Selama beberapa dekade para ahli
astronomi telah mencari adanya sebuah dunia seperti yang kita diami sekarang di
luar sistem tata surya yang mungkin merupakan tempat tinggal makhluk alien.
Dan kini mereka telah mengumumkan
bahwa mereka telah menemukan sebuah—sebuah planet yang besarnya 1,1 kali ukuran
Bumi yang mengorbit sebuah bintang yang jaraknya hanya 490 tahun cahaya.
Dinamakan Kepler-186f, planet tersebut adalah yang pertama ditemukan dengan
kondisi yang cocok untuk air cair eksis di permukaannya, yang berarti planet
tersebut bisa mendukung kehidupan makhluk alien juga.
Temuan tersebut dibuat oleh sebuah
tim yang terdiri dari para ahli astronomi yang dipimpin oleh Elisa Quintana dari
SETI Institute di Nasa Ames Research Center, yang menelisik
data planet yang berasal dari teleskop ruang angkasa Kepler milik Nasa.
Hingga kini, teleskop tersebut telah
menemukan ratusan planet, tapi kebanyakan dari planet tersebut tidak bisa
dihuni oleh makhluk hidup baik karena terlalu besar atau karena mengorbit
terlalu dekat dengan bintangnya (host
star) untuk mendukung kehidupan.
Penemuan Kepler-186f ini, dengan demikian, merupakan sebuah lompatan besar dalam bidang perburuan planet.
Ini adalah dunia yang kelima dan
yang terluar dari sistem planet di sekitar bintang kerdil berwarna merah Kepler-186
dan hampir bisa dipastikan merupakan sebuah planet yang berbatu.
Temuan tersebut signifikan karena planet
ini merupakan dunia seukuran Bumi yang pertama yang telah kita temukan di dalam
zona yang bisa dihuni dari sebuah bintang.
Zona-zona yang bisa dihuni, juga
dikenal sebagai “Zona Goldilocks,’ adalah wilayah-wilayah di sekitar sebuah
bintang di mana temperaturnya cocok untuk terciptanya air.
Bumi, sebagai contoh, terletak hampir
tepat di tengah-tengah dari zona yang bisa dihuni dari matahari kita.
Meski sebelumnya kita telah
menemukan beberapa exoplanet (dunia di luar sistem tata surya) di dalam
zona-zona ini, tapi tidak ada yang ukurannya sebesar Bumi.
Karena planet kita dikenal mempunyai
kehidupan, maka bisa dipastikan bahwa sebuah planet yang serupa dengan Bumi juga
bisa dihuni.
Ini bisa membuat Kepler-186f menjadi dunia pertama yang
telah kita temukan yang boleh jadi merupakan tempat kehidupan seperti yang kita
kenal.
‘Dengan mengambil planet kita
sebagai contoh, air sangatlah penting untuk kehidupan,’ kata Dr Steve Howell,
salah seorang penulis utama dalam penelitian yang menemukan Kepler-186f tersebut dan seorang ilmuwan
dalam misi Kepler, pada MailOnline.
Ini membuat penemuan planet yang
bisa mempunyai air menjadi semakin lebih penting.
‘Kepler
186f tampaknya bisa menjadi tempat
pertama bagi kita untuk meneliti kehidupan alien di luar sistem tata surya.’
Planet tersebut mengorbit sebuah
bintang kerdil tipe-M (M-type),
sebuah bintang yang agak lebih redup dari matahari kita, sehingga membuat zona yang
bisa dihuni di sana merangkul planet tersebut sedikit lebih erat.
Tapi Kepler-186f berada pada orbit yang sedikit berbeda dibandingkan
Bumi, hingga planet ini memerlukan waktu 130 hari untuk memutari bintangnya.
Hal ini menempatkan planet tersebut
ke arah pinggir dari zona yang bisa dihuni dari Kepler-186.
Empat planet lain di dalam sistem
tersebut mempunyai orbit yang berlangsung selama 21 hari, sehingga membuat
planet-planet tersebut tidak bersahabat.
Kepler-186 berada pada jarak yang cocok
dari bintangnya untuk terbentuknya air,’ kata Thomas Barclay, seorang ilmuwan
peneliti pada misi Kepler dan salah seorang penulis laporan ketika mengumumkan penemuan
planet tersebut, pada MailOnline.
Barclay terlibat dalam pembuatan
model planet tersebut dan mereka-reka gambar planet tersebut sesuai perkiraan
kita, seperti yang ditunjukkan dalam gambar yang dibuat oleh seorang artis.
‘Kami meneliti jenis cahaya yang
berasal dari bintang tersebut, yang agak lebih merah dibandingkan matahari
kita,’ katanya menjelaskan.
‘Jadi Kami mencoba menutupi planet
tersebut dengan warna terang yang tepat, sehingga planet tersebut tampak agak
lebih menyerupai warna jingga.
