Ngumbai Lawok

Ngumbai Lawok di Teluk Betung
/ulunlampung.blogspot.com

NGUMBAI LAWOK adalah sejenis acara syukuran adat masyarakat Lampung Pesisir atas rakhmat Tuhan yang telah mereka terima dari laut. Ngumbai lawok di Pesisir Lampung kira-kira sama dengan acara ruwat laut di beberapa bagian di Pulau Jawa.  Ngumbai lawok dilaksanakan untuk mengucapkan rasa syukur atas ikan-ikan yang melimpah dan laut yang ramah yang telah dinikmati oleh masyarakat sejauh itu, dan sebagai harapan agar keadaan berlimpah dan keramahan laut tersebut tetap berlanjut, dan bahkan bertambah. Ngumbai lawok adalah semacam ungkapan persahabatan antara manusia dengan laut.

Ngumbai lawok adalah kebiasaan lama masyarakat Lampung Pesisir yang sempat dormant (ditinggalkan) selama bertahun-tahun. Tradisi ini muncul kembali di Lampung Barat pada era kepemimpinan bupati Umpusinga, dengan tujuan untuk promosi wisata. Jadi ada perbedaan dalam hal motivasi antara ngumbai lawok tempo doeloe dan ngumbai lawok masa kini, di abad ke-21 ini, meski tata caranya tetap sama.

Dalam pelaksanaannya, ngumbai lawok banyak mendapat kecaman dari ulama garis keras. Mereka menuding acara ngumbai lawok adalah cermin kesyirikan, tidak sesuai dengan nilai-nilai agama Islam. Namun acara upacara tersebut mendapat restu dari masyarakat luas.

Dari segi wisata, dari mana acara ini lebih banyak dipersepsikan, di Lampung Barat khususnya, sekarang ini, ngumbai lawok adalah salah satu bagian dari core event dalam mempromosikan Lampung Barat sebagai daerah tujuan wisata, di samping event-event lain seperti lomba panjat damar, lomba arung jeram, dan sebagainya. Sebagaimana event-event lainnya tersebut, ngumbai lawok diselenggarakan sebagai agenda tahunan masyarakat Krui Lampung Barat, yang waktunya ditepatkan dengan hari ulang tahun Kabupaten Lampung Barat.

Penyelenggaraan ngumbai lawok sebagai sebuah event wisata tentu berbeda dengan acara ngumbai lawok sebagai sebuah tradisi atau upacara adat semata, pemahaman masyarakat akan hal itu juga tentu berbeda. Ngumbai lawok sebagai sebuah event wisata dimaksudkan untuk sebagai sebuah atraksi yang ditujukan untuk menarik sebanyak mungkin orang untuk menyaksikannya.

Dalam pelaksanaannya, ngumbai lawok dimulai dengan do’a-doa menurut agama Islam (doa’ dipanjatkan ke khadirat Allah, Swt.), dan diakhiri dengan melepas kepala kerbau yang telah disembelih menurut tata cara agama Islam, ke laut, dengan perahu berhias, dengan warna-warni yang meriah, yang menarik perhatian siapa pun yang memandangnya.

Kalau diperhatikan, acara ngumbai lawok adalah sama dengan acara do’a syukuran biasa, cuma yang membedakan adalah, ngumbai lawok diselenggarakan di laut, dan lebih bersifat massal.   

Untuk mengatakan apakah acara ngumbai lawok tergolong syirik atau bukan, tentu ada hubungannya dengan motivasi, mengapa acara itu dilakukan, dan untuk tujuan apa, dan bagaimana tata cara pelaksanaannya.

Acara ngumbai lawok yang diselenggarakan oleh masyarakat Pesisir Lampung saat ini, diselenggarakan menurut cara Islam (do’a dipanjatkan ke khadirat Allah Swt, bukan kepada penguasa laut. sedangkan kepala kerbau yang dilepas ke laut bukanlah ditujukan untuk sang penguasa laut, melainkan hanya sebuah simbol persahabatan antara manusia dengan makhluk laut. Bahwa kepala kerbau tersebut bisa menjadi makanan makhluk laut (ikan) adalah sesuatu yang masuk akal.

Dan masyarakat Pesisir, dewasa ini, memandang acara tersebut tidak lebih dari sekedar tradisi, kebiasaan yang tidak diniatkan untuk syirik atau menyekutukan Allah sama sekali. Ketika mereka menyaksikan itu, mereka sedang menikmati sebuah pertunjukan wisata yang menarik, dengan perahu-perahu berhias warna-warni dan dan segala atraksi yang menyertainya.  

Berada di tengah-tengah suasana ngumbai lawok yang meriah, dengan perahu berhias warna-warni, dengan suka cita para nelayan yang tak terperikan, dengan cipratan sedikit daging kerbau yang dibagi-bagikan, adalah sebuah hiburan gratis bagi masyarakat. Dan masyarakat yang terlibat tentu tidak sedang berniat untuk melakukan kesyirikan.

comment 0 comments:

Post a Comment

 
© Hasim's Space | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger