Winston
Churchill
PM Inggris yang sangat cerdas
dan dicintai Winston Churchill menduduki puncak tangga dengan sentilannya pada
Lady Astor. Si wanita konservatif itu sering menegur Chruchill karena
kebiasaannya merokok dan minum-minuman beralkohol, dan Churchill bukanlah
satu-satunya yang jadi korbannya. Salah satu dari pertengkaran mereka yang
paling terkenal, yang paling diingat adalah ketika Astor berkata, “Jika Anda
adalah suami saya, saya akan memberi racun pada teh yang Anda minum.” Apa jawab
Churchill? “Madame, jika Anda adalah istri saya, saya akan meminum teh itu.”
Gandhi
Advokasinya akan tindakan
anti-kekerasan tidak berarti Gandhi tidak tajam dengan otaknya. Salah satu contohnya
adalah ketika Gandhi berpergian ke London
dan para wartawan bertanya apa pendapatnya tentang peradaban Barat. Gandhi
menjawab dengan komentar pedasnya: “I think it would be a good idea.” (Dengan
mengatakan itu Gandhi sebenarnya ingin mengatakan bahwa dia merasa negara Barat
masih belum beradab, dan alangkah baiknya jika mereka beradab).
Abraham
Lincoln
Dalam sebuah debat, Abraham
Lincoln yang populer namun tidak begitu menarik dituduh sebagai bermuka dua.
Balasan Lincoln terbukti lebih bersifat merendah daripada menghina, namun orang
yang berada di dalam ruangan itu tetap bisa merasakan sentilannya. Lincoln menjawab: “Jika
saya bermuka dua, apakah Anda pikir saya akan menggunakan muka yang ini?”
Babe Ruth
Pada tahun 1920-an, batsman dari klub Yankee yang produktif
Babe Ruth melakukan run yang sangat
hebat sehingga dengan cepat dia bisa meraih gaji sebesar $80.000. Namun ketika
krisis keuangan melanda pada tahun 1930-an, para official klub Yankees meminta
Ruth untuk memotong pendapatannya sebesar $5.000—namun Ruth menolaknya.
Kemudian dalam sebuah konferensi pers seorang wartawan yang pemberani
mengatakan bahwa Ruth mempunyai gaji yang lebih besar daripada Presiden yang
berkuasa ketika itu Hoover
dan apa balasan Ruth: “Boleh jadi demikian,” katanya, “tapi saya pernah
mengalami tahun kejayaan yang lebih baik daripada tahun kejayaan yang dia alami.”
John Wilkes
Ketika tidak lagi peduli untuk
menjadi benar secara diplomatis, para politisi memuntahkan celaan terbaiknya
sepanjang masa. Ini pulalah yang terjadi antara dua pesaing politik pada abad
ke-18, John Montagu dan John Wilkes. Dalam salah satu dari pertengkaran mulut
mereka, Montagu mengumpat pada Wilkes dan berkata, “Di jiwa saya, Wilkes, saya
tidak tahu apakah Anda akan mati di tiang gantungan, atau karena sipilis.”
Wilkes membalas, “Hal itu tergantung, yang mulia, pada apakah saya memeluk prinsip-prinsip
Anda atau gundik Anda.”
0 comments:
Post a Comment