Headlines

Powered by Blogger.

0 Olahraga Untuk yang Bekerja di Belakang Meja

Jika pekerjaan Anda adalah duduk di depan keyboard seharian, maka Anda harus melakukan latihan gerak badan yang disebut wall slide ini segera. Mengapa? Karena latihan ini bisa membantu Anda memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh membungkukkan badan ke depan seharian penuh. Lagi pula postur tubuh yang membungkuk bisa menyebabkan bahu Anda melengkung seperti makhluk penghuni gua. Yang lebih buruk lagi, bisa menyebabkan Anda mengalami sakit pinggang, punggung dan leher. Jadi gunakan dinding ruang kerja Anda untuk mencegah tubuh Anda membentuk postur yang buruk untuk selamanya. Faktanya, untuk hasil terbaik, lakukan latihan ini hingga tiga kali sehari. (mudah dilakukan di kantor Anda.)

Ya, kelihatannya sederhana—dan memang sederhana. Namun Anda akan menyukai hasilnya bagi punggung dan bahu Anda kata David Jack, pelatih performa yang melatih Anda dalam video Men's Health Spartacus Workout DVD.

Saksiakan video di bawah ini untuk melakukan gerakan wall slide dengan sempurna. (buka link di bawah ini)

 http://bcove.me/ee2x0zlp

Jika Anda sedang membungkuk di depan komputer sekarang ini, bangun dan cobalah The Antidote to Sitting All Day.

http://www.thepostgame.com/blog/training-day/201301/exercise-you-should-do-every-day
Read more

0 Kekuatan Tumbuhan (Plant Power)


011413_Friedman_605M

Ambil napas, dan ucapkan terima kasih pada bakteria pelaku fotosintesa. Lihatlah pohon-pohon, rumput-rumput, burung-burung, dan tupai-tupai dan pikirkan tentang tumbuh-tumbuhan jaman awal dahulu kala, yang merintis jalan bagi kehidupan kita di masa kini.

Tumbuh-tumbuhan mempunyai cara yang hebat dalam mengingatkan kita betapa beruntungnya kita ada di dunia ini saat ini, betapa beruntungnya kita bisa menelaah sejarah evolusi selama 3,5 miliar tahun dan kini kita berada di sini untuk berdiskusi tentang masalah ini,’ kata William Friedman, direktur Arnold Arboretum, pada hari Senin dalam sebuah pembicaraan di Hunnewell Building.

Dunia yang kita tempati sekarang diproduksi dari sekian banyak langkah evolusioner, dan sebagian dari langkah-langkah tersebut telah ditempuh berkali-kali oleh berbagai organisme berbeda. Arborescense—perubahan-perubahan yang terjadi dalam tumbuh-tumbuhan sehingga menciptakan pohon-pohon tinggi menjulang yang bisa kita saksikan sekarang—mengalami evolusi lima kali 20 juta tahun, sebagai contoh. Namun ada dua perubahan penting yang telah terjadi hanya satu kali dalam catatan evolusi, dan kita mesti berterima kasih pada tumbuh-tumbuhan pendahulu yang telah menyumbang terhadap kedua perubahan penting tersebut, kata Friedman di hadapan sekitar 100 orang audien.

Perubahan penting yang pertama terjadi pada masa awal sejarah Bumi, ketika atmosfer masih mengandung oksigen. Bakteria ketika itu menggunakan fotosintesis untuk memanen energi dari matahari, namun prosesnya berbeda dari apa yang kita saksikan sekarang pada tumbuh-tumbuhan, kata Friedman. Fotosintesis awal menggunakan hidrogen sulfida bukannya air dan melepas sulfur bukannya oksigen. Langkah evolusioner kunci, kata Friedman, adalah peralihan menuju sebuah proses yang menggunakan air dan melepas oksigen ke dalam atmosfer. Peralihan ini akhirnya menciptakan lautan yang penuh dengan bakteria fotosintesis—cyanobacteria—yang memompa oksigen ke atmosfer.


Ganggang dari teratai air di Rwanda diuji di bawah mikroskop di salah satu laboratorium 
di Arnold Arboretum.

“Peristiwa ini adalah event utama dalam sejarah Bumi,” kata Friedman. “Cyanobacteria, merupakan penentu utama bagi segala sesuatu yang datang berikutnya.”

Lompatan evolusioner besar yang kedua, kata Friedman, adalah lompatan tumbuhan akuatik ke darat, sekitar 475 juta tahun yang lalu. Kehidupan mikrobial sebenarnya telah mendiami daratan sebelum masa itu, namun perpindahan tumbuhan akuatik ke daratlah yang telah menciptakan sumber-sumber makanan yang memungkinkan kehidupan hewan bisa berlangsung. Perpindahan tersebut hanya terjadi sekali, kata Friedman, ketika sebuah nenek moyang tunggal dari ganggang hijau bertahan hidup di tepi laut. Nenek moyang ganggang tersebut kemudian berevolusi menjadi tumbuhan primitf seperti liverworts dan mosses ( lumut) yang kita kenal sekarang, dan telah mengembangkan banyak sekali varietas tumbuhan yang kita ketahui sekarang.

“Sejarah kita tidak lepas dari peristiwa-peristiwa langka dan luar biasa seperti ini,” kata Friedman.

