Bagian pertama dari
penelitian ini diterbitkan di dalam jurnal PublicLibrary of Science dan merupakan hasil dari pengurutan (sequencing) genetik terhadap 15 sampel
obat-obatan China tradisional yang disita di perbatasan Australia. Setelah
meneliti apa yang sebenarnya terkandung dalam obat-obatan tersebut, para
peneliti di Murdoch University menemukan kesenjangan
yang cukup besar antara apa yang diklaim dalam obat-obatan tersebut dengan apa
yang mereka temukan.
Sebagian dari
obat-obatan tersebut mengandung tumbuh-tumbuhan dari genus Ephedra dan Asarum,
yang dua-duanya merupakan tumbuhan yang mengandung racun dalam dosis
tinggi, dan tidak diberi label kosenstrasi-nya. Ada pula produk-produk yang diberi label 100%
sesuatu, tapi nyatanya mengandung zat yang lain pula—seperti obat yang diklaim
100% terbuat dari antelop Saiga, tapi ditemukan mengandung kambing dan domba
dalam jumlah yang cukup besar.
Namun sejauh ini yang paling mengkhawatirkan adalah adanya
kandungan yang berasal dari hewan yang dilindungi di dalam obat-obatan
tersebut, seperti kandungan yang berasal dari beruang hitam Asiatik, dan
antelop Saiga yang disebutkan di atas.
Secara bersamaan,
penelitian yang diterbitkan dalam PNAS
telah menghubung-hubungkan sebuah kandungan yang banyak terdapat dalam
obat-obatan China
dengan kanker urethral di Taiwan.
Tumbuhan Aristolochia telah lama dijadikan bahan
untuk obat-obatan herbal, namun tumbuhan ini dikenal sangat bersifat
karsinogenik. Tumbuhan tersebut mengandung asam Aristolochic, yang jika bereaksi dengan DNA akan
membentuk adduksi aristolactam (AL )-DNA, yang merupakan lesi renal (renal lesions). Lesi-lesi (lesions) ini secara spesifik berhubungan
dengan tumbuhan tersebut, dan penelitian ini telah menghubungkan tumbuhan
tersebut dengan lebih dari separuh contoh penyakit. Semakin banyak obat-obatan
yang mengandung tumbuhan ini semakin meningkat pula jumlah penderita kanker di Taiwan dalam
beberapa dekade terakhir ini, sebagaimana sepertiga dari penduduk negara itu
telah menggunakan obat-obatan yang mengandung zat dari tumbuhan tersebut.
Kedua penelitian ini memberi pelajaran bagi kita betapa
khasiat dari banyak obat-obatan China
itu belum banyak dipahami, dan betapa masih sedikitnya penelitian yang
dilakukan untuk membuktikan keamanan dan kandungannya. Tanpa adanya labelisasi
dan peneltian yang lebih baik, sulit memandang obat-obatan China sebagai
sesuatu kecuali sebagai obat yang tidak aman. (BY
0 comments:
Post a Comment