“Ungkapan di atas memang benar adanya. Barang siapa rajin melakukan sesuatu yang bermanfaat, maka ia akan menjadi kaya. Lawan dari ungkapan tersebut adalah ‘malas pangkal miskin’,” begitu tulis harian Lampung Post, hari Minggu, 24 April 2011 kemarin.
Benarkah rajin pangkal kaya? Kalau benar, berarti kalau kita rajin maka kita akan menjadi kaya. Atau siapapun yang rajin niscaya akan menjadi kaya. Tapi benarkah demikian? Dengan menjadi rajin kita bisa menjadi kaya? Bagaimana kalau kita sudah rajin tapi tidak menjadi kaya?
Secara logika agaknya ungkapan ‘rajin pangkal kaya’ di atas kurang tepat, menurut nalar seperti yang tersebut di atas. Rajin saja bukanlah alamat, atau pangkal, seseorang menjadi kaya.
Setahu saya, dahulu, ada pepatah yang berbunyi ‘hemat pangkal kaya’, ‘rajin pangkal pandai’, ‘malas pangkal bodoh’. Ketiganya adalah pepatah untuk menasehati anak sekolah supaya hemat, rajin dan tidak malas, karena kalau malas, maka dia akan menajdi bodoh. Dengan berhemat kita bisa menjadi kaya. Jika kita rajin belajar maka kita akan menjadi pandai. Kalau kita bermalas-malasan maka kita akan menjadi bodoh. Begitulah maksudnya. Begitulah yang didengung-dengungkan oleh guru-guru SD jaman dahulu.
Kalau diteliti, makna ketiga pepatah tersebut memang lebih tepat dan lebih masuk akal daripada kedua pepatah yang ditulis dalam harian Lampung Post di atas.
Rajin saja belumlah tentu bisa membuat orang menjadi kaya. Buktinya banyak. Petani yang rajin bekerja banyak yang tidak kaya. Pegawai yang rajin bekerja banyak yang tetap miskin, karena kerajinan memanglah bukan syarat untuk menjadi kaya. Orang yang kaya belum tentu karena dia rajin. Orang yang tidak kaya (miskin) belum tentu karena dia malas. Orang yang rajin tidak otomatis menjadi kaya. Mungkin hanya rajin menabung yang bisa membuat orang menjadi kaya. Namun kita tidak bisa mengatakan dengan serta merta bahwa orang yang rajin akan menjadi kaya.
Lain halnya dengan hemat. Hemat bisa membuat seseorang menjadi kaya. Petani yang hemat bisa menjadi kaya. Pegawai yang hemat bisa menjadi kaya.
Petani, atau pegawai, atau siapapun yang tidak merokok, tidak pernah makan di restoran, tidak pernah membeli sesuatu yang tidak perlu, tidak membiarkan listrik menyala mubazir, dll akan mendapatkan uangnya terkumpul, dan lama kelamaan uangnya akan berakumulasi hingga mencapai jumlah yang banyak, melebihi jumlah uang temannya yang merokok, makan di restoran, membeli barang-barang mewah, menyalakan listrik secara sia-sia, atau kegiatan lain yang menghambur-hamburkan uang. Dan kalau kelebihan uang tersebut dia belikan rumah, maka dia akan mempunyai dua rumah. Dan pada saat itu teman-temannya, tetangga-tetangganya menyebut dia orang kaya.
‘Malas pangkal bodoh’ artinya orang tidak akan berkembang kalau dia malas. Malas belajar membuat bodoh. Malas bekerja tidak akan berjaya. Malas berlatih tidak akan mahir. Malas bertanya tidak akan tahu. Orang malas akan kalah bersaing dengan orang yang rajin.
Orang yang rajin belajar akan menjadi pintar. Orang yang rajin bekerja akan berjaya. Orang yang rajin berlatih tidak akan menjadi mahir. Orang yang rajin bertanya akan menjadi tahu. Pendeknya, orang yang rajin akan berhasil, sedangkan orang yang malas akan gagal. Orang yang berhasil bisa disebut pandai (karena keberhasilan itu adalah buah dari kepandaian). Dan orang yang gagal bisa disebut bodoh (karena kegagalan itu adalah buah dari kebodohan).
Bagaimana?
0 comments:
Post a Comment