Pembicaraan Friedman ini merupakan yang pertama dalam Rangkaian Kuliah Direktur (Director’s Lecture Series) Arboterum di musim semi. Dia memperlihatkan slides dari beberapa diversitas kehidupan fotosintetik mikrobial dan juga membicarakan tentang pentingnya sebuah proses, simbiosis lain dalam kehidupan tumbuh-tumbuhan yang komplek.

Tumbuh-tumbuhan modern berhutang budi pada perisitiwa simbiosis purbakala, ketika nenek moyang sel tunggal purba menelan (engulfed) cyanobacterium yang bertugas melakukan fotosintesis. Dalam hal ini, cyanobacterium tersebut tidak dicerna (digested) namun sebaliknya menjadi bagian dari sel tersebut. Akhirnya cyanobacterium tersebut menjadi kloroplas yang melaksanakan fotosintesis dalam sel-sel tumbuhan sekarang ini.

“Semua akuisisi fotosintesis dalam eukaryotes bukanlah merupakan sebuah inovasi dalam kimia, namun merupakan sebuah inovasi dalam simbiosis,” kata Friedman.


(By Alvin Powell, Harvard Staff Writer, Thursday, January 17, 2013)


The next talk in the Director’s Lecture Series, “Biodiversity 2013: Crisis and Opportunity” by Harvard Professor of Biology and Alexander Agassiz Professor of Zoology James Hanken, will be held on Feb. 25 at 7 p.m. The lecture is free, but registration is requested. Visit the website to register and view upcoming lectures.

Read more

0 7 Alasan Mengapa Pria Berselingkuh


(photo: Thinkstock)
Apakah masalahnya mengenai kedekatan (intimacy), kontrol, atau... hanya masalah kecanduan seks? Para ahli masalah seks dan hubungan mengemukakan alasan-alasan mengapa laki-laki suka selingkuh. (Di samping, tentu saja, karena mereka memang brengsek.)

By Pat Sandora

1. Mereka Menghindari Kedekatan (Intimacy)
“Sebagian pria berselingkuh untuk menghindari kedekatan. Kedekatan (Intimacy) menakutkan bagi mereka, sehingga mereka menjaga jarak dari istri mereka atau pacar mereka dengan cara mengelabui mereka,” kata psikiater Gail Saltz, MD. Dengan cara ini mereka tidak harus benar-benar tergantung pada orang lain, sehingga mereka tidak akan terluka. Ya, hal itu masuk akal bagi mereka...

2. Mereka Mendambakan Kedekatan (Intimacy)
Sebaliknya, sebagian laki-laki mencari kedekatan dengan orang ketiga di luar pasangan mereka. Menurut ahli masalah seks Emily Morse, sebagian pasangan semakin menjauh seiring waktu dan tidak berkomunikasi soal kerenggangan hubungan mereka itu. Jika hal itu terjadi, itu karena laki-laki berpikir adalah lebih mudah berselingkuh daripada membicarakannya.

Related: 8 Ways To Tell That He's Lying

3. Mereka Kecanduan Bulan Madu
Anda tahu masalahnya—mulanya Anda berdua tidak pernah merasa puas. Namun setelah itu, segala sesuatunya terasa lebih menyenangkan... yang sebenarnya tidak buruk. Sebagian laki-laki hidup untuk berbulan madu selamanya dan mereka pergi ke mana saja untuk mencarinya.

4. Mereka Ingin Berkuasa

Dr. Saltz mengatakan sebagian laki-laki tidak bisa dipercaya karena mereka ingin mengontrol dan menguasai pasangan mereka, dan berselingkuh adalah cara tepat untuk melakukan itu.

Related: 10 Weird Things That Turn Men On

5. Mereka Tak Kuasa Menolak
Morse mengatakan bahwa sebagian laki-laki lemah semata. Mereka terlibat dalam hubungan gelap, “hanya karena kesempatan itu datang dengan sendirinya dan mereka tidak cukup kuat untuk mengatakan tidak.” Kedengarannya seperti sengaja melupakan kita.

6. Mereka Pernah Melakukannya
Menurut Dr. Saltz, tidak semua peselingkuh merupakan pelanggar yang berulang, namun mereka bisa jadi mengulanginya—jika mereka tidak berusaha mencari tahu apa yang menyebabkan mereka melakukan itu pertama kalinya atau jika mereka tidak peduli dengan orang lain kecuali mereka sendiri.

7. Mereka Menginginkan Variasi

Pahami ini: sebagian laki-laki tetap akan berselingkuh meski mereka mencintai pasangan mereka. “Laki-laki mengakui berselingkuh karena mereka ingin mencari variasi” kata Morse, “namun mereka tetap melakukan itu meski mereka masih sangat bahagia dengan pasangan mereka yang resmi.” Ya, ...  ini sungguh konyol. (By Cosmopolitan.com | Love + Sex – Wed, Jan 23, 2013 12:43 PM EST)

Read more at Cosmopolitan.com!

