1.
Membaca
isi kedua tulisan tersebut saya berkesimpulan bahwa yang dimaksud dengan daerah
Lampung Barat dalam kedua tulisan tersebut adalah Krui karena kedua tulisan
tersebut menggunakan narasumber kepala Puskesmas Krui.
2.
HIV/AIDS
tidak menyebar melalui wisatawan melainkan melalui hubungan seks bebas dan
transfusi darah atau penggunaan jarum suntik. Sebuah daerah bisa disebut mempunyai potensi HIV/AIDS yang
tinggi apabila di daerah tersebut terdapat kebiasaan seks bebas dan transfusi
darah yang tinggi, bukan karena kunjungan wisatawan ke daerah tersebut tinggi.
3.
Kunjungan
wisatawan tidak ada hubungannya dengan penyebaran HIV/AIDS. Di Indonesia, kasus
HIV/AIDS yang paling tinggi terdapat di Papua, sebuah daerah yang bahkan tidak
termasuk dalam 10 besar derah tujuan wisata. Sedangkan di tingkat dunia, kasus
HIV/AIDS terbesar terdapat di negara-negara Afrika, yang, juga, bukan merupakan
daerah tujuan wisata utama.
4.
Dari
500-an orang penderita HIV/AIDS di Lampung tidak ada satupun yang berasal dari
Krui.
5.
Dalam
salah satu pernyataannya yang dikutip dalam kedua tulisan tersebut, Dr.
Suswandi, kepala Puskesmas Krui, mengatakan bahwa dia mengalami kesulitan untuk
membuktikan adanya kasus HIV/AIDS di Krui, Lampung Barat. Dalam konteks apakah
Dr. Suswandi ingin membuktikan bahwa terdapat kasus HIV/AIDS di Krui? Apakah
dia pernah mendengar ada kasus HIV/AIDS yang menimpa salah seorang penduduk
Krui sehingga dia ingin membuktikannya? Apakah dia pernah melihat terjadi
praktik seks bebas atau transfusi darah atau penggunaan jarum suntik yang dilakukan secara liar di Krui?
Ataukah dia sekedar merasa penasaran mengapa tidak ada seorangpun yang terkena
HIV/AIDS di Krui mengingat Krui adalah daerah tujuan wisata?
6.
Masalah
HIV/AIDS adalah masalah gaya hidup bukan masalah wisata. Kampanye tentang
penanggulangan HIV/AIDS jangan sampai menggiring persepsi masyarakat bahwa
HIV/AIDS hanya bisa menyebar di daerah-daerah tujuan wisata karena hal ini
menyesatkan.
Kampanye penanggulangan HIV/AIDS adalah isu
yang sensitif yang bisa menimbulkan salah persepsi dan salah sasaran. Kampanye
penanggulangan HIV/AIDS hendaknya dilakukan di mana saja di tempat-tempat yang
terdapat kegiatan seks bebas dan transfusi darah atau pemakaian jarum suntik yang tinggi. Saya menyesalkan
kedua tulisan tersebut yang hanya menjadikan Krui sebagai daerah sasaran perkembangan
HIV/AIDS.
0 comments:
Post a Comment