cukup merupakan sebuah rahmat bagi ayahnya.

Tak hendak meragukan integritas dan kejujuran keluarga Burpo, bacalah bukunya dan saksikan filmnya dan adalah sulit untuk tidak menyimpulkan bahwa Colton mendapat sebagian besar dari apa yang dia lihat dari membolak-balik buku-buku kisah Injil bergambar dan mendengarkan ayahnya di gereja. 

Penduduk di kota kecil tempat tinggal mereka—bahkan para anggota jamaah Todd—menentang keluarga itu atas klaim Colton. Sebagian anggota gereja keberatan atas pesan ‘Tuhan Pengasih’ dari Colton yang sentimentil. 

Seiring semakin populernya buku tersebut, orang-orang Kristen konservatif malah menyerang buku tersebut karena mengadopsi sebuah pandangan tentang Surga yang tak tepat menurut Kitab Injil. Alkitab Injil, kata mereka, tidak menyebutkan bahwa orang di Surga mempunyai sayap.

Keluarga Burpo bahkan telah menerima ancaman kematian dan harus dikawal polisi ketika mereka berbicara di depan umum.

Hanya di Amerika, tulis seorang skeptis atheis, buku ini bisa diklasifikasikan sebagai non-fiksi. Todd meminta para penonton di Inggris berpikir terbuka.

‘Mereka akan melihat seorang anak, dalam keadaan yang sangat innosen, mengatakan hal yang sebenarnya. Orang perlu bertanya pada diri sendiri: jika anak mereka sendiri yang mengatakan seperti ini di mana-mana, bagaimana reaksi mereka?’

Tapi kebanyakan orang, jika anak mereka yang berusia empat tahun menggambarkan pandangannya tentang Surga, mereka tidak akan menulis sebuah buku untuk itu. 

Keluarga Burpo telah membuat tiga buku, termasuk sebuah sekuel, Heaven Change Everything, dan sebuah versi buku cerita anak bergambar. Mereka dituduh telah menghasilkan jutaan dolar dari kisah itu.

Mr Burpo tidak akan memberi tahu berapa banyak uang yang telah mereka dapat tapi dia mengatakan mereka telah mengeluarkan banyak dari uang itu untuk memberi makan anak-anak kelaparan di seluruh dunia. Dia mempekerjakan 13 staf di gerejanya dan pergi berkeliling dunia untuk berceramah.

Tapi keluarga tersebut masih tinggal di dalam rumah yang sama yang terdiri dari empat kamar tidur yang dulu dia beli seharga £60,000. Istrinya bekerja di sebuah agen properti lokal dan dia sendiri merupakan seorang relawan pemadam kebakaran paruh waktu.

‘Kami bahagia dengan gaya hidup kami seperti adanya tapi saya temukan betapa negatifnya sebagian orang bereaksi atas keberhasilan orang lain,’ katanya. ‘Keberhasilan buku tersebut dan filmnya menunjukkan bahwa Tuhan menghormati kejujuran kami dan kenyataan bahwa kami tidak membumbui kisah tersebut.’

Colton, bukan lagi seorang nabi cilik, kini merupakan seorang anak laki-laki normal berusia 14 tahun, yang menyukai gulat, berkelahi dengan kakak perempuannya dan ‘mempunyai masalah perkembangan yang sama dengan remaja kebanyakan,’ menurut ayahnya. 

Dia masih berkukuh dengan apa yang dia katakan dia lihat hampir satu dekade lalu. ‘Surga adalah sebuah tempat yang menakjubkan—saya waktu itu tidak mau kembali lagi ke dunia,’ katanya.

Dan bagaimana dengan pertanyaan yang kita semua ingin tahu jawabannya: apakah semua orang akan masuk Surga?

‘Tidak,’ kata Colton, yang melihat para malaikat dengan pedang menjaga pintu gerbang Surga. ‘Tuhan benar-benar mencintai Anda tetapi kebanyakan kita terlalu terikat pada hal-hal yang duniawi—dan mereka tidak diijinkan masuk Surga.’

Anak-anak lelaki berusia empat tahun, dengan ayah-ayah mereka yang pastur dan melek media, di sisi lain, lebih dari layak untuk diterima. (By Tom Leonard)

http://www.dailymail.co.uk/femail/article-2622938/Little-boy-says-went-Heaven-came-Its-gripped-America-Hollywood-film-four-year-olds-startlingly-vivid-account-meeting-God-died-hospital.html

comment 1 comments:

Unknown on August 7, 2014 at 10:50 AM said...

Nice article! Lagi belajar nulis juga, semoga bisa sebagus agan nanti nya :p http://leonardfresly.blogspot.com/

Post a Comment

 
© Hasim's Space | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger