'Perlahan-lahan,' atau 'Pelahan-lahan'?

 


AS Laksana seorang sastrawan Indonesia terkemuka sekarang ini, pernah mengatakan bahwa istilah ‘perlahan-lahan’ sesungguhnya tidaklah tepat. Yang tepat, ‘pelahan-lahan,’ katanya.

Menurut beliau, ‘pelahan-lahan’ berasal dari kata dasar ‘pelan,’ yang mendapat sisipan ‘-ah-,’ sedangkan perlahan-lahan adalah kata ulang berubah bunyi yang, mungkin, berasal dari kata ‘lahan,’ yang menurut KBBI, berarti tanah terbuka, atau tanah garapan.

Masuk akal.

Kalau kita perhatikan, istilah ‘perlahan-lahan’ adalah kata dasar ‘lahan’ yang mendapat awalan ‘per-,’ dan dibuat sebagai kata ulang. Awalan ‘per-‘ di sini berarti ‘tiap-tiap’. Dengan demikian, istilah ‘perlahan-lahan’ berarti ‘tiap-tiap lahan.’

Sedangkan ‘pelahan-lahan’ berasal dari ‘pelan-pelan’ yang diberi sisipan ‘-ah-’. Coba buang huruf ah pada kata pertama dan kedua dalam frasa ‘pelahan-lahan,’ maka akan timbul frasa ‘pelan-lan.’ ('lan' pada kata kedua adalah tiruan bunyi dari 'pelan'). Contoh kata-kata lain yang mendapat imbulan ‘-ah-‘ adalah bagi menjadi bahagi, bagian menjadi bahagian, baru menjadi baharu, basa menjadi Bahasa, saya menjadi sahaya, saja menjadi sahaja, dll.

Berikut ini adalah kalimat yang saya ambil dari ruangguru.com: Namun, saya yakin, perlahan-lahan, bangsa kita akan mampu keluar dari krisis ekonomi ini. Sesuai dengan arti istilah ‘perlahan-lahan,’ yang saya sebutkan di atas, maka kalimat ini berarti, saya yakin tiap-tiap lahan bangsa kita akan mampu keluar dari krisis ekonomi ini.

Bandingkan dengan kalimat berikut: Namun, saya yakin, pelahan-lahan, bangsa kita akan mampu keluar dari krisis ekonomi ini. Kalimat yang terakhir ini berarti, saya yakin, pelan-pelan, bangsa kita akan mampu keluar dari krisis ekonomi ini.

comment 0 comments:

Post a Comment

 
© Hasim's Space | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger