Apakah Anda bisa jadi terlalu
bersih untuk menjadi sehat? Para dokter kini mengatakan jawabannya adalah
ya—dan bahwa sebagian eksposur terhadap kotoran (dirt) dan hewan peliharaan ketika masa bayi (infancy) bisa membantu mencegah beberapa alergi, astma dan penyakit
autoimun.
Para dokter menamakan teori tentang keadaan yang tidak terlalu bersih tersebut “hipotesis higien” dan WebMD adalah salah satu situs yang melaporkan dan merekomendasikan bahwa sebuah lingkungan yang tidak terlalu higienis adalah baik bagi kesehatan. Simak infonya di bawah ini, tapi masih menyisakan satu pertanyaan lagi. Di manakah letak keseimbangan hijau (green balance)-nya? Seberapa kotorkah yang masih tergolong baik bagi kesehatan dan seberapa yang tergolong terlalu kotor? Kami ingin mendengar pendapat Anda.
Menurut sebuah tulisan di WebMD, ‘jika eksposur terhadap parasit, bakteria, dan virus terbatas pada masa awal kehidupan, anak-anak menghadapi kemungkinan akan mengalami alergi, astma, dan penyakit-penyakit autoimun lainnya selama masa kanak-kanak mereka.”
WebMD mengutip dokter Thomas W McCade, PhD, seorang antropolog dengan spesialisasi biologi populasi manusia di Northwestern University, Evanston, Illinois. Profesor ini merupakan direktur Laboratorium Penelitian Biologi Manusia, Northwestern University: “Karena otak bayi membutuhkan stimulasi, input, dan interaksi untuk bisa berkembang secara normal, sistem imun usia muda diperkuat dengan adanya eksposur terhadap kuman-kuman sehari-hari sehingga sistem imun tersebut bisa belajar, beradaptasi, dan mengatur dirinya sendiri.”
Sebuah penelitian terbaru lainnya yang dilaporkan WebMD meneliti sebanyak 467 bayi yang tumbuh di dalam kota yang diikuti perkembangannya semenjak mereka berada di dalam kandungan di Baltimore, Boston, New York City dan Saint Louis. Laporan tersebut mengatakan bahwa para bayi yang terekspos terhadap “bakteria rumah tangga dan alergen yang berasal dari tikus, kecoa, dan kucing selama tahun pertama kehidupan mereka”—ooooh Wuih! Lebih sedikit mengalami mengi dan astma.
Hasil-hasil penelitian tersebut mengejutkan banyak orang, karena penelitian terdahulu menemukan kebalikannya.
“Apa yang kami temukan adalah agak mengejutkan dan agak bertentangan dengan prediksi-prediksi awal kami,” kata co-author penelitian tersebut Dr. Robert Wood, kepala Divisi Alergi dan Imunologi pada Johns Hopkins Children's Center di Baltimore pada WebMD
Penelitian tersebut menempatkan kekotoran dalam pengertian yang agak penting: “Sekitar 41 persen dari anak-anak yang terbebas dari alergi dan mengi dalam penelitian tersebut tumbuh di dalam rumah-rumah yang kaya akan alergen dan bakteria. Sebaliknya, hanya 8 persen dari anak-anak yang menderita alergi maupun mengi telah terekspos terhadap zat-zat tersebut pada tahun pertama kehidupan mereka.”
Penelitian tersebut diterbitkan dalam Journal of Allergy and Clinical Immunology tanggal 6 Juni.
WebMD mengatakan, “Sebanyak separuh dari semua anak berusia 3 tahun di Amerika Serikat menderita mengi, dan mengi dan alergi yang kambuhan dianggap merupakan sebuah faktor resiko bagi penyakit astma di usia selanjutnya, kata para peneliti. Menurut Asosiasi Paru Amerika, astma masih merupakan salah satu penyakit anak-anak yang umum, menyerang sekitar 7 juta anak-anak Amerika.
McDade mengatakan pada WebMD, “Saya ingin melihat sebuah kalibrasi ulang terhadap anggapan
umum. Anda tak perlu mencuci atau membersihkan segalanya.” Dia juga berpikir
tak perlu banyak-banyak meresepkan antibiotik. (Christina
B. Farnsworth)
http://www.greenbuildermedia.com/blog/a-dirtier-life-can-be-a-greener-healthier-life
0 comments:
Post a Comment