'Roughhousing' Baik Bagi Anak dan Orang Tua

Lupakan mengawasi anak-anak terus menerus ketika mereka sedang bermain; kita bahkan tidak pernah membiarkan mereka melompat-lompat di tempat tidur lagi. Ada orang tua yang seperti heikopter (helicopter parentsyang selalu bermanuver di sekitar anaknya, ada ibu yang seterti macan (Tiger Momsyang selalu terobsesi dengan prestasi akademik si anak, dan orang tua yang seperti bermain curling (curling parents) yang selalu menginginkan anak-anaknya mengikuti jalan yang mereka tunjukkan, kita begitu khawatir dan menjaga keselamatan anak-anak kita sehingga membuat kita membatasi aktifitas mereka dan juga kemerdekaan mereka.

Tapi sedikit bermain gurau canda bisa memberi banyak manfaat bagi anak-anak, kata dua orang ahli—dan mereka mendorong para orang tua untuk melakukan roughhouse (bergurau canda) kepada anak-anak mereka.

“Bermain sekarang tampaknya banyak berbeda dengan 30 tahun lalu,” kata Dr. Anthony DeBenedet, yang merupakan co-writer dari buku "The Art of Roughhousing: Good, Old-Fashioned Horseplay and Why Every Kid Needs It" bersama Lawrence J. Cohen, PhD. “Saya pikir sekaranglah saatnya kita memotong tali itu sedikit biarkan anak-anak itu—dan bermainlah bersama mereka.”

“Kita ingin mendapatkan sebuah keuntungan dari hal-hal yang bermanfaat,” katanya menambahkan. “Hal yang bermanfaat itu adalah bermain. Dan intinya adalah roughhousing.”

Roughhousing lebih dari sekedar menjaga anak tetap aktif secara fisik. “Ada tanda-tanda yang jelas yang menunjukkan bahwa roughhousing ikut membantu kerberhasilan anak secara akademik, hal itu juga diasosiasikan dengan perilaku yang lebih fleksibel, menjadi lebih mampu menghadapi hal-hal yang tak terduga,” kata DeBenedet. “Bermain—khususnya bermain secara fisik dengan aktif, seperti roughhousing—membantu anak-anak menjadi pintar, cerdas secara emosional, dicintai dan disukai, etis, sehat fisik, dan gembira,” tulis mereka dalam bukunya.

Jadi apa sih roughhousing itu, sebenarnya? “Anda pasti akan tahu ketika Anda menyaksikannya,” kata DeBenedet, ayah dari puteri berusia 5 tahun, 2 tahun, dan 6 enambulan, menjelaskan. (Ya, anak perempuan bisa roughhouse juga.) ada dua jenis roughhousing, katanya: roughhousing gaya bebas improvisasional, yang mencakup segala macam mulai dari bergulat sampai melompat di atas sofa hingga berantem dengan bantal, dan seperangkat gerakan yang “hampir menyerupai tantangan fisik dengan anak Anda.”
Dalam sebuah workshop tentang roughhousing di New York baru-baru ini, para orang tua bergumul di atas kasur dengan anak-anak mereka, melambungkan anak-anak mereka ke udara, dan terlibat dalam perkelahian dengan bantal:


Pada event yang lain, DeBenedet mendemosntrasikan salah satu gerakan  roughhousing kesukaannya: The Houdini. “Anda harus benar-benar menyatu  dengan anak-anak Anda untuk melakukannya,” katanya.


Jika The Houdini terlihat menjemukan bagi Anda, hal itu bisa jadi karena roughhousing itu lebih meupakan ikatan lahir bathin antara anak dan orang tua  (bonding) daripada menceramahi anak dengan kata-kata (blowing off steam). “Inti dari gerakan ini adalah kesenangan yang ditimbulkannya, cinta dan kedekatan yang ditumbuhkannya,” kata Cohen, yang memiliki anak yang hampir berusia 21 tahun dan seorang anak tiri yang hampir berusia 18. “Ada terjadi semacam tuning yang khusus pada orang tua dan anak-anak mereka yang telah melakukan sebagian dari gerakan ini bersama-sama. Anda harus benar-benar senada seirama dan menyatu.

“Anda seolah mengatakan pada anak Anda bahwa power-nya Anda sambut dengan baik dalam gerakan ini. Anda aman bersama saya. Dan kita akan menjadi lebih menyatu daripada sebelumnya,” kata DeBenedet menambahkan.

Roughhousing dan keselamatan tidak eksklusif secara mutual. “Keselamatan itu lebih banyak berasal dari pengetahuan,” kata deBenedet. Lompat di atas tempat tidur, misalnya. “Bilakah lompat di atas tempat tidur itu berbahaya? Ketika ada lebih dari satu orang di atas tempat tidur,” katanya. “Jika hanya ada satu anak melompat di atas tempat tidur, sebenarnya sangat aman.”

Namun demikian, kadang-kadang anak-anak bisa jadi terbawa (carried away), dan terserah pada orang tua untuk menarik garis pemisah antara roughhousing dan agresi. “Berhentilah jika terjadi cedera, bahkan jika hanya cedera bayangan sekalipun,” kata DeBenedet menasehati. “Apa yang sebenarnya terjadi adalah bahwa anak-anak membuka diri (opening up), menunjukkan perasaan mereka bahkan meski hanya cedera main-main. Adalah waktu yang sangat berguna bagi ibu dan ayah untuk berhenti dan meyakinkan mereka, memeluk mereka, mencumbu mereka, dan mengenakan perban meski sebenarnya mereka tidak tidak luka. (
by Lylah M. Alphonse, Senior Editor, Manage Your Life, on Wed Jun 1, 2011 1:56pm PDT)


comment 0 comments:

Post a Comment

 
© Hasim's Space | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger