Bagaimana Menghadapi Kritikan dengan Lapang Dada


How Can I Learn to Take Criticism Without Taking It Personally?
Dear Lifehacker,
Saya orangnya payah dalam menanggapi kritikan. Apakah itu kritikan yang berasal dari orang lain atau yang berasal dari diri saya sendiri, saya sering kali tersinggung menanggapi kritikan-kritikan yang konstruktif itu. Bagaimanakah saya bisa menghadapi kritikan tanpa merasa berkecil hati sampai-sampai saya tidak ingin memperbaiki diri?
Sincerely,
Why Bother
Dear Why Bother,
Tidak ada seorang pun yang baik dalam segala hal, dan hanya sedikit orang yang hebat pada waktu pertama kali mencoba sesuatu. Anda selalu mempunyai ruang untuk memperbaiki diri, tidak peduli apapun yang Anda lakukan, dan cara terbaik berkembang adalah dengan memanfaatkan kritikan yang konstruktif dari orang yang mempunyai skills dan keterampilan yang Anda tidak punya. Kuncinya, adalah, dengan memisahkan kritikan yang konstruktif dengan yang tidak konstruktif, dan pisahkan harga diri (self worth) Anda dari objek dari kritikan yang konstruktif tersebut.
Menghadapi Kritikan dari Orang Lain
Kritikan dari orang lain bisa jadi sulit diterima, khususnya jika orang yang mengkritik tersebut tidak bijak dalam menyampaikannya. Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah  menentukan apakah orang yang menyampaikan keritikan itu penting atau tidak bagi Anda.

Apakah Anda menghargai opini mereka? Mungkin mereka bos Anda, dan Anda perlu mempertimbangkan kritikan mereka secara serius demi untuk keberhasilan Anda. Mungkin pula orang tersebut adalah orang terkenal sebagai orang yang mengira mereka ahli, tapi hanya pandai berkoar saja. Namun orang terakhir ini bisa saja memberi Anda sesuatu yang berharga, tapi tentu Anda akan menerima opini mereka tersebut dengan setengah hati jika dibandingkan dengan kritikan yang datang dari bos Anda, misalnya.

Begitu Anda mengetahui betapa pentingnya orang tersebut bagi Anda, di bawah ini adalah beberapa cara untuk menyaring hal-hal penting dari krtitikan tersebut dan menggunakannya untuk keuntungan Anda.
§  Cobalah memisahkan kritikan tersebut dengan lingkungan dari mana dia berasal. Merasa senang karena dipuji atau merasa defensif ketika dicela adalah normal, dan bereaksi atasnya juga adalah normal, namun Anda juga perlu mencoba melihat apa yang mereka katakan dengan tenang dan melihat apakah ada hal-hal penting bagi perkembangan pribadi Anda di balik pujian atau kritikan pedas tersebut. Anggaplah orang tersebut tidak berbicara tentang Anda, dan cobalah membaca apa yang tersirat.
§  Tanyakan pada diri sendiri: Bagian mana dari krtitikan ini yang berguna? Saringlah hal-hal yang bisa ditindak dan diulang-ulang dari apa yang sering dianggap merupakan opini yang subjektif. Di siniah saatnya Anda mendengarkan dan berkata “OK, itu masuk akal,” atau “Saya bisa membuat sebuah rencana untuk melakukan itu.” Ambillah apa yang bisa diaplikasikan dalam pekerjaan Anda dan buang sisanya. Ingat, para pembenci akan tetap membenci, namun kadang-kadang mereka membenci dengan alasan yang masuk akal.
§  Tulislah hal-hal pokok yang bermanfaat tersebut dengan kata-kata Anda sendiri. Dengan melakukan ini Anda akan bisa menghilangkan emosi yang meninggi dan membawa Anda melangkah mundur dari kritikan tersebut, memandang kritikan tersebut dengan mata yang jernih, dan memisahkan nasehat tersebut dari perasaan Anda ketika Anda menerimanya sehingga Anda lebih cenderung untuk melaksanakannya.
§  Ubah hal-hal pokok tersebut menjadi tujuan (goals). Begitu Anda telah memiliki tips-tips yang spesifik, yang bisa ditindaklanjuti, ubahlah menjadi tindakan-tindakan yang akan Anda lakukan. Jika seseorang mengeluh bahwa tulisan Anda terlalu panjang dan bertele-tele, misalnya, buatlah rencana memperpendek tulisan dalam setiap tulisan Anda berikutnya. Jika bos Anda mengeluh Anda selalu memunggu hingga menit-menit terakhir untuk menyelesaikan tugas-tugas Anda, rancanglah pekerjaan Anda agar selesai sehari lebih cepat dari semestinya, sehingga Anda harus memulai pekerjaan tersebut lebih awal. Photo by John O'Nolan.
§  Sesuaikan tingkah laku (attitude) Anda. Anda bisa melakukan semua hal di atas namun Anda tetap merasa depresi setiap kali seseorang mengatakan pada Anda bagaimana cara memperbaiki diri. Attitude adalah kuncinya, dan jika Anda tidak memaksakan diri Anda untuk jadi lebih positif terhadap kritikan, maka Anda akan selalu merasa depresi. Pandanglah krtitikan tersebut sebagai sebuah kesempatan untuk berkembang dan memperbaiki diri—atau bahkan untuk melampaui orang yang mengkritik tersebut. Berkata adalah lebih mudah daripada berbuat, namun mengetahui kekuatan Anda dan menyiapkan diri untuk mendengar dan menerima kelemahan Anda adalah hal paling penting yang bisa Anda lakukan.
Menanggapi kritikan dari orang lain tidaklah mudah, namun Anda punya pilihan tentang cara menghadapinya. Boleh jadi Anda merasa kecil hati ketika bos Anda mengembalikan kembali pekerjaan Anda dengan beberapa catatan perbaikan dan perubahan pada semua bagiannya, namun itulah cara terbaik Anda untuk memperbaiki diri. Bahkan meski bos Anda memuji hasil kerja Anda tersebut, jangan lupa menanyakan bagaimana caranya agar hasil kerja Anda lebih baik lagi—adalah penting untuk tidak melewatkan setiap kesempatan untuk mendapatkan kritikan begitu saja. Jika Anda tidak mendapatkannya, carilah kritikan itu—dengan mencari kritikan itu sendiri berarti Anda lebih bisa menghadapinya dengan cara Anda dan dalam lingkungan yang psositif.