‘Kami mencoba mereka-reka lautnya
berwarna apa, sehingga dengan kurangnya warna biru lautannya akan tampak kusam,
tidak berwarna biru terang seperti laut di planet kita.
‘Kemudian kami mereka-reka awan dan
esnya, yang sangat masuk akal terdapat di sana jika ada atmosfernya.
‘Awan dan es ini akan merefleksikan
warna yang sama dengan bintangnya—awan kita berwarna putih karena matahari kita
berwarna putih.
‘Jadi pada Kepler-186 awan dan esnya
akan terlihat berwarna jingga dan merah.’
Meski diketahui planet tersebut
berada di zona yang bisa dihuni, namun para ahli astronomi tidak bisa
memastikan bahwa di sana benar-benar ada air.
Dengan demikian, jika mengacu pada
apa yang kita ketahui dari Bumi, Kepler-186f
adalah kandidat utama untuk menjadi sebuah dunia, lengkap dengan samudera dan
lautan.
Namun hal itu tergantung apakah planet
tersebut mempunyai atmosfer atau tidak.
‘Jika kita tidak punya atmosfer,
kita tidak akan punya air yang cair,’ kata Barclay.
‘Atmosfer menyelimuti kita dan
menjebak panas.
‘Hal yang sama bisa terjadi pada Kepler-186f.’
Dan jika ada tumbuhan hidup di planet
ini, Barclay mengatakan tumbuhan itu akan berbeda dengan tumbuhan yang ada di
Bumi.
‘Kami memikirkan tentang kemungkinan
warna tumbuhan itu sehubungan dengan masalah fotosintesis.
‘Perkiraan terbaik adalah tumbuhan
itu lebih berwarna kuning, karena warna bintang dari planet tersebut berbeda.
‘Tumbuh-tumbuhan tersebut akan
berwarna kuning karena ada pengaruh energi yang masuk dan direfleksikan.’
Baik Barclay maupun Howell mengatakan
bahwa dunia baru ini mungkin lebih tepat disebut sepupu Bumi daripada kembaran
Bumi.
Planet ini mempunyai karakteristik
yang serupa dengan Bumi tetapi dia mengorbit bintang yang berbeda.
Dengan teleskop masa depan seperti James Webb Space Telescope milik Nasa, yang
akan diluncurkan tahun 2018, kita mungkin akan bisa mengobservasi atmosfer dari
planet-planet seperti planet-planet yang lebih dekat dengan kita ini dan
menemukan apakah planet-planet tersebut mempunyai komposisi kimia yang serupa
dengan planet kita.
Hal ini akan memberi jawaban
terhadap pertanyaan-pertanyaan seperti seberapa besar kemungkinan dunia-dunia
lain bisa dihuni.
70 persen dari semua bintang tergolong
sebagai bintang tipe-M (M-type stars),
sama dengan bintang yang diorbit oleh Kepler-186f.
Ini berarti bahwa banyak
planet-planet yang kita temukan juga berada dalam orbit di seputar
bintang-bintang ini.
Mengetahui bahwa dunia-dunia lain
yang sekuruan Bumi bisa eksis di zona yang bisa dihuni di sekitar
bintang-bintang, dengan demikian, menjadi sangat penting.
‘Boleh jadi ada banyak planet-planet
seperti ini di dekat kita,’ kata Dr Howell.
‘Jika kita bisa temukan
planet-planet tersebut dan menjadikannya subjek penelitian, maka kita bisa tahu
apakah planet-planet tersebut mempunyai biosignatures
di dalam atmosfernya.
‘Dalam tempo 20 tahun yang akan datang
saya berani katakan ada 80 persen kemungkinan kita bisa temukan sebuah planet
yang pasti bisa dihuni di sekitar kita.
‘Jika kita perhatikan semua
planet-planet itu kita tidak akan bisa melihat adanya kota-kota atau pantai-pantai
atau ladang-ladang hijau, tapi saya kira kita bisa melihat uap air dan segala
sesuatu yang membuat kita percaya bahwa planet-planet itu lebih menyerupai
Bumi.’
Dan masih ada banyak planet-planet
lain terselip dalam data yang dikumpulkan oleh teleskop ruang angkasa Kepler.
Pengumuman ditemukannya Kepler-186f ini merupakan sebuah
pertanda baik akan adanya sejumlah dunia lain yang bisa dihuni yang menunggu penelitian
kita.
Salah satu langkah yang perlu
diambil untuk menjawab pertanyaan “Apakah kita cuma sendiri?” adalah menemukan
dunia lain seperti Kepler-186f yang
terlihat seperti sebuah planet yang kita ketahui berpenghuni,’ kata Barclay menyimpulkan.
http://www.dailymail.co.uk/sciencetech/article-2607079/Have-finally-EARTH-2-0-Astronomers-discover-planet-support-ALIEN-LIFE.html
0 comments:
Post a Comment