10 Signs He Wants to Marry You
25 Little Ways To Improve Your Relationship
30 Things to Do With a Naked Man
Ballsy Moves That Impress Guys
12 Lies Men Tell Before Sex


http://shine.yahoo.com/love-sex/why-men-cheat-223400947.html
Read more

0 Orang Denmark Ini Mengaku Pernah Bekerjasama dengan Al-Qaeda


Dane claims he worked inside al-Qaida

Morten Storm/ Photograph by: The Associated Press , The Associated Press

Setelah memilih masuk Islam, seorang bekas anggota gang sepedamotor Denmark pergi ke Yaman untuk mempelajari Al-Qur’an dan tidak lama setelah itu di sana dia bertemu dengan para ustadz radikal yang tengah mengobarkan perang suci melawan Barat. 

Ketika hampir menjadi seorang anggota kelompok jihad, dia kemudian malah berbelok meninggalkan agama yang baru dianutnya itu dan ikut serta dalam sebuh misi rahasia yang berbahaya untuk membantu agen-agen intelijen Barat menangkap para teroris.

Kisah Morten Storm yang sulit dipercaya ini, yang diceritakan dalam sebuah buku dan wawancara dengan The Associated Press, mempunyai alur cerita drama dan intrik yang sama dengan sebuah episode dari serial TV Homeland. Namun si orang Denmark yang perkasa dan berjanggut merah ini bersikeras kisahnya tersebut bukanlah fiksi semata.

Storm, 37, mengklaim dia pernah bekerja selama enam tahun sebagai seorang informan untuk CIA, agen rahasia Inggris MI-5 dan MI-6 dan polisi rahasia Denmark, PET. Namun semua dinas rahasia tersebut menolak berkomentar.

“Mungkinkah semua dinas rahasia tersebut ingin mengatakan ‘dia tidak pernah bekerja untuk kami’? Kadang-kadang diam juga merupakan informasi,” kata Storm. “Saya tahu ini benar. Saya tahu apa yang telah saya lakukan.”

Buku tersebut, Storm, the Danish agent in al-Qaida, dirilis pada hari Senin minggu lalu di Denmark.  
Storm mengatakan dia memutuskan untuk membuka rahasianya sebagai agen mata-mata untuk media—dia pertama-tama berbicara dengan sebuah surat kabar Denmark pada bulan Oktober—karena dia merasa dikhianati oleh agen-agen yang mempekerjakannya. 

Terutama, dia kecewa karena perannya tidak diakui dalam sebuah serangan udara yang telah berhasil membunuh Anwar al-Awlaki, seorang tokoh senior dalam al-Qaeda, di Yaman pada tahun 2011.

Storm mengklaim bahwa CIA tidak mengakui bantuannya dalam usaha mereka mencari seorang kiai kelahiran AS, yang banyak dihubung-hubungkan dengan penembakan di Fort Hood, Texas dan usaha pengeboman pesawat jet yang sedang terbang mendekati Detroit tahun 2009. 

Storm juga mengklaim telah memainkan peran dalam serangkaian operasi anti-teror yang terdokumentasi dengan baik dalam enam tahun terakhir ini dengan cara menyusup ke dalam mesjid-mesjid kaum ekstrimis di Inggris dan kelompok-kelompok militan di Somalia. Dia sering bertemu dengan agen-agen rahasia lainnya di lokasi-lokasi yang eksotik dan memberikan sebuah foto tempat-tempat rendezvous serupa itu pada agen-agen PET yang dipercaya, di sebuah spa geothermal di Islandia. 

Sebuah foto lain menunjukkan sebuah koper yang penuh berisi uang tunai-$250.000 yang dia klaim dia terima dari CIA untuk sebuah operasi rahasia untuk melacak al-Awlaki meski usaha tersebut pada akhirnya gagal.

Bob Ayers, seorang bekas pejabat intelijen AS, meragukan pengakuan Storm.

“Hanya karena dia mengaku telah bekerja dengan agen-agen rahasia tersebut tidak berarti bahwa dia merupakan orang bayaran dan hampir bisa dipastikan dia tidak mempunyai akses terhadap informasi-informasi rahasia,” kata Ayers, yang sekarang tinggal di London.

“Juga meragukan bahwa dia pernah menjadi orang kepercayaan Awlaki. Satu-satu orang yang kurang bisa dipercaya daripada agen rahasia musuh adalah agen rahasia musuh yang membelot.”

Seorang pejabat kemanan Eropa yang tidak berafiliasi dengan keempat agen yang diklaim Storm telah mempekerjakannya tersebut mengatakan boleh jadi dia pernah menjadi seorang informan, namun dia mempertanyakan cara Storm menggambarkan perannya tersebut. 

“Saya punya dugaan kuat bahwa dia telah melebih-lebihkan perannya,” kata pejabat tersebut, yang tidak ingin disebutkan namanya karena dia tidak berwenang untuk membicarakan hal ini untuk publik.

Storm mengatakan dia telah memberi informasi yang kemudian menyebabkan tertangkapnya Hassan Tabbak, seorang kelahiran Syria yang dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara karena mencoba membuat bom untuk persiapan serangan teroris.

Dalam bukunya tersebut, Storm juga mengatakan bahwa dia pernah terlibat dalam sebuah operasi yang ditujukan untuk membunuh Saleh Nabhan, seorang mata-mata senior al-Qaeda yang tewas oleh Navy SEALs dalam sebuah serangan helikopter di wilayah Somalia tahun 2010.

