Damar Krui dalam Bukunya Marsden




PLATE 2. THE DAMMAR, A SPECIES OF PINUS.
Sinensis delt. Swaine Sc.
Published by W. Marsden, 1810.

Dalam bukunya yang berjudul 'History of Sumatera, Containing an Account of the Government, Laws, Customs, and Manners of The Native Inhabitants', William Marsden ada mengulas serba sedikit tentang damar krui dan damar batu, di bawah ini adalah kutipannya. Versi lengkap dari buku Marsden tersebut bisa dilihat pada link di bawah ini.


DAMAR.


Damar adalah sejenis terpentin atau resin dari sejenis pohon pinus, dan digunakan untuk kegunaan yang sama dengan terpentin dan resin. Damar ini diekspor dalam jumlah besar ke Bengal dan lain negara. Damar ini keluar, atau tepatnya mengalir, langsung dari pohonnya dalam jumlah yang melimpah sehingga tidak perlu lagi membuat sayatan di pohon untuk mengeluarkannya. Penduduk mengumpulkan damar dalam bentuk bongkah-bongkahan yang mereka pungut dari tanah ketika damar-damar itu jatuh, atau mengumpulkannya dari tepian sungai atau muara jika damar-damar itu hanyut dibawa air. Damar-damar tersebut bergelantungan hingga ke dahan-dahan  pohon yang menghasilkan damar dalam bongkahan-bongkahan besar, dan damar tersebut mengeras dengan sendirinya di udara, hingga menjadi rapuh dan jatuh ketika terkena tiupan angin kencang. Jika damar-damar tersebut jatuh di tempat yang sama, maka terbentuk tumpukan sehingga terlihat seperti sebongkah batu, dan kemudian, kata mereka, atau lebih besar kemungkinan karena kekerasannya, disebut damar batu; sebutan ini sekaligus membedakannya dengan damar kruyen (kemungkinan damar krui). Damar kruyen adalah spesies terpentin lainnya, yang dihasilkan oleh pohon damar yang tumbuh di Lampung, dari pohon yang kayunya putih dan berpori. Damar kruyen berbeda dari damar pada umumnya, atau dari damar batu, di mana damar ini lebih lunak dan berwarna lebih putih, mempunyai kekentalan  yang agak menyerupai dempul. Damar ini banyak digunakan untuk mendempul  bagian bawah kapal untuk membuat kapal tersebut menjadi kuat dan tahan lama. Untuk itu, damar kruyen harus dicampur dengan damar batu, atau damar lain yang lebih keras, sehingga menjadi lebih keras. Penduduk, pada umumnya, tidak memasak damar tersebut terlebih dahulu, melainkan langsung menempelkan dan mengoleskannya dengan tangan mereka; sebuah cara yang biasanya dilakukan karena malas, atau karena, seperti yang saya pernah dengar, bahwa memasak damar, tanpa minyak, bisa menyebabkan damar tersebut menjadi keras. Damar kruyen diperoleh dengan cara menggores pohonnya.



comment 0 comments:

Post a Comment

 
© Hasim's Space | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger