http://www.resume-help.org/registered_nurse_resume_example.htm |
Kita sudah lama diajari untuk menulis Daftar Riwayat Hidup (resume) hanya dalam satu halaman. Tapi kini cara mencari lowongan kerja sudah berpindah menjadi cara digital, para pencari kerja bertanya-tanya: Apakah peraturan itu tetap berlaku?
Meski jawabannya sangat tergantung pada siapa yang Anda Tanya, namun banyak pelatih karir, para perekrut tenaga kerja (recruiter), dan manajer personalia (hiring managers) setuju dengan sesuatu yang mengejutkan bagi pencari kerja yang telah mengedit, menciutkan, dan memperkecil huruf demi untuk memenuhi apa yang disebut peraturan universal tersebut. Jika Anda membutuhkan lebih dari satu halaman untuk menunjukkan bahwa Anda adalah orang yang benar-benar cocok untuk posisi yang Anda lamar, menurut mereka, boleh saja Anda menulis resume Anda dalam dua halaman,
“Jika Anda mempunyai cukup banyak pengalaman dan kredensial sehingga harus dimuat dalam dua halaman, jangan diciutkan menjadi satu halaman,” kata Vicki Salemi, seorang recruiter dan penulis buku Big Career in the Big City: Land a Job and Get a Life in New York. “Bukanlah kiamat jika Anda menuliskan resume Anda dalam dua halaman.
Menulis resume lebih dari satu halaman bukan hanya sekedar tidak membahayakan, namun banyak recruiter dan penasehat pencari kerja menyarankan para pencari kerja terus menuliskan kemampuan mereka dalam resume yang mereka tulis meskipun halaman pertama sudah habis. Paul Anderson, seorang penasehat karir yang berbasis di Seattle, mengatakan resume satu halaman tidak akan cukup memuat banyak. “Saya benar-benar tidak setuju (dengan resume satu halaman) kecuali untuk orang yang baru lulus kuliah atau seorang yang baru mulai mencari kerja,” katanya.
Afinitas halaman ke-dua ini sebagian besar disebabkan terjadinya transisi pasar kerja ke digital. Membaca resume halaman ke-dua sekarang ini berarti menurunkan scroll halaman komputer bukannya membalik sehelai kertas. Dan para pencari kerja tentu harus menyadari bahwa resume yang mereka tulis tidak hanya akan dibaca oleh seseorang dalam kapasitasnya sebagai manusia biasa; resume sekarang ini berada dalam sistem pencarian pelamar dengan komputer. Pencarian databases bukan saja mencari keywords, tapi juga frekuensi dari keywords, kata Anderson , yang berarti bahwa sebuah resume yang menyebutkan tanggung jawab bidang pekerjaan yang diminati atau skills sampai empat kali tampaknya akan keluar sebagai pemenang dibandingkan dengan yang hanya menyebutkan keywords yang sama sebanyak sekali atau dua kali. Dan untuk memasukkan keywords secara berulang-ulang, Anda memerlukan halaman—sekurangnya dua halaman, mungkin tiga halaman, katanya.
Menulis resume bukanlah masalah panjang pendek apa yang Anda tulis, namun lebih merupakan masalah tertarik atau tidak tertariknya si manajer sumberdaya manusia yang akan membaca surat lamaran kerja Anda tersebut. Itulah sebabnya bos seperti Jerry Hauser, yang membantu para pemimpin lembaga nonprofit mencari tenaga kerja sebagai CEO dari The Management Center, masih menghargai resume satu halaman yang ditulis dengan baik. “Termasuk yang ingin saya ketahui adalah bahwa Anda bisa menyampaikan informasi secara ringkas,” kata Hauser. “Saya tidak ingin tahu detil-detil mengenai setiap pekerjaan. Seringkali, semakin detil sebuah uraian, informasinya semakin kurang real, karena Anda tidak menuliskan infromasi yang paling penting yang pernah Anda capai, hal mana yang sebenarnya saya ingin tahu.”
Pendekatan yang sama disarankan oleh Fran D'Ooge, presiden firma perekrutan tenaga kerja Tangent, yang berbasis di Washingtton, D.C. meski dia mengatakan sekarang ini sudah menjadi “norma” bagi para pencari kerja untuk menulis resume lebih dari satu halaman, “aturan resume satu halaman masih penting, yaitu, buatlah resume yang pendek namun tetap manusiawi.”
