Ketika Anda menghabiskan lebih banyak waktu bersama rekan-rekan kerja Anda dibandingkan dengan keluarga Anda, tampaknya biasa-biasa aja kalau Anda saling menyelami satu sama lain. Tapi sebelum Anda mulai membocorkan rahasia tentang kehidupan pribadi Anda demi untuk lebih dekat lagi dengan rekan-rekan kerja Anda, hati-hatilah. Ada beda antara berbagi rasa yang wajar dengan menciptakan kepercayaan diri yang malah bisa membunuh karir Anda.
Apakah Anda seorang yang baru lulus kuliah yang sedang menyiapkan untuk memulai pekerjaaan pertama Anda ataukah Anda adalah seorang pekerja lama yang sudah berpengalaman, aturannya sama saja jika menyangkut “TMI” (informasi terpenting) di lingkungan kerja. Di bawah ini adalah lima jenis info yang tidak boleh Anda sharing dengan rekan kerja Anda.
Perasaan negatif tentang pekerjaan Anda atau rekan-rekan kerja Anda. Dengan mudahnya mengakses sosial media sekarang ini, tentu Anda tergoda untuk menumpahkan unek-unek Anda tentang hari kerja yang tidak menyenangkan dengan teman-teman sosial media Anda. Bahkan meski setting profil Anda ditandai “private” hal itu tetap saja merupakan sebuah keputusan yang buruk untuk mengeluarkan unek-unek apakah itu di Facebook atau secara langsung tentang perasaan negatif Anda atau pengalaman-pengalaman negatif Anda tentang perusahaan Anda, kolega Anda atau pekerjaan Anda. Bahkan meski Anda mewanti-wanti agar rekan Anda itu tidak menceritakannya pada orang lain, sebaiknya Anda menceritakan pengalaman di tempat kerja Anda itu dengan keluarga Anda dan teman-teman Anda yang tidak ada hubungan apa-apa dengan kantor Anda.
“Anda telah mendengar cerita-cerita horror itu,” kata Marilyn Santiesteban, asisten direktur layanan karir pada Bush School of Government and Public Service di Texas A&M University. “Nasihat terbaik saya adalah jangan pernah mem-posting tentang kolega Anda atau detil-detil apa saja tentang pekerjaan Anda—khususnya jika itu negatif atau bersifat rahasia. Para boss lebih menyukai postingan yang positif, tapi diperlukan waktu untuk menentukan apa saja yang pantas. Jika Anda ragu—jangan lakukan!”.
Opini yang bisa memancing kontroversi. Meski kedengarannya tidaklah sulit untuk menghindari berbicara mengenai topik-topik yang kontroversial seperti politik dan agama di tempat kerja, namun pentingnya melakukan itu sering kali dilebih-lebihkan. Tidak ada hal baik yang akan datang dari diskusi-diskusi yang bisa menciptakan pertikaian di antara rekan-rekan kerja. Plus, dalam skenario terburuk, mengatakan sesuatu yang mengganggu orang lain dalam hal-hal seperti di atas bisa menimbulkan tuntutan di depan pengadilan.
“Ada sebuah adagium lama yang berbunyi: ‘Jangan berbagi sesuatu yang ibumu, bossmu atau pendeta tidak ingin tahu,’” kata Jenny Korn, spesialis online identity pada University of Illinois di Chicago. “Sekarang saya ingin mengganti kata ibu dengan orang tua. Namun nasihat itu tetap berlaku, karena maksudnya agar kita tidak membicarakan sesuatu yang bisa jadi menyebabkan pertikaian dengan seseorang yang berada dalam posisi menilai kelakuan seseorang, seperti orang tua, boss atau pendeta.”
Karena pandangan politik Anda terhadap sebuah issue boleh jadi bertentangan dengan pandangan politik rekan kerja Anda, maka membicarakan issue tersebut bisa jadi akan mempengaruhi hubungan kerja Anda dengannya. Korn menambahkan, dan membicarakan pilihan Anda dalam hal hubungan seksual bisa ditafsirkan sebagai sebuah pelecehan.
Malasah kesehatan. Berbagi tentang kebiasaan hidup sehat seperti melakukan olahraga pada saat makan siang bisa membuat Anda dihormati. Tapi hati-hatilah dalam membicarakan hal-hal negatif ketika membicarakan rincian tentang hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan atau mengungkap kondisi kesehatan atau riwayat kesehatan, kata Charley Polachi, managing partner pada Polachi Access Executive Search. “Membicarakan tentang riwayat kesehatan Anda bisa menciptakan sistuasi yang tidak nyaman baik bagi Anda sendiri maupun bagi orang lain,” katanya. “Hanya ada sedikit situasi di mana riwayat kesehatan perlu diangkat dalam pembicaraan, dan jika memang perlu dibicarakan, bicarakanlah secara pribadi antara seorang pekerja dengan boss langsungnya.”
Diversity professional bersertifikat Eduardo Herrera, yang bekerja sebagai kepala bagian komunikasi di Liberty Capital Group, menambahkan bahwa membicarakan tentang kesehatan pribadi di tempat kerja juga bisa menimbulkan diskriminasi karena bisa menimbulkan persepsi dan stigma yang bisa menghambat peluang Anda untuk dipertimbangkan sebagai seorang yang akan dipromosikan. “Meski dalam banyak kasus para pekerja dilindungi dari diskriminasi jenis ini, namun pembicaraan prematur tentang kondisi kesehatan bisa mempengaruhi masa depan seorang pekerja,” katanya.