Menghadapi Kritikan yang Datang dari Diri sendiri (Self-Criticism)
Menanggapi kritikan yang kita dapat dari orang lain adalah mudah jika dibandingkan dengan betapa sulitnya kita mencari kelemahan diri kita sendiri. Suara-suara dari dalam hati kita mengatakan bahwa kita tidak akan pernah baik dalam hal yang kita sedang pelajari, atau bahwa kita tidak seharusnya bangun di pagi hari karena ada pekerjaan yang belum beres? Mengkritik diri sendiri adalah sulit tapi bukannya tidak mungkin, dan beginilah caranya:
§  Ingat, Anda tidak harus mendengarkan. Salah satu komentator musik dan politik kesukaan saya, Jay Smooth dari Ill Doctrine, menggambarkan suara-suara tersebut sebagai “pembenci kecil” kita, dan dalam video di atas dia menggambarkan suara-suara yang ada di hatinya dengan sebuah irama yang mengingatkan dia—dan kita semua—bahwa para pembenci kecil kita itu tidak harus menguasai diri kita pada hari itu. Point-nya di sini adalah bahwa meski Anda tidak bisa mendengar apapun selain suara-suara seperti itu, dan Anda merasa sangat payah mengenai diri Anda sendiri, namun Anda masih mempunyai pilihan untuk mendengarkan suara-suara seperti itu dan tidak melakukan apa-apa, atau menentangnya dan terus melangkah. Suatu hari nanti Anda akan merasa seperti memeriksa diri sendiri, dan itu tidak apa-apa, namun jika Anda bisa, kapan saja Anda bisa, adalah penting untuk menempatkan para pembenci kecil Anda itu kembali ke tempatnya dan ingat bahwa Anda ada di sini dan dia berada di sana.

