“Kaum wanita mengira bahwa jika mereka melakukan pengelupasan kulit lebih sering, itu berarti mereka menghilangkan sel-sel kulit mati,” kata Dr. Marko Lens, seorang dokter bedah plastik dan rekonstruktif dan pendiri produk perawatan kulit Zelens. “Akan tetapi, mereka tidak tahu bahwa hal ini berarti mereka tidak memberi kesempatan bagi kulit untuk mengikuti sebuah proses pembaharuan kulit secara alami—proses yang biasa disebut sebagai pergantian sel-sel epidermal secara alami—yang krusial dalam hal regenerasi kulit.” Dan, tergantung pada tipe kulit Anda, hal ini bisa menimbulkan berbagai masalah mulai dari timbulnya jerawat lebih banyak, kulit mengalami kekeringan, dan penuaan dini. Wah.
RELATED: Our Epic Guide To Fab Skin At Every Age
RELATED: These Skin-Clearing Saviors Are Your Ticket To An Acne-Free Visage
Menurut ahli kecantikan para selebriti Mila Moursi dan Joanna Vargas, hal pertama yang mengingatkan mereka bahwa klien mereka telah melakukan exfoliation berlebihan adalah timbulnya bintik-bintik kemerahan dan bercak-bercak kering di wajah. “Exfoliation yang berlebihan bisa mengelupas lapisan minyak alami pada kulit, dengan demikian bisa menimbulkan iritasi dan radang kulit,” kata Moursi. Pengelupasan kulit yang berlebihan bisa menjadi bumerang dan kemudian menyebabkan produksi minyak berlebih, hingga akhirnya memicu timbulnya jerawat,” katanya mengingatkan. Pertanyaan besarnya adalah, berapa banyakkah yang disebut berlebihan itu? jawabannya bervariasi, tergantung pada jenis kulit Anda, namun para ahli umumnya setuju bahwa 2-3 kali per minggu adalah berlebihan. Dan ini berlaku juga untuk pengelupasan kulit secara fisik seperti menggosok dengan tangan dan penggunaan pengelupas kimia seperti asam alfa hidroksi (alpha-hydroxy acid), retinols, dan asam glikolat (glycolic acid).
Dalam hal exfoliator (pengelupas kulit) mana yang baik digunakan—kimia atau fisik—Moursi, Vargas, dan Dr. Lens semua setuju bahwa lebih baik mengkombinasikan keduanya untuk mendapatkan hasil terbaik. “Exfoliator fisik bisa menghilangkan sel-sel kulit mati dengan baik dan membuat kulit Anda hidup kembali,” kata Vargas, “sedangkan exfoliator kimia akan menghancurkan lapisan kulit paling atas dan menggantinya kembali.” Dia menyukai ingredient yang bernama galactoarabinan karena ingredient ini juga berfungsi sebagai sebuah anti-radang, sedangkan Moursi menganjurkan penggunaan alpha-glycolic-acids (AHA) yang sudah terbukti, asam glikolat (glycolic acid), dan asam laktat (lactic acid). Dr. Lens menyukai enzim papain, dan asam laktobionik (lactobionic acid) karena mempunyai properti hidrasi yang kuat dan tidak akan menimbulkan iritasi pada kulit yang sensitif.
Jika Anda merasa bersalah karena terlalu sering menggosok kulit dan menggunakan exfoliator, Dr. Lens menasehati Anda agar mengurangi exfoliation hingga maksimum sekali seminggu dan menghindari zat pembersih (cleansers) yang banyak mengandung deterjen dan minyak mineral, yang bisa membuat kulit Anda menjadi lebih rusak. Untuk pemulihan cepat, Moursi merekomendasikan Anda meng-kompres kulit Anda dengan susu dingin satu kali sehari selama tiga hari, diikuti dengan pemakaian minyak atau balsam yang mengandung nutrisi super (super nourishing). Vargas menganjurkan menggunakan masker yogurt yang bisa menenangkan kulit, dan kemudian baru menggunakan exfoliator yang lebih ringan ketika kulit Anda sudah mulai pulih. (By Refinery29 | Beauty on Shine – Fri, May 31, 2013 1:03 PM EDT)
More from Refinery29:
The Grossest Beauty Problems Nobody Talks About
What Your Beauty Issues Are Trying To Tell You
17 Eco-Friendly Beauty Buys That Really Work
http://shine.yahoo.com/beauty/surprising-way-youre-screwing-skin-185200724.html
0 comments:
Post a Comment