By Hasim on
Friday, April 27, 2012
|
PLATE 2. THE DAMMAR, A SPECIES OF PINUS. Sinensis delt. Swaine Sc. Published by W. Marsden, 1810. |
Dalam bukunya yang berjudul 'History of Sumatera, Containing an Account of the Government, Laws, Customs, and Manners of The Native Inhabitants', William Marsden ada mengulas serba sedikit tentang damar krui dan damar batu, di bawah ini adalah kutipannya. Versi lengkap dari buku Marsden tersebut bisa dilihat pada link di bawah ini.
DAMAR.
Damar adalah
sejenis terpentin atau resin dari sejenis pohon pinus, dan digunakan untuk
kegunaan yang sama dengan terpentin dan resin. Damar ini diekspor dalam jumlah
besar ke Bengal dan lain negara. Damar ini keluar,
atau tepatnya mengalir, langsung dari pohonnya dalam jumlah yang melimpah
sehingga tidak perlu lagi membuat sayatan di pohon untuk mengeluarkannya.
Penduduk mengumpulkan damar dalam bentuk bongkah-bongkahan yang mereka pungut dari
tanah ketika damar-damar itu jatuh, atau mengumpulkannya dari tepian sungai
atau muara jika damar-damar itu hanyut dibawa air. Damar-damar tersebut bergelantungan
hingga ke dahan-dahan pohon yang
menghasilkan damar dalam bongkahan-bongkahan besar, dan damar tersebut mengeras
dengan sendirinya di udara, hingga menjadi rapuh dan jatuh ketika terkena
tiupan angin kencang. Jika damar-damar tersebut jatuh di tempat yang sama, maka
terbentuk tumpukan sehingga terlihat seperti sebongkah batu, dan kemudian, kata
mereka, atau lebih besar kemungkinan karena kekerasannya, disebut damar batu;
sebutan ini sekaligus membedakannya dengan damar
kruyen (kemungkinan damar krui). Damar
kruyen adalah spesies terpentin lainnya, yang dihasilkan oleh pohon damar
yang tumbuh di Lampung, dari pohon yang kayunya putih dan berpori. Damar kruyen berbeda dari damar pada
umumnya, atau dari damar batu, di mana damar ini lebih lunak dan berwarna lebih
putih, mempunyai kekentalan yang agak
menyerupai dempul. Damar ini banyak digunakan untuk mendempul bagian bawah kapal untuk membuat kapal tersebut
menjadi kuat dan tahan lama. Untuk itu, damar kruyen harus dicampur dengan
damar batu, atau damar lain yang lebih keras, sehingga menjadi lebih keras.
Penduduk, pada umumnya, tidak memasak damar tersebut terlebih dahulu, melainkan
langsung menempelkan dan mengoleskannya dengan tangan mereka; sebuah cara yang
biasanya dilakukan karena malas, atau karena, seperti yang saya pernah dengar, bahwa
memasak damar, tanpa minyak, bisa menyebabkan damar tersebut menjadi keras. Damar kruyen diperoleh dengan cara
menggores pohonnya.
0 comments:
Post a Comment