§  Tanya pada diri sendiri: Benarkah dirimu yang berbicara seperti itu? Tentukan apakah Anda mengkritik diri sendiri itu untuk alasan yang baik, atau hanya untuk menjadi terlalu keras terhadap diri Anda sendiri. Apakah Anda sebenarnya melakukan deraan mental atau Anda hanya merasa depresi semata? Mungkin Anda telah mendengar suara-suara dari orang lain yang telah mengatakan pada Anda selama bertahun-tahun bahwa Anda adalah orang yang tidak berharga. Berhentilah, ambil nafas, dan cobalah menentukan apakah ini benar-benar Anda yang melakukan kritikan, atau Anda hanya sedang membenci diri Anda sendiri.
§  Menghindarlah . Sering kali kita merasa diri kita adalah yang paling jelek ketika kita menerima kritikan yang kemudian membuat suara-suara seperti itu muncul. Jika bisa, melangkahlah mundur dan jauhi krtitikan tersebut dan lakukan hal lain—terutama sesuatu yang Anda tahu Anda bisa melakukannya dengan lebih baik dan membuat Anda senang, dan kembalilah ketika Anda sudah merasa tenang dan siap menghadapi krtikan tersebut.
§  Tanyalah seorang teman kepercayaan Anda atau seorang penasehat. Salah satu cara cepat untuk menentukan apakah Anda terlalu keras pada diri sendiri adalah dengan bertanya pada seorang teman kepercayaan Anda—seseorang yang cukup peduli untuk jujur dengan Anda dan tidak hanya mengatakan apa yang ingin Anda dengar. Cobalah bertukar pikiran dan berbagi pekerjaan dengan mereka. Ambil umpan balik dari mereka tentang self-criticisms Anda itu. Sering kali suara-suara di dalam kepala Anda mempunyai sebuah makna, namun tertutup oleh terlalu banyaknya perasaan membenci diri sendiri sehingga sulit untuk disaring. Photo by Andrew.

§  Dekati kritikan dari diri Anda sendiri dengan cara yang sama dengan Anda mendekati kritikan dari orang lain. Tulisah kritikan Anda tersebut. Pisahkan yang baik dengan yang sekedar omong kosong yang ada dalam otak Anda. Buatlah tujuan, dan lanjutkan.
Sebuah point yang berharga untuk diambil adalah bahwa jika suara-suara yang ada di dalam kepala Anda itu—dan kita semua memilikinya—secara konsisten negatif, selalu sulit diterima, dan mempengauhi kehidupan Anda sehari-hari dan hubungan Anda, maka boleh jadi Anda sedang mengalami depresi. Jika suara-suara tersebut bisa membuat sesuatu yang Anda cintai kehilangan kilaunya, atau membuat Anda sulit melakukan segala sesuatu, maka Anda perlu menghubungi seorang profesional untuk membicarakan cara pemecahannya dan apa yang bisa Anda lakukan dalam menghadapinya. Depresi tidak boleh dianggap remeh.

Jangan Terlalu Diambil Hati

Banyak orang yang akan mengatakan pada Anda agar “jangan diambil hati,” yang sebenarnya merupakan sebuah bentuk kepedulian yang bisa melegakan perasaan Anda. Mereka bermaksud baik, namun mengingatkan seseorang yang sedang tidak senang untuk untuk “tenang-tenang” saja tidaklah ada manfaatnya. Kata pepatah, tingkah laku mengandung banyak arti, dan mood yang baik bisa memberi Anda kejernihan pikiran yang diperlukan untuk menghadapi kritikan dengan cara yang lebih baik. Dalam beberapa hal, ini berarti Anda memerlukan sebuah tingkat kepercayaan diri, atau sebuah kesempatan untuk melakukan hal-hal yang Anda bisa melakukannya dengan baik.
Ketika Anda menyadari kritikan sedang datang, lakukan sesuatu yang Anda tahu Anda bisa melakukannya dengan baik, dan nikmatilah perasaan Anda itu. Berbicaralah dengan seseorang yang mendukung Anda, dan bisa dengan jujur mengatakan pada Anda mengapa Anda baik dengan apa yang Anda kerjakan itu. Tulislah pekerjaan Anda dalam sebuah diari atau jurnal tentang kehebatan Anda untuk mengingat mengapa Anda bisa hebat, dan kemudian masuklah kembali ke krtitikan tersebut, ketahuilah bahwa apa saja yang Anda dengar akan menjadi gizi untuk membuat Anda semakin hebat. Anda bisa melakukannya! 

Good luck,
Lifehacker
P.S. Kritikan adalah sulit diterima, namun krtikan itu penting bagi kita semua. Apakah Anda punya tips lain untuk membantu Why Bother melupakan kecemasannya dan kembali menjadi hebat? Bagilah dengan kami dalam kolom komentar di bawah ini. 
BY ALAN HENRY
Have a question or suggestion for Ask Lifehacker? Send it to tips+asklh@lifehacker.com.
Title photo by Nic McPhee.

comment 0 comments:

Post a Comment

 
© Hasim's Space | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger