GORE-TEX, perusahaan yang membuat pakaian renang, sepatu hiking dan mantel, merupakan subjek dari anekdot yang terkenal dalam dunia sosiologi. Anekdot tersebut berpusat pada seseorang yang merupakan pendiri perusahaan tersebut, Bill Gore.
“Ketika Bill Gore mendirikan perusahaan tersebut, dia mendirikannya di halaman belakang rumahnya,” kata Robin Dunbar, seorang profesor antropologi evolusioner di Universitas Oxford pada Rachel Martin dari NPR.
Mulai dari awalnya yang sederhana, GORE-TEX tumbuh dan terus tumbuh, kata Dunbar , sampai akhirnya Gore berhasil membuka sebuah pabrik. Pabrik itu juga kemudian terus berekmbang.
Kemudian, pada suatu hari, kata Dunbar , Gore berjalan memasuki pabriknya.
“Dan dia ternyata tidak mengenali orang-orang yang bekerja di dalam pabriknya tersebut.”
Gore heran dengan semua ini. “Menurut perasaanya,” kata Dunbar , “semakin besar sebuah perusahaan, orang-orang yang bekerja di perusahaan tersebut semakin cenderung tidak banyak bekerja keras dan saling membantu satu sama lain.”
Gore melakukan beberapa perhitungan, dan menyadari bahwa setelah menaruh sekitar 150 orang pekerja di dalam satu gedung, segala sesuatu di dalam perusahaan GORE-TEX ternyata tidak berjalan lancar. Para karyawan tidak bisa saling memantau satu sama lain. Rasa kebersamaan telah hilang.
Sehingga Gore membuat keputusan untuk membatasi pabriknya dengan 150 orang pekerja saja.
“Setiap kali mereka memperluas perusahaan mereka,” kata Dunbar , “dia membangun sebuah perusahaan baru. Kadang-kadang hanya bertempat di lapangan parkir, di sebelah perusahaan yang lain.
Segala sesuatunya berjalan dengan lebih baik dengan cara seperti ini. Dalam pabrik-pabrik yang lebih kecil, kata Dunbar , “masing-masing orang mengenali satu sama lain. Siapa yang menjadi manajer, siapa yang menjadi akuntan, siapa yang bertugas menyediakan masakan untuk makan siang.
Seratus lima puluh, tampaknya, merupakan angka majik.
istockphoto.com |
Kebenaran tentang Teman-teman Facebook Anda
Kebanyakan penelitian Dunbar berfokus pada mengapa pengembangan model GORE-TEX berhasil. Model tersebut berdasarkan ide bahwa manusia hanya bisa menampung sekitar 150 hubungan pertemanan yang sesungguhnya di dalam kepala mereka. Dunbar telah pula meneliti ide tersebut dengan sangat mendalam, angka 150 ini kemudian disebut “Angka Dunbar.”
Ironisnya, angka tersebut diabaikan di Facebook, di mana 150 orang teman adalah terlalu sedikit.
“Ada orang yang mengatakan, ‘Saya mempunyai terlalu banyak teman—separuhnya dari teman-teman saya ini tidak saya kenal,”” kata Dunbar . “Lalu ada orang lain berkata, ‘Lihat, ada seseorang di inggris yang mengatakan Anda tidak bisa mempunyai teman lebih dari 150.””
Alasan mengapa angka 150 merupakan angka optimal untuk sebuah masyarakat adalah berasal dari nenek moyang primata kita, kata Dunbar . Dalam kelompok yang lebih kecil, primata bisa bekerja sama untuk memecahkan masalah-masalah dan menghindari predator. Sekarang ini, 150 tampaknya merupakan angka tertinggi yang bisa ditampung oleh memori otak kita.
Tapi apa artinya semua ini jika Anda bukan orang Amish—atau CEO dari GORE-TEX?
Jaringan Pertemanan yang Menyebar Tipis
“Kita menetapkan angka 150 ini pada suatu masa ketika orang-orang tersebut masih berada dekat dengan Anda secara geografis,” kata David Dobbs, yang menulis blog untuk majalah Wire, yang jaringan pertemanannya merupakan sebuah contoh bagaimana Angka Dunbar ini menghadapi komplikasi di jaman modern ini.
Dobbs mempunyai seorang ayah di Texas , seorang saudara perempuan di California dan beberapa teman-teman dekat di New Hampshire dan Illinois . Plus, dia mempunyai teman bisnis di seluruh dunia.
Jika semua itu ditambahkan, kata Dunbar , menjadi jaringan dengan anggota 150 orang.
“Anda besar di suatu tempat, Anda bersekolah di propinsi lain, Anda mendapat pekerjaan, Anda pergi ke Eropa sedikit—maka jauh lebih sulit bagi kita untuk menjaga hubungan itu tetap berjalan apabila mereka berada di tempat-tempat jauh seperti itu,” kata Dunbar .
Dobbs menawarkan tantangan modern lainnya: Apa yang terjadi jika hubungan kerja Anda juga mempunyai elemen-elemen hubungan sosial pula? Siapakah yang mempunyai waktu bagi kedua hubungan tersebut?
Untuk para pekerja di perusahaan yang lebih kecil, kata Dunbar , masalah seperti itu sering kali terpecahkan. Dalam perusahaan yang pekerjanya kurang dari 500 orang, penelitiannya membuktikan, “ada kecenderungan yang sangat kuat bagi para kolega Anda untuk juga menjadi teman Anda sekaligus.”
Bagaimana jika Anda bekerja di perusahaan besar, yang pekerjanya ribuan orang? Anda tampaknya akan mencari teman dari luar lingkungan pekerjaan Anda untuk melengkapi pergaulan Anda sehari-hari.
Komunitas ‘Teman-Teman’
Dengan demikian, masalahnya dengan sekian banyak “teman,” kata Dunbar , adalah “hubungan yang terjadi dalam unit-unit yang sangat besar akan menjadi kasual—dan tidak mempunyai arti yang mendalam dan rasa setia kawan seperti yang bisa timbul dengan teman-teman dekat kita.”
Salah satu solusi terhadap masalah ini, katanya menambahkan, bisa dilihat dalam model militer jaman modern. Meski militer menciptakan “supergrup”—batalion, resimen, divisi—namun kebanyakan mereka cuma bisa menjalin hubungan komunitas hanya sebatas level pertemanan yang terdiri dari 150 orang.
“Jawabannya harus timbul dari sana ,” kata Dunbar , “mencoba menciptakan rasa kebersamaan yang lebih besar lagi.
“Dalam satu hal, orang Amerika tergolong beruntung dalam respek yang demikian,” katanya menambahkan. “Ada tradisi komitmen yang panjang mencakup hal-hal ideal yang menyatukan orang Amerika. Hal mana tidak selalu berlaku di tempat lain.”
Ketika masyarakat modern merasa sulit menjalin persahabatan dengan orang yang secara geografis berjauhan, kata Dunbar , penelitiannya menunjukkan bahwa hubungan keluarga, dalam hal ini, berbeda.
“Teman-teman Anda, jika Anda tidak pernah bertemu dengan mereka, perlahan akan melupakan Anda,” katanya. “Hubungan keluarga tampaknya sangat stabil. Tidak perduli berapa jauhpun jarak Anda, mereka akan tetap mencintai Anda ketika Anda kembali pada mereka. ( by NPR STAFF).
Diterjemahkan secara bebas dari:
http://www.npr.org/2011/06/04/136723316/dont-believe-facebook-you-only-have-150-friends perbedaan penafsiran dan interpretasi yang timbul akibat terjemahan ini di luar tanggung jawab penerjemah.
0 comments:
Post a Comment