Operasi yang paling rumit melibatkan al-Awlaki. Pada tahun 2009, kata Storm, dia membantu si kiai penyendiri tersebut dalam usahanya untuk mencari seorang istri dari Eropa, dengan memberinya pasangan seorang wanita Krosia yang telah masuk Islam yang bernama Aminah. Storm mengatakan dia telah membantu membawa pesan-pesan video yang terinskripsi antara kedua pasangan tersebut di dalam flash drive, sebelum mereka memutuskan untuk bertemu di Yaman. Dia memberikan klip-klip video tersebut pada AP. 

Sebuah alat pelacak dipasang di dalam koper Aminah, namun rencana tersebut gagal ketika dia diminta memindahkan barang-barang miliknya ke dalam sebuah tas plastik setibanya di Yaman, kata Storm.

Akan tetapi, Storm dikirim kembali ke Yaman, untuk menyuplai berbagai item melalui seorang kurir kepada al-Awlaki, yang masih tidak curiga kalau dia sedang dikhianati.

Si orang Denmark ini percaya pekerjaannya tersebut telah membantu CIA menemukan tempat persembunyian al Aw-laki. 

Intelijen Amerika “merengek-rengek pada dinas intelijen Denmark untuk meminta saya kembali ke Yaman dan mencoba untuk menciptakan kembali atau membangun kembali kontak tersebut, komunikasi dengan Anwar,” kata Storm. “Dalam tempo empat minggu kontak tersebut terbangun kembali.”

Storm yang berasal dari Korsoer, 120 km barat daya Kopenhagen, pernah dihukum karena kasus  perkelahian di dalam bar, kekerasan, penyelundupan rokok dan pencurian kecil-kecilan pada masa remajanya.

Dia berencana akan bergabung dengan gang motor Bandidos sebelum seorang rekan satu selnya yang beragama Islam meyakinkan dia untuk masuk Islam pada tahun 1997.

Strom kemudian menghabiskan waktunya dengan orang-orang Islam radikal di Inggris dan Yaman, menikah dengan seorang wanita dari Moroko dan menamai anak pertama mereka Osama mengambil nama pemimpin al-Qaeda Osama bin-Laden.

Dia ingin bergabung dengan perjuangan kaum militan Islam di Somalia tahun 2006 namun mereka menolaknya.

Storm mengatakan kemarahanya atas penolakan tersebut telah menimbulkan keraguan atas agama barunya itu. Lalu dia berubah pikiran sama sekali, dan menawarkan diri membantu agen-agen PET, yang kemudian menghubungkannya dengan rekan-rekan mereka di AS dan Inggris.

Storm mengatakan hubungannya dengan CIA menjadi tidak harmonis setelah dia diberitahu bahwa al-Awlaki tewas dalam sebuah operasi berbeda, yang tidak melibatkan dia.

Dalam sebuah pertemuan di sebuah hotel pinggir laut di Denmark, dia secara diam-diam merekam sebuah percakapan tentang isu tersebut dengan seorang yang dia akui sebagai anggota CIA.

Orang tersebut, yang dikenal Storm sebagai Michael berterima kasih padanya atas usahanya membantu dalam pencarian al-Awlaki, namun dia menambahkan bahwa “ada beberapa proyek lain” yang ditujukan untuk melacak keberadaan al-Awlaki. Michael mengatakan hal itu seperti permainan sepakbola di mana beberapa pemain berada dalam posisi untuk mencetak gol. 

“Seorang pemain bisa mengoper bola pada Anda, tapi itu tidak dia lakukan. Dia menendangnya sendiri, dan dia berhasil,” kata Michael. “Itulah yang terjadi.”

Storm tidak puas dengan penjelasan itu.

Setelah membongkar semua rahasia-rahasianya, Storm mengatakan dia kini menjadi sasaran empuk bukan hanya bagi al-Qaeda, tapi juga bagi CIA.

“Saya kira jika seseorang berpotensi membuat malu institusi, maka paling mudah bagi biro-biro intelijen untuk menyingkirkan agen-agen mereka dan terutama orang-orang seperti saya,” kata Storm pada AP.

Namun dia tidak mempunyai bukti-bukti yang mengisyaratkan bahwa CIA, atau agensi lain, berencana untuk menyakitinya. (By Jan M. Olsen, The Associated Press)

© Copyright (c) The StarPhoenix

http://www.thestarphoenix.com/news/Dane+claims+worked+inside+Qaida/7815187/story.html
Read more

2 Labuhan Jukung Resort



Located right in front of the iconic Krui Left, this state-owned cottages are the rightest choice for surfers as well as sight-seeing travelers.

Away from traffic and the lush and shady situtation are other reasons why you should choose this place to stay in when you are in Krui town next season. The air is cool all day long and you can check the surf right in front of your doorway any time.


The platform cottages are made of concrete for its columns and floors, but the wall, the handrail and the stairs are made of wood.

However, right now there are only two units of building where you can stay in, each consist of two rooms, and each room can take two people. So if there are eight people in your party, you can see if yu can fit in. 

