Kita semua mempunyai napas yang bau
kadang-kadang, tapi jika napas bau Anda itu menjadi masalah yang kronis, maka
Anda harus mengetahui akar masalahnya. Kebanyakan masalahnya adalah, halitosis—istilah yang lebih disukai
untuk mengatakan napas yang bau—ini berarti Anda harus memperhatikan kebersihan
gigi Anda, tapi kadang-kadang napas yang bau merupakan pertanda kondisi
kesehatan yang lebih serius. Di bawah ini adalah beberapa penyebab napas bau
yang perlu Anda perhatikan.
Kebersihan gigi yang buruk menyebabkan sekitar 85% halitosis, menurut sebuah penelitian pada tahun 2012 yang dimuat di dalam International Journal of Oral Science. “Sisa-sisa makanan di mulut yang tidak dibersihkan dengan benar akan menjadi tempat bersarangnya bakteria,” kata Marc Gibber, M.D. seorang dokter spesialis THT di Montefiore Medical Center. Karena kuman menyukai tempat-tempat yang basah dan hangat, maka jika Anda tidak membersihkan mulut Anda dengan benar, maka mulut Anda akan menjadi tempat penampungan kotoran dan mulai menimbulkan bau—bakteria memproduksi senyawa sulfur yang mengeluarkan bau seperti bau telur busuk itu. Sikatlah gigi Anda dan bersihkan dengan benang gigi dua kali sehari, dan jangan lupa untuk membersihkan lidah Anda pula. “Bakteria yang hidup tanpa oksigen ini akan berkumpul di lidah bagian belakang,” kata dokter gigi Richard H. Price, seorang penasihat konsumen pada Persatuan Gigi Amerika.
[10 health mistakes everyone makes]
[The only four exercises you'll ever need to stay in shape]
2. Anda kurang minum air.
Mengalami dehidrasi bisa membuat Anda memproduksi terlalu sedikit saliva (air liur), yang bisa jadi masalah karena saliva bisa menghilangkan semua bakteria penyebab bau busuk. “Saliva yang kita produksi akan membuat sel-sel di dalam mulut menjadi hidup,” kata Gibber. “Ketika saliva kita berkurang, sel-sel tersebut akan mulai mati.” Sel-sel yang mati dan membusuk akan menimbulkan bau yang tidak sedap. Minumlah air: Para ahli gizi merekomendasikan kita minum air enam hingga 8 gelas sehari. Teh hijau juga bisa membantu menghidrasi—dan sebuah penelitian tahun 2012 di Israel menemukan bahwa antioksidan yang terkandung di dalam teh hijau bisa mengubah sebagian senyawa sulfur yang terdapat di dalam napas yang bau.
3. Anda mengalami dehidrasi karena alergi.
Orang yang menderita alergi yang tidak bisa bernapas melalui hidung akhirnya akan bernapas melalui mulut, yang juga bisa menyebabkan mulut kering, kata Dale Amanda Tylor, M.D., MPH, spesialis THT orang dewasa dan anak-anak di Freemont, California. Jika Anda mempunyai alergi, pastikan kongesti (kesulitan bernapas) yang Anda alami diobati—dan jangan lupa melakukan hidrasi (minum air).
4. Anda terlalu banyak makan makanan yang salah.
Bukan rahasia lagi bahwa bawang putih (garlic) bisa menyebabkan napas bau, dan kami yakin Anda tentu telah mempersiapkan permen pengharum napas (bebas gula) ketika Anda masuk ke restoran Italia. Tapi tahukah Anda bahwa produk susu bisa menyebabkan ingus menjadi kental dan bisa menimbulkan bau belerang? “Banyak penyanyi profesional yang mengatakan mereka mencoba menghindari mengkonsumsi produk susu sehingga suara mereka bisa jadi jernih dan tidak mempunyai ingus yang kental,” kata dokter gigi Martha Ann Keels, kepala divisi dokter gigi anak di Duke Children's Hospital. Juga jangan banyak-banyak makan roti dan pasta. “Makanan yang kaya akan karbohidrat bisa menimbulkan lebih banyak bakteria karena makanan-makanan tersebut banyak mengandung gula,” kata Baldeep Singh, M.D., kepala klinik pengobatan internal di Stanford Hospital & Clinics. “Makan makanan yang mengandung serat bisa membantu.”
5. Anda mengalami infeksi sinus atau tonsil.
“Infeksi bisa menyebabkan sinus bernanas,” kata Singh, yang bisa menyebabkan napas menjadi bau. Kunjungilah dokter yang bisa memberi Anda resep antibiotik. Membersihkan sinus Anda dengan teko Neti (Neti pot) atau cairan pembersih sinus Neilmed dalam botol juga bisa membantu, kata James N. Palmer, M.D., seorang spesialis THT dan direktur rhinology di Universitas Pennsylvania. Infeksi tonsil berganda (multiple tonsil infections) atau kasus-kasus radang tenggorokan bisa menimbulkan batu amandel, yang sebenarnya merupakan bebatuan kalsium (calcium stones) yang terasa seperti batu-batu kerikil kecil di bagian belakang tenggorokan—dan menimbulkan bau menyengat, kata Gibber. Cara mengatasinya yang terbaik adalah sebuah cara lama yaitu berkumur-kumur dengan air garam karena kandungan garam yang tinggi bisa membunuh bakteria, kata Palmer. Tambahkan satu sendok makan garam ke dalam enam ons air hangat dan berkumur-kumurlah setiap pagi hari selama dua atau tiga hari. Setelah berkumur-kumur dengan air garam, makanlah yogurt yang mengandung kultur aktif yang hidup (live active cultures)—atau bakteria yang baik.
6. Anda mengamali refluks asam lambung (acid reflux).
Orang yang menderita mulas (heartburn) akan “menghembuskan asam lambung melalui napas mereka,” kata Keels. Napas mereka jadi berbau asam seperti cuka. “Banyak orang mengira refluks asam lambung sama dengan mulas, atau gangguan pencernaan,” kata Tylor. “[Tapi] refluks asam lambung ini juga bisa mencapai sinus atau telinga,” Bagaimana mencegahnya? “Segala yang enak-enak adalah tidak baik bagi refluks asam lambung—alkohol, segala sesuatu yang berasal dari sitrus, kayu manis, cokelat,” kata Tylor.
[Why and how to give up sugar]
[10 snacks under 100 calories]
7. Anda mengalami kondisi yang lebih serius, seperti kanker.
Dalam kasus-kasus yang sangat langka, napas yang sangat bau bisa merupakan salah satu pertanda adanya kanker di hidung, telinga, leher, atau kerongkongan. “Inilah yang kita namakan napas bau kanker,” kata Gibber. Baunya masam seperti bau keju.” Orang yang telah terekspos radiasi, seperti mereka yang mengalami kanker leher dan kepala, memproduksi mukus yang lebih sedikit—yang membuat napas mereka menjadi lebih bau. Tapi ingat bahwa kebersihan gigi yang buruk adalah penyebab bau mulut yang jauh, jauh lebih umum, jadi tak usah panik. (By Good Housekeeping | Healthy Living – Tue, Feb 25, 2014 19:11 GMT)
- By Karen Springen
http://uk.lifestyle.yahoo.com/blogs/healthy-living/7-reasons-why-bad-breath-191100205.html
0 comments:
Post a Comment