Sebongkah batu ruang angkasa yang datang memecah
keheningan malam dan menimbulkan bola api dan ledakan suara dobel sonik di
gurun pasir Moroko tahun lalu diperkirakan telah terlempar dari planet Mars akibat
sebuah tabrakan kosmis pada kira-kira 700.000 tahun yang lalu.
Jika ditinjau dari tahun terjadinya benturan
dengan planet Mars tersebut berarti bongkahan batu tersebut telah terlempar ke
ruang angkasa dan memulai perjalanannya menuju Bumi pada masa ketika nenek
moyang bersama dari manusia dan makhluk Neanderthal masih hidup dalam keadaan
baik di Afrika.
Para ilmuwan menanggali peristiwa
tabrakan tersebut melalui sebuah analisis yang kasar tentang sisa-sisa dari
meteorit tersebut, berdasarkan eksposur dari elemen-elemen dari batu tersebut
terhadap sinar kosmik yang intens selama perjalanannya melalui ruang angkasa.
Tissint meteorite,
begitu batu tersebut dikenal, berharga karena dia ditemukan sebelum menjadi rusak
karena cuaca di Bumi.
Para saksi mata mengatakan batu tersebut
pecah menjadi dua bagian ketika terjatuh ke Bumi dan mendarat di gurun pasir di
dekat Tata, Moroko tenggara, pada pukul 2 pagi waktu setempat, pada tanggal 18
Juli tahun lalu. Pecahan-pecahan yang beratnya antara100g hingga 2kg telah
ditemukan, bersama dengan ribuan pecahan-pecahan kecil lainnya. Dalam keadaan
utuh berat meteorit tersebut diperkirakan mencapai 17 kg.
Para
peneliti di Hassan II University of
Casablanca menemukan adanya beberapa bagian yang
menyerupai kaca hitam (black glass)
di dalam meteorit tersebut yang diperkirakan mengandung gas, batu dan
jejak-jejak tanah planet Mars. “Yang benar-benar menarik adalah bahwa batu
tersebut mempunyai kaca hitam di bagian dalamnya,” kata Hasnaa Chennaoui Aoudjehane, yang meneliti spesimen
tersebut.
Analisis lebih mendalam tentang adanya
kaca dan gas yang terjebak di dalam gelembung-gelembung kecil di dalam kaca
tersebut bisa membantu para ilmuwan dalam merekonstruksi kondisi planet Mars
ketika batu tersebut terpental ke ruang angkasa.
“Gelembung-gelembung tersebut menarik
karena menggambarkan kondisi planet Mars pada saat meteorit tersebut terbentuk,
dan meteorit tersebut belum mendapatkan pencemaran oleh material-material
lain,” kata Chennaoui Aoudjehane. ( By Ian Sample, The Guardian, Friday, October 12, 2012 9:22 EDT)
The research appears in the latest issue of Science.
guardian.co.uk © Guardian
News and Media 2012
0 comments:
Post a Comment