Bukan saja rata-rata penyakit
tersebut telah meningkat sebanyak 240 persen selama 20 tahun terakhir ini,
namun juga diperkirakan kanker ini akan menjadi kanker yang paling umum ketiga di
AS pada tahun 2019, menurut Julie Ann Sosa, MD FACs, kepala, seksi bedah
endokrin dan direktur riset pelayanan kesehatan, departemen bedah, pada Duke University School of Medicine.
Tahun ini, lebih dari 60.000 orang
Amerika—termasuk lebih dari 45.000 di antaranya wanita—akan terdiagnosis menderita
penyakit tersebut, yang biasanya menyerang orang berusia di bawah 55. Fakta
yang menakutkan lainnya; sekitar 2 persen kasus ini terjadi pada anak-anak dan
remaja, menurut laporan Masyarakat Kanker Amerika.
“Hampir semua peningkatan tersebut terjadi
pada kanker tiroid papiler, yang biasanya mencapai 80 persen dari kasus kanker
tiroid yang ada dan baru-baru ini telah meningkat mencapai 90 persen,” menurut
Dr. Sosa. Penyakit terjadi di dalam tiroid: sebuah kelenjar berbentuk kupu-kupu
di leher tepat di bawah jakun.
Tidak Ada
yang “Baik” Tentang Kanker Tiroid
Karena penyakit tersebut mempunyai
rata-rata survival yang tinggi (di atas 97 persen), kanker ini sering kali
dipersepsikan sebagai kanker yang “baik,” “mudah” atau “aman”—deskripsi yang oleh
pasien seperti Amen dan Nox dikatakan sebagai menyepelekan penderitaan.
“Selama
11 tahun, ketika teman-teman saya saling jatuh cinta atau putus cinta, belajar
untuk ujian, dan kemudian memulai karir mereka, saya menjalani bedah dan pengobatan
dengan cara radiasi yang mengerikan,” kenang Amen, seorang pelatih nutrisi (nutrition
coach) dan penulis buku The Omni Diet.
“Banyak orang mengatakan pada saya
bahwa kanker tiroid adalah ‘kanker yang mudah’ dan menganggap seolah-olah ini
bukan masalah besar, namun saya bisa katakan pada Anda bahwa menderita kanker
benar-benar menakutkan dan mengubah hidup Anda selamanya,” kata Nox, yang bekerja sebagai seorang pelatih
kencan (dating coach) yang sedang
menulis buku tentang bertahan hidup dengan kanker.
“Saya terkejut dengan diagnosis
tersebut,” kata Nox menambahkan, “Saya pikir, ‘Saya melakukan yoga. Saya makan
salad. Saya merasa sehat. Bagaimana mungkin saya mengalami kanker pada usia
29?”
Ada Apa di Balik Meningkatnya Penyakit Ini?
Khususnya selama abad terakhir ini,
rata-rata kanker tiroid terus-menerus dan secara dramatis meningkat di seluruh
dunia, menurut sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Cancer Epidemiology.
Meski banyak ahli yang berteori
bahwa peningkatan penggunaan medical
imaging (pengambilan gambar-gambar bagian
tubuh untuk kepentingan medis) telah meningkatkan deteksi terhadap
kanker-kanker asimptomatik yang kecil, tapi ada pula bukti-bukti bahwa
kanker-kanker yang besar justru menjadi
semakin banyak, menurut laporan para peneliti.
Dan meski bisa terdiagnosis sejak
awal dan diberi perawatan yang lebih baik, namun angka kematian akibat penyakit
tersebut juga telah meningkat, menurut paper tersebut. Para peneliti berteori
bahwa karsinogen lingkungan—dan meningkatnya eksposur terhadap radiasi (seperti
sinar-X dan CT scan)—adalah faktor penyebab
yang paling memungkinkan meningkatnya penyakit ini.
Faktor resiko lainnya, khususnya
pada usia tengah baya dan usia lanjut (65 tahun ke atas) yang menderita
penyakit tersebut, adalah eksposur medis terhadap sunlamps (therapi sinar atau fototherapi), yang dahulu merupakan treatment yang biasa diberikan untuk
mengobati jerawat dan kondisi lainnya, kata Dr. Sosa.