Issue tentang relationship dan masalah keluarga. Negativitas dalam bentuk apapun bisa jadi merupakan penyebab orang lain menjauhi Anda di tempat kerja Anda, dan hal ini berlaku pula bagi apa saja yang Anda share tentang kehidupan pribadi Anda. “Jika Anda selalu saja bicara tentang betapa kacaunya kehidupan Anda di rumah, maka boss Anda akan berpikir dua kali untuk mempromosikan Anda, karena mereka akan mengira Anda tak bisa menangani masalah stress tambahan,” kata Ian Cluroe, kepala bagian pemasaran Alexander Mann Solutions’ di Wilayah Amerika
Bahkan meski pengalaman-pengalaman pribadi yang Anda sharing adalah positif, namun jika menyangkut masalah hubungan keluarga, kencan atau kehidupan rumah tangga, Anda tetap perlu berhati-hati. “Kita perlu tahu sedikit tentang orang-orang yang bekerja dengan kita—dan itulah kuncinya: sedikit,” kata Santiesteban. Jika kolega Anda tahu banyak tentang hubungan romantik Anda, atau keanehan-keanehan yang terjadi pada orang tua Anda, atau masalah-masalah kesehatan/pengobatan Anda dan mileage mobil Anda, berarti Anda telah melampaui batasan itu.
Bahkan membicarakan terlalu jauh tentang kegiatan keluar malam Anda yang menyenangkan boleh jadi merupakan informasi yang berlebihan. “Jika Anda menghabiskan waktu setiap hari Senin membicarakan tentang kencan Anda di malam Minggu yang menyenangkan atau pesta-pesta yang Anda hadiri, maka orang serius—orang-orang yang bisa mempengaruhi trayektori karir Anda—tidak akan memandang Anda sebagai orang yang serius,” kata Cluroe.
Berapa banyak penghasilan Anda. Anda mungkin ingin tahu berapa gaji teman sekantor Anda dengan cara mengatakan berapa besar gaji Anda padanya. Namun Herrera mengungkap rincian gaji dan upah bisa menyebabkan perpecahan, rasa tidak senang, dan pertikaian di antara para pekerja. “”Dari persfektif manajemen, variasi gaji dibuat berdasarkan variabel-variabel unik,” katanya. “Tapi para karyawan dalam sebuah departemen atau dengan jabatan yang sama kadang-kadang komplain, karena dari sudut pandang mereka, mereka bekerja lebih keras, lebih berpendidikan atau telah bekerja dengan perusajaan tersebut lebih lama.
Akhirnya, hanya Anda sendiri yang bisa memutuskan apa yang perlu Anda share dengan orang lain di tempat kerja Anda. Sebagian budaya kerja memungkinkan kita untuk sharing lebih banyak dibandingkan budaya kerja lainnya, dan hal yang sama berlaku pula untuk wilayah-wilayah berbeda, negara-negara berbeda atau bagian-bagian dunia yang berbeda.
Konteks juga memainkan peran. “Jika percakapan yang sedang berlangsung adalah tentang isue-isue urgen yang memerlukan pemecahan cepat, dan orang yang berbicara dengan Anda adalah orang yang bertanggung jawab tentang akuntabilitas perusahaan, mungkin tidaklah baik untuk mengalihkan pembicaraan pada hal-hal yang menyangkut pribadi.” Kata Connie Bentley, general manager AS pada Insights Learning and Development. “Akan tetapi, jika seorang kolega dekat Anda sedang berjuang tentang sebuah issue yang berhubungan dengan child care selama masa liburan sekolah, dan Anda mempunyai pengalaman yang bisa membantu, maka hal itu boleh jadi sangat tepat untuk dikemukakan.”
Akan tetapi, Cluroe memberi peringatan: “Ingatlah bahwa segala sesuatu yang Anda katakan akan meninggalkan kesan—dan jika Anda ingin meninggalkan kesan baik yang bermanfaat bagi karir Anda, maka lebih sedikit adalah lebih baik. (By Robin Madell* May 18, 2015 10:53 AM)
*Robin Madell telah menghabiskan waktu lebih dari dua dekade sebagai seorang corporate writer, jurnalis, dan konsultan komunikasi dalam bisnis, kepemimpinan dan isue-isue tantang karir. Dia bekerja sebagai seorang copy writer, penulis pidato, dan ghostwriter bagi para eksekutif dan pengusaha di berbagai perusahaan, termasuk perusahaan keuangan, teknologi, perawatan kesehatan, hukum, real estate, periklanan dan pemasaran. Robin telah mewawancarai lebih dari 1.000 thought leaders di seluruh dunia dan telah memenangkan 20 awards dalam bidang editorial excellence. Dia pernah duduk sebagai Dewan Direktur Asosiasi Pebisnis Wanita Bidang Perawatan Kesehatan di New York dan San Fransisco, dan memberi kontribusi untuk buku "Be Your Own Mentor: Strategies from Top Women on the Secrets of Success," yang diterbitkan oleh Random House. Robin juga merupakan pengarang buku "Surviving Your Thirties: Americans Talk About Life After 30" dan co-author buku "The Strong Principles: Career Success." Silakan berhubunagn dengan dia di LinkedIn atau follow dia di Twitter: @robinmadell.
http://finance.yahoo.com/news/5-things-never-reveal-yourself-145355614.html
0 comments:
Post a Comment