PS: If you stay in this cottage, you'll be charged per person, not per room.
Read more

2 12 Bias Kognitif yang Membuat Anda Tidak Rasional


Otak manusia mampu melakukan 1016 proses per detik, jauh lebih cepat dari yang bisa dilakukan komputer yang paling modern sekalipun. Tapi itu tidak berarti otak kita tidak mempunyai keterbatasan utama. Kalkulator sederhana bisa melakukan perhitungan matematika ribuan kali lebih baik daripada kita manusia, dan memori kita sering kali tidak berguna sama sekali—plus, kita cenderung mengalami bias kognitif, gangguan-gangguan yang mengganggu dalam pikiran kita hingga menyebabkan kita membuat keputusan-keputusan yang kemudian menimbulkan pertanyaan dan mengambil kesimpulan-kesimpulan yang salah. Di bawah ini adalah selusin bias-bias kognitif yang merusak yang paling umum yang perlu Anda ketahui.

Sebelum kita mulai, adalah penting membedakan antara bias-bias kognitif dan kesalahan logika (logical fallacies). Kesalahan logika adalah sebuah eror dalam argumentasi logis (misal, ad hominem attack (menyerang dengan argumen membabi buta), slippery slopes (suka menyulut-nyulut masalah sehingga menjadi besar), circular arguments (suka memberi argumen yang berputar-putar), appeal to force (suka memaksakan kehendak), dll). sedangkan bias kognitif adalah, sebuah defisiensi yang murni atau keterbatasan pikiran—sebuah kelemahan dalam menilai yang timbul akibat kesalahan dalam memori, atribusi sosial, dan miskalkulasi (seperti kesalahan statistik atau kesalahan dalam hal sense of probability.)  

Sebagian psikolog sosial percaya bahwa bias-bias kognitif bisa membantu kita memproses informasi dengan cara lebih efisien, khususnya dalam situasi yang berbahaya. Namun, bias-bias kognitif tersebut bisa menyebabkan kita membuat kesalahan besar. Kita boleh jadi cenderung salah dalam melakukan penilaian, namun sekurangnya kita bisa menyadari kesalahan tersebut. Di bawah ini adalah beberapa kesalahan penting yang perlu kita ingat.

Bias Konfirmasi (Confirmation Bias)

Kita suka setuju dengan orang-orang yang sependapat dengan kita. Itulah sebabnya kita hanya mengunjungi website yang mengekspresikan pandangan politik kita, dan mengapa kita cenderung lebih suka bergaul dengan orang-orang yang mempunyai pandangan dan selera yang sama dengan kita. Kita cenderung merasa terganggu oleh individu-individu, kelompok-kelompok, dan sumber-sumber berita yang membuat kita tidak nyaman dan tidak pede tentang pandangan-pandangan kita—ini yang disebut oleh psikolog tingkah laku B.F. Skinner disonansi kognitif (cognitive dissonance). Mode tingkah laku preferensial seperti inilah yang mengarah pada bias kogntitif—perbuatan kita merujuk pada perspektif-perspektif yang mendukung pandangan kita saja yang sering kali dilakukan secara tidak sadar, dan pada saat yang sama mengabaikan atau menganggap sepi pandangan-pandangan lain—tidak peduli betapapun valid-nya pandangan lain tersebut—yang mengancam pandangan kita. Dan secara paradoksal, Internet justru membuat tendensi seperti ini menjadi lebih buruk.

Bias Kelompok (Ingroup Bias)

Yang agak mirip dengan bias konfirmasi adalah bias ingroup. Bias ingroup adalah sebuah manifestasi dari kecenderungan sifat-sifat kesukuan kita. Dan anehnya, kebanyakan dari efek ini boleh jadi berhubungan dengan oxytocin—yang sering disebut “molekul cinta.” Neurotransmitter ini, meski membantu kita untuk memperkuat hubungan dengan orang-orang yang ada dalam ingroup kita, namun bisa menjadi penyebab kerenggangan hubungan kita dengan orang yang berada di luar kelompok kita—hal ini membuat kita selalu curiga, takut, dan bahkan melecehkan terhadap orang lain. Pada akhirnya, bias ingroup ini bisa membuat kita menilai berlebihan terhadap kemampuan dan nilai-nilai yang ada dalam kelompok kita saja dan mengabaikan orang-orang yang berada di luar kelompok kita.

Kekeliruan Penjudi (Gambler's Fallacy)

Disebut kekeliruan (fallacy), tapi ini lebih merupakan sebuah gangguan dalam pikiran kita. Kita cenderung menumpukan berat yang luar biasa pada peristiwa-peristiwa yang telah lalu, dengan mempercayai bahwa peristiwa-peristiwa tersebut suatu saat nanti akan mempunyai pengaruh terhadap penghasilan kita di masa depan. Contoh klasik adalah coin-tossing (mengundi dengan koin). Kalau yang muncul selalu bagian kepala, misalkan, lima kali berturut-turut, maka kita cenderung memprediksi akan ada  peningkatan peluang berikutnya pada ekor—peluang sisanya tentu adalah kepala. Namun realitasnya, peluangnya masih tetap 50/50. Seperti yang dikatakan ahli statistik, hasil yang muncul pada toss yang berbeda adalah independen secara statistik dan kemungkinan hasil yang akan muncul tetap 50%.

