LiveScience.com/Photo By Tom Denham |
Dalam studi tersebut, para
partisipan yang mengkonsumsi diet yang kaya akan lemak jenuh (termasuk memakan
banyak daging sapi (beef) dan daging
babi (bacon) dan makanan-makanan yang
mengandung “indeks glisemik yang tinggi” (seperti beras putih dan roti putih)
mengalami peningkatan level sebuah protein yang bernama amyloid-beta di dalam cairan serebrospinal (cerebral spinal) mereka. Amyloid-beta
adalah sebuah komponen kunci dari lempeng otak yang merupakan sebuah ciri khas
dari penyakit Alzheimer. Makanan yang mengandung indeks glisemik yang tinggi
melepas gula dengan cepat ke dalam aliran darah.
Sebaliknya, para partisipan yang mengkonsumsi
diet dengan lemak jenuh yang rendah (termasuk ikan dan ayam) dan
makanan-makanan dengan indeks glisemik yang rendah (seperti biji-bijian utuh)
mengalami penurunan amyloid-beta
dalam cairan cerebral spinal mereka.
Meski studi-studi terdahulu telah
membuktikan bahwa makanan yang tak bergizi, obesitas dan diabetes berhubungan
dengan meningkatnya resiko terkena penyakit Alzheimer, namun studi terbaru ini
adalah salah satu dari yang pertama yang mencoba menjelaskan sebabnya mengapa,
pada level biologis, hal ini bisa terjadi.
“Diet adalah sebuah faktor yang
sangat penting dalam menentukan kesehatan otak,” kata peneliti Suzanne Craft,
seorang profesor medis pada Wake
Forest School of Medicine in Winston-Salem, N.C. “Jenis makanan yang
kita makan, pola diet tertentu yang kita jalani dalam jangka waktu lama,
cenderung mempunyai dampak substansial pada otak kita hingga titik di mana
makanan tersebut bisa jadi melindungi atau malah meningkatkan resiko Anda
mengalami penyakit otak di usia senja seperti Alzheimer, kata Craft.
Akan tetapi, studi tersebut adalah
sebuah studi berskala kecil dan menguji efek diet hanya dalam jangka waktu yang
pendek—hanya satu bulan. Dibutuhkan lebih banyak penelitian lagi untuk
membuktikan apakah peningkatan amyloid-beta
yang terlihat dalam studi tersebut benar-benar bisa menyebabkan penyakit
Alzheimer.
Sebagai tambahan, belumlah jelas
apakah mengubah makanan bisa membantu bagi mereka yang telah mempunyai resiko
mengalami penyakit Alzheimer.
Makanan dan kesehatan otak
Amyloid-beta biasanya dibuang
keluar dari otak, dan masalah-masalah yang timbul dalam proses ini bisa jadi
meningkatkan resiko penyakit Alzheimer, kata Craft.
Salah satu cara amyloid-beta dikeluarkan dari otak adalah ketika protein tersebut menempel
ke sebuah protein lain yang bernama apolipoprotein
E. Jika amyloid-beta ini tidak menempel
pada apolipoprotein E, maka dia akan berubah
bentuk menjadi "lipid-depleted"
(LD) yang tidak cukup stabil dan
lebih cenderung menjadi racun bagi otak, kata Craft.
Studi terbaru tersebut melibatkan 47
orang dewasa yang berusia akhir 60-an, sekitar separuh dari mereka pernah
mengalami mild cognitive impairment
(gangguan kognitif ringan), sebuah kondisi di mana seseorang mengalami
penurunan fungsi kognitif yang nyata, termasuk masalah memori dan bahasa.
Para partisipan dirancang secara
acak untuk menjalani diet yang mengandung lemak jenuh yang tinggi, dengan
indeks glisemik yang tinggi, dan diet yang mengandung lemak jenuh yang rendah, dengan
indeks glisemik yang rendah selama empat minggu. Kedua kelompok tersebut
mngonsumsi makanan yang mengandung jumlah kalori yang sama. Sampel cairan cerebral spinal dikumpulkan pada awal
dan akhir studi dengan menggunakan metode tusuk jarum pinggang (lumbar puncture).
Sebelum para partisipan memulai menjalani
diet mereka masing-masing, mereka yang mengalami gangguan kognitif ringan tercatat
mempunyai level LD amyloid-beta yang
lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang normal. Level LD amyloid-beta khususnya tinggi di kalangan orang dewasa yang
mengalami gangguan fungsi kognitif ringan yang juga mempunyai faktor resiko
genetik bagi penyakit Alzheimer (sebuah mutasi gen yang disebut ApoE4).
Setelah empat minggu, mereka yang
menjalani diet dengan lemak jenuh yang tinggi menunjukkan adanya peningkatan
dalam level LD amyloid-beta mereka,
sedangkan mereka yang menjalani diet dengan lemak jenuh yang rendah menunjukkan
penurunan pada level LD amyloid-beta.
Akan tetapi, mereka yang mengalami
mutasi ApoE4, yang level amyloid-beta-nya sudah tinggi, tidak
mengalami peningkatan atau penurunan level setelah menjalani salah satu dari
kedua jenis diet tersebut.
“Sebabnya boleh jadi karena diet
tersebut sebenarnya menimbulkan masalah yang sama dengan yang yang ditimbulkan
oleh faktor resiko genetik,” kata Craft.
Baik bagi jantung dan otak?
Diet dengan lemak jenuh tinggi, yang
mengandung indeks glisemik yang tinggi, dikenal buruk bagi kesehatan jantung, karena
bisa menurunkan level hormon insulin di dalam otak. Insulin boleh jadi terlibat
dalam proses pengeluaran amyloid-beta
dari otak, dan dengan demikian memainkan peran penting dalam penyakit
Alzheimer, kata Craft.
Lagi pula, tingginya level kolesterol
jahat di dalam darah cenderung berhubungan dengan rendahnya level kolesterol
yang baik di dalam otak, kata Craft.
Dari studi tersebut, tidaklah jelas
apakah perubahan dalam diet pada akhirnya bisa mengurangi kerusakan otak atau memperbaiki
fungsi kognisi, kata Dr. Deborah Blacker, dari of Massachusetts General Hospital, dalam sebuah editorialnya sehubungan
dengan studi tersebut.
Namun, studi tersebut “semakin
menambah bukti bahwa merawat jantung dengan baik boleh jadi akan baik pula bagi
otak Anda,” kata Blacker, yang tidak terlibat dalam studi tersebut.
Studi tersebut diterbitkan dalam
jurnal JAMA Neurology terbitan
tanggal 17 Juni. (By Rachael Rettner, LiveScience Senior Writer | LiveScience.com – Mon,
Jun 17, 2013)
Follow Rachael Rettner @RachaelRettner.
Follow LiveScience @livescience,
Facebook
& Google+. Original article on LiveScience.com.
- 6 Foods That Are Good for Your Brain
- 5 Ways Obesity Affects the Brain
- Alzheimer's Vs. Normal Aging: How to Tell the Difference
Copyright
2013 LiveScience,
a TechMediaNetwork company. All rights reserved. This material may not be
published, broadcast, rewritten or redistributed.
http://news.yahoo.com/high-fat-diet-increases-alzheimers-risk-200338071.html
0 comments:
Post a Comment