Bagi para pencari kerja dalam industri-industri tertentu, pendek namun tetap manusiawi mungkin berarti dua atau bahkan tiga halaman. Hal ini karena riwayat pendidikan, seperti lulusan spesialisasi ilmu tertentu, teknologi, dan bidang perawatan kesehatan, perlu pula melampirkan hasil karyanya yang pernah diterbitkan, pengetahuan bahasa programming yang bermacam-macam, atau skill-skill esoterik lainnya. Bagi pelamar-pelamar bidang seperti ini, memeras resume menjadi satu halaman hanya akan menunjukkan bahwa mereka kurang pengalaman, yang mungkin akan membuat resume mereka berakhir di kotak sampah.
Dengan adanya anjuran-anjuran yang membingungkan ini, bagaimanakah cara pencari kerja menentukan berapa panjang seharusnya resume yang mereka tulis? Meski para ahli lainnya pasti akan menuntut sesuatu yang berbeda, Susan Ireland, penulis buku The Complete Idiot's Guide to the Perfect Resume, memberikan sebuah bimbingan yang tidak sulit namun juga tidak cepat: Usahakan menulis resume dalam satu halaman jika Anda hanya mempunyai pengalaman kerja kurang dari lima tahun, dan jika pengalaman kerja Anda lebih dari lima tahun, pertimbangkan untuk menulis resume dalam dua halaman (kecuali jika Anda bekerja dalam bidang industri seperti yang disebutkan di atas).
Bahkan Ireland , yang mengakui bahwa resume dua halaman kini sudah diterima secara luas, menyarankan Anda menulis resume dalam satu halaman jika memungkinkan. “Tergantung pada siapa yang akan membacanya,” kata Ireland , yang telah bekerja dalam industri karir sejak 1989. (Resumenya masih satu halaman.) “”Sebisa mungkin kurangi beban orang yang akan membaca resume Anda, namun dengan tidak mengurangi hal-hal penting yang merupakan kredit bagi Anda.”
Namun, sebagian manajer seperti Jamie Morgan, yang bertanggung jawab merekrut tenaga kerja untuk Microsoft's online services, mengatakan mereka tidak keberatan membaca resume lebih dari satu halaman, sejauh presentasinya tak bertele-tele. “Saya lebih berminat pada isinya daripada panjang-pendeknya,” kata Morgan. “Saya telah melihat orang menuliskan resumenya denga sangat baik hanya dalam satu halaman, dan saya juga telah melihat orang ,menuliskannya dalam dua halaman atau tiga halaman.”
Di sinilah kuncinya: buatlah resume dengan sebaik mungkin. Ellen Gordon Reeves, seorang penasehat karir dan penulis buku Can I Wear my Nose Ring to the Interview?, mengatakan ada terlalu banyak resume yang panjang namun tidak tepat. “Banyak orang menulis resumenya dalam dua halaman namun sebenarnya mereka bisa membuatnya hanya satu halaman, mereka tidak menggunakan halaman secara efisien.
Jika Anda menulis resume dalam dua halaman, pastikan halaman ke-duanya tidak terlalu banyak kosong. Jika Anda hanya menulis halaman ke-dua seperempatnya, maka cobalah menciutkannya menjadi hanya satu halaman saja. Dan jika Anda menulis resume satu halaman setengah, aturlah layout dan fonts-nya supaya bisa memenuhi sisa-sisa halaman yang kosong, sehingga memberi ruang yang melegakan bagi tulisan Anda. Jangan lupa menuliskan nama Anda di masing-masing halaman dan beri nomer untuk menjaga kemungkinan halaman-halaman tersebut terpisah.
Apa pelajaran dari sini? Lakukan apa yang menurut Anda perlu. “Anda tidak perlu mendengarkan aturan yang tidak jelas, aturan lucu yang tidak matinya,” kata Dawn Bugni, seorang penulis resume dan bekas recruiter. “Satu-satunya aturan (yang sebenarnya) dalam menulis resume adalah bahwa resume yang Anda tulis harus akurat dan bisa membawa Anda dipanggil untuk wawancara.” ( On Tuesday March 8, 2011, 11:30 am EST) ,
0 comments:
Post a Comment