Terkait, ada juga yang disebut bias ekspektasi positif—yang sering kali menyulut kita jadi kecanduan judi. Adalah sense bahwa keberuntungan kita pastilah berubah dan pasti akan ada keberuntungan yang akan datang menghampiri.  Hal ini juga berkontribusi terhadap miskonsepsi tentang adanya “tangan panas”. Serupa, adalah perasaan yang sama dengan yang kita rasakan ketika kita memulai sebuah hubungan baru yang menyebabkan kita percaya hubungan itu akan lebih baik dari yang terakhir.

Rasionalisasi Pasca-Beli (Post-Purchase Rationalization)

Ingat waktu Anda membeli sesuatu yang sama sekali tidak penting, barang yang cacat, atau Anda telah mengeluarkan uang terlalu banyak untuk itu, dan kemudian Anda merasionalisasi pembelian tersebut sedemikian rupa hingga Anda yakin bahwa itu adalah sebuah ide yang bagus? Ya, itulah yang disebut rasionalisasi pasca-beli sedang beraksi—sejenis mekanisme built-in yang membuat kita merasa lebih baik setelah kita membuat sebuah keputusan yang konyol, khususnya mengenai pengeluaran uang. Juga dikenal sebagai Buyer's Stockholm Syndrome, ini adalah sebuah cara yang secara tidak sadar membenarkan perbuatan kita membeli sesuatu—khususnya sesutau yang mahal. Para psikolog sosial mengatakan hal ini berasal dari prinsip komitmen, hasrat psikologis kita untuk tetap konsisten dan menghindari keadaan disonansi kognitif.

Mengabaikan Kemungkinan (Neglecting Probability)

Sangat sedikit dari kita yang mempunyai masalah dalam hal memasuki mobil dan pergi mengendara, namun kebanyakan dari kita merasa sangat was-was ketika masuk ke pesawat terbang dan terbang dengan ketinggian 35.000 kaki. Terbang, cukup jelas, sangat tidak alami dan tampaknya merupakan sebuah aktifitas yang berbahaya.  Namun tampaknya kita semua tahu dan menyadari fakta bahwa peluang kematian akibat kecelakaan mobil secara signifikan lebih besar daripada kematian akibat kecelakaan pesawat terbang—namun otak kita tidak mau melepaskan kita dari logika yang sangat jelas ini (secara statistik, kita mempunyai peluang 1 dalam 84 dalam hal kecelakaan akibat kendaraan bermotor, dibandingkan dengan 1 dalam 5.000 dalam hal kecelakaan pesawat terbang [sumber lain mengindikasikan perbandingan sebesar 1 dalam 20.000]). Fenomena yang sama membuat kekhawatiran kita akan tewas akibat aksi terorisme lebih besar daripada kekhawatiran kita akan tewas akibat terjatuh dari tangga atau tewas akibat racun misalnya.

Inilah yang oleh psikolog sosial Cass Sunstein dinamakan pengabaian probabilitas (probability neglect)—ketidakmampuan kita untuk memahami dengan tepat akan bahaya dan resiko—yang sering kali membuat kita melebih-lebihkan resiko dari aktifitas yang sebenarnya relatif aman, dan menganggap aman aktifitas yang sebenarnya lebih berbahya.

Bias Seleksi Observasional (Observational Selection Bias)

Inil adalah efek dari memperhatikan secara tiba-tiba segala sesuatu yang kita tidak begitu kita perhatikan sebelumnya—tapi kita secara salah menganggap bahwa frekuensi sesuatu tersebut telah meningkat. Sebuah contoh sempurna adalah apa yang terjadi setelah kita membeli sebuah mobil baru dan entah kenapa kita mulai melihat mobil yang sama di mana-mana. Efek yang sama terjadi pada wanita hamil yang secara tiba-tiba memperhatikan ada banyak wanita hamil lainnya di sekitar mereka. Atau ketika kita melihat sebuah angka atau mendengar lagu yang unik. Masalahnya bukan karena hal seperti itu muncul lebih sering dari sebelumnya, tapi karena kita telah (dengan alasan apapun) memilih item tersebut di dalam pikiran kita, dan pada gilirannya, kita jadi memperhatikannya lebih sering lagi. Masalahnya adalah, kebanyakan orang tidak menyadari hal ini sebagai sebuah bias seleksi, dan langsung percaya bahwa hal itu atau peristiwa itu jadi lebih sering terjadi—yang bisa menjadi sebuah perasaan yang sangat membingungkan. Bias kognitif juga berkontribusi terhadap timbulnya perasaan bahwa munculnya sesuatu atau peristiwa tertentu tidaklah mungkin hanya kebetulan belaka (meski sebenarnya memang sebuah kebetulan).

Bias Status-Quo (Status-Quo Bias)

Kita manusia cenderung aprehensif terhadap perubahan, yang sering kali menyebabkan kita membuat pilihan yang menjamin bahwa segala sesuatunya akan tetap sama, atau hanya sedikit sekali berubah. Tak perlu dijelaskan lagi, hal ini terjadi dalam segala hal mulai dari politik hingga ekonomi. Kita suka terpaku pada tugas-tugas rutin kita, partai politik kita, dan pada makanan atau restoran kesukaan kita. Sebagian dari keburukan dari bias ini adalah adanya asumsi yang tidak beralasan bahwa pilihan lain akan menjadi inferior atau malah membuat sesuatunya menjadi lebih buruk. Bias status quo bisa disimpulkan dengan ungkapan yang berbunyi, “jika tidak rusak, jangan diperbaiki”—sebuah adagium yang memicu kecenderungan konservatif kita. Dan nyatanya, beberapa orang komentator mengatakan inilah sebabnya mengapa AS tidak mampu memberlakukan perawatan kesehatan universal, meski kebanyakan orang mendukung ide reformasi.