Ada kemungkinan pula bahwa sinar-X
gigi (dental X-rays) bisa menjadi
resiko, meski para dokter gigi biasanya melindungi tiroid si pasien ketika
memberikan sinar-X untuk menghindari bahaya ini. Faktor-faktor resiko lainnya
termasuk riwayat keluarga yang menderita kanker tiroid dan menderita gangguan
tiroid yang disebut penyakit Hashimoto (Hashimoto’s disease).
Tanda-tanda
yang Biasa Diabaikan Oleh Pasien dan Dokter
Kalau melihat ke masa lalu, kata
Amen, “Selama lima atau enam tahun sebelum saya terdiagnosis, saya mempunyai
sebuah benjolan kecil di leher saya yang secara perlahan menjadi semakin besar
hingga terlihat seperti jakun pada pria. Tapi dokter kandungan saya tidak
pernah memeriksa leher saya, sehingga saya pikir hal itu normal saja. Ketika
itu saya masih remaja dan tidak pernah mendengar tentang kanker tiroid.
Pada waktu Amen akhirnya
terdiagnosis, kanker tiroid yang dideritanya telah mencapai tingkat lanjut yang
telah menjalar ke kelenjar getah bening-nya. Meski menjalani perawatan yang
agresif dengan beberapa kali bedah, therapi yodium radioaktif, dan therapi
lainnya, namun kanker tersebut telah hilang timbul sebanyak tiga kali. Adalah
hal biasa bagi penyakit tersebut untuk hilang timbul, kata Dr. Sosa.
Nox juga memperhatikan adanya sebuah
benjolan kecil pada lehernya, namun dia menganggap hal itu merupakan masalah
kecil sehingga baru enam bulan kemudian dia berkonsultasi ke dokter. Akan tetapi, kanker tersebut masih bisa tertangkap
sejak dini, sehingga memungkinkan dia untuk menghindari resiko dan efek samping
dari therapi radiasi. Sebaliknya, dia menjalani bedah untuk membuang thiroid
tersebut.
Meski kanker tiroid biasanya tidak
disertai dengan gejala-gejala awal, namun ada tanda-tanda peringatan seperti
timbulnya sebuah benjolan kecil yang bisa dirasakan pada kulit leher, suara
menjadi serak atau timbul perubahan-perubahan lain pada suara, kesulitan menelan,
rasa sakit pada leher atau kerongkongan, dan kelenjar getah bening pada leher membengkak,
menurut Mayo Clinic.
Bagaimana Memeriksa
Leher Anda
Jeffrey Mechanick, MD, seorang profesor
pengobatan klinis, endokrinologi, diabetes, dan penyakit tulang pada Mount Sinai Medical Center di New York
dan presiden American Association of
Clinical Endocrinologists, merekomendasikan penggunaan langkah-langkah di
bawah ini untuk melakukan pemeriksaan sendiri tiroid pada leher:
- Pegang sebuah cermin, perhatikan area depan bagian bawah pada leher Anda, di atas tulang selangka, dan di bawah pita suara (larynx). Kelenjar tiroid Anda terletak di wilayah ini.
- Miringkan kepala ke belakang, ambil air minum dan telan.
- Ketika Anda menelan, periksa leher Anda kalau-kalau ada tonjolan atau benjolan di wilayah tersebut ketika Anda menelan. Ingat: Jangan keliru antara jakun dan kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid terletak jauh di bawah, di dekat tulang selangka.
- Jika Anda melihat ada tonjolan di wilayah ini, hubungi penyedia layanan kesehatan Anda. Anda boleh jadi mengalami pembesaran kelenjar tiroid atau thyroid nodule yang harus dievaluasi untuk mengetahui apakah ada kanker atau gangguan tiroid lainnya. Dr. Sosa juga menasehati agar Anda memeriksakan leher Anda jika Anda melakukan pemeriksaan kesehatan tahunan atau kunjungan medis rutin lainnya, meski Anda tidak melihat adanya benjolan. (By Lisa Collier Cool, Jul 24, 2013)
http://health.yahoo.net/experts/dayinhealth/why-thyroid-cancer-fastest-rising-cancer-women
1 comments:
terima kasih infonya
Post a Comment