Bias Negativitas (Negativity Bias)

Orang cenderung lebih memperhatikan berita yang buruk-buruk—dan hal itu bukan hanya karena kita adalah makhluk yang morbid. Para ilmuwan sosial berteori bahwa hal itu akibat dari perhatian selektif kita dan bahwa, jika harus memilih, kita menganggap berita-berita negatif sebagai lebih penting dan bermakna. Kita juga cenderung memberi kredibiltas yang lebih besar pada berita-berita buruk, mungkin karena kita curiga (atau bosan) atas pernyataan yang baik-baik melulu. Yang lebih evolusioner, kita menganggap perbuatan mengindahkan berita-berita buruk boleh jadi lebih adaptif daripada mengabaikan berita-berita baik (misalnya, berita “harimau bertaring ngamuk” vs “buah beri ini berasa enak”). Sekarang ini, kita lebih suka berkecimpung dengan berita-berita negatif dan mengabaikan berita-berita yang baik. Steven Pinker, dalam bukunya The Better Angels of Our Nature: Why Violence Has Declined, berargumen bahwa kejahatan, kekerasan, perang, dan ketidakadilan-ketidakadilan lainnya terus menurun, namun kebanyakan orang berpendapat bahwa segala sesuatunya menjadi lebih buruk—yang merupakan contoh sempurna dari bias negativitas.

Efek Bandwagon (Bandwagon Effect)

Meski sering kali tidak kita sadari, kita suka mengikuti arus. Ketika massa mulai memilih seorang  pemenang atau seorang yang difavoritkan, ketika itulah otak kita secara individual mulai menutup dan masuk ke dalam sejenis “groupthink” atau hivemind-mentality. Namun hal ini tidak mesti melibatkan kelompok massa yang besar atau seluruh negeri saja; hal ini bisa saja terjadi dalam sebuah kelompok-kelompok kecil, seperti keluarga atau bahkan sekelompok kecil pekerja kantor. Efek bandwagon adalah apa yang sering menyebabkan tingkah laku, norma-norma sosial, dan meme berkembang biak di antara kelompok-kelompok individual—tidak peduli apapun bukti-bukti dan motif-motif pendukungnya. Inilah sebabnya mengapa poling pendapat sering kali menyesatkan, karena poling tersebut bisa mengarahkan pandangan-pandangan individual sesuai arus. Kebanyakan dari bias serupa ini berhubungan dengan hasrat dari dalam diri kita kita untuk menyesuaikan diri dan patuh, sebagaimana yang populer didemonstrasikan oleh Asch Conformity Experiments.

Bias Proyeksi (Projection Bias)

Sebagai individual yang setiap saat terjebak di dalam pikiran kita sendiri, sering kali sulit bagi kita  untuk memproyeksikan diri di luar lingkungan kesadaran dan preferensi kita sendiri. Kita cenderung berasumsi bahwa kebanyakan orang berpikir sama dengan kita—meski tidak ada justifikasi tentang itu. Kelemahan kognitif ini sering kali menimbulkan efek yang berkaitan yang dikenal sebagai bias konsensus palsu (false consensus bias) di mana kita cenderung mempercayai bahwa orang lain tidak hanya berpikir sama dengan kita, namun mereka juga setuju dengan kita. Ini adalah bias di mana kita menganggap diri kita sangat tipikal dan normal, dan berasumsi bahwa sebuah konsensus hanya ada pada hal-hal di mana mungkin tidak terdapat konsensus. Lebih dari itu, bias ini juga bisa menciptakan efek di mana para anggota sebuah kelompok radikal atau kelompok pinggiran berasumsi bahwa ada lebih banyak orang di luar kelompok mereka yang setuju dengan mereka dalam hal tersebut. Atau adanya kepercayaan diri yang berlebihan yang dimiliki seseorang ketika dia memprediksi pemenang pemilu atau pertandingan olahraga.

Bias Saat Ini (The Current Moment Bias)

Kita manusia mengalami kesulitan besar alam membayangkan diri kita sendiri di masa yang akan datang dan mengubah tingkah laku kita dan ekspektasi kita agar sesuai dengan harapan kita. Kebanyakan kita lebih suka mengalami rasa senang di saat sekarang, dan menyingkirkan rasa sakit untuk masa nanti. Ini adalah bias yang menarik perhatian khusus para ahli ekonomi (misal, ketidakinginan kita untuk tidak menghambur-hamburkan uang dan menabung) dan para praktisi kesehatan. Sebenarnya, sebuah studi pada tahun 1998 menunjukkan bahwa, ketika memilih makanan untuk minggu berikutnya, 74% dari partisipan memilih buah-buahan. Namun dalam memilih makanan untuk hari ini, 70% memilih cokelat.

Efek Jangkar (Anchoring Effect)

Juga dikenal sebagai jebakan relativitas, ini adalah kecenderungan di mana kita harus membandingkan dan mengontraskan hal-hal yang terbatas. Ini disebut efek jangkar (anchoring effect) karena kita cenderung terfokus pada sebuah nilai atau angka yang pada gilirannya akan dibandingkan dengan nilai-nilai dan angka-angka yang lain. Contoh klasik adalah sebuah barang yang diobral dalam sebuah toko; kita cenderung melihat (dan menilai) perbedaan dalam hal harga, namun bukan harga itu sendiri secara  keseluruhan. Inilah sebabnya mengapa sebagian menu restoran menampilkan daftar makanan yang sangat mahal, sambil juga (tampaknya) mencantumkan makanan yang murah-murah. Itulah sebabnya juga mengapa, ketika diberi pilihan, kita cenderung memilih yang ditengah-tengah—yang tidak terlalu mahal namun juga tidak terlalu murah. (By George Dvorsky)

Images: Lightspring/Shutterstock, Tsyhun/Shutterstock, Yuri Arcurs/Shutterstock, Everett Collection/Shutterstock, Frank Wasserfuehrer/Shutterstock, George Dvorsky, Barry Gutierrez and Ed Andrieski/AP, Daniel Padavona/Shutterstock, wavebreakmedia/Shutterstock.
http://io9.com/5974468/the-most-common-cognitive-biases-that-prevent-you-from-being-rational
Read more

0 Flight from Bandarlampung to Krui Will Cost Rp.320,000

Image
Cessna C208B Grand Caravan

The regent of Lampung Barat District Mukhlis Basri held a meeting with Susi Air the airline that will hold the pioneer flights from Bandarlampung to Krui and from Krui to Bengkulu at Pangandaran, West Java, Saturday, January 12, 2013.

The meeting followed the talk about a joint operation scheme between the local government and the airline. The Head of Public Information Service of Lampung Barat District Burlian Eka Putra said that the Director of the airline Susi Pudjiastuti had asserted that the flights from Krui to Bandarlampung and from Krui to Bengkulu are planned to be twice a week, every Tuesday and Thursday.

The tickets for the flight from Bandarlampung to Krui would cost around Rp.320,000 while the ticket from Krui to Bengkulu would be about Rp.297,000. The flights will be using a Cessna C208B which can take 12 passengers.

Apart from that, Burlianto said, the Director of Susi Air also talked about the joint operation scheme  between the local government of Lampung Barat and the airline to hold some other flights from Krui to Jakarta. This commercial flights will be held four times a week, every Monday, Tuesday, Thursday, and Friday. However, both parties are yet to talk about the schedule and the fare of the flight.

However, Mukhlis Basri hopes that the plan would be materialized by mid of March at the latest.
Read more

0 Guru 2013 Guru yang Mengembangkan Diri

Mungkin banyak guru yang mengira ketika mereka selesai kuliah—dahulu—saat itulah tugas belajar dan meneliti mereka selesai. Dan tugas selanjutnya adalah berkutat dengan buku-buku teks pelajaran di sekolah, dengan sola-soal ujian semester, dan dengan soal-soal UN. Ketika mereka berhasil menaklukkan soal-soal UN maka status mereka sebagai guru dianggap memuaskan. Sementara, di luar, ilmu pengetahuan berkembang pesat. Dan ketika jarak waktu semenjak mereka lulus kuliah semakin jauh, mereka terkejut menghadapi soal-soal UKG dan mendapati skor mereka jauh di bawah ambang lulus. Mereka menyadari soal-soal UKG ternyata jauh di atas standar UN.

Keadaan seperti itu jamak, umum terdapat di mana-mana, terutama di kalangan guru-guru di daerah pelosok yang jauh dari pusat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru-guru di daerah seperti ini biasanya hanya menjalankan tugas-tugas rutin mereka sebagai guru—mengajar, mendidik, dan melatih—setelah itu selesai tanpa ada agenda untuk mengembangkan diri; belajar dan meneliti. Apa yang diajarkan pada siswa tahun ini adalah apa yang mereka berikan pada siswa tahun lalu, apa yang ditanyakan pada siswa tahun ini juga sama dengan yang ditanyakan pada siswa tahun lalu, bahkan kadang sama pula dengan beberapa tahun yang lalu.

Lingkungan dan fasilitas di daerah pelosok mungkin merupakan salah satu faktor mengapa guru enggan mengembangkan diri. Iklim di daerah yang tidak memungkinkan bagi guru-guru untuk berlomba-lomba meningkatkan pengetahuan, ditambah dengan minimnya fasilitas penunjang ilmu pengetahuan—seperti jurnal ilmiah, surat kabar, dan buku-buku—membuat guru-guru tidak termotivasi.

Di daerah umumnya guru-guru bersaing dengan harta, bukan dengan ilmu. Ketika seorang guru sudah memiliki rumah bagus, maka guru lainnya berusaha sebisa mungkin memiliki rumah serupa. Ketika salah seorang guru sudah memiliki mobil, guru-guru lain iri dan berusaha pula memiliki mobil. Tapi ketika seorang guru memiliki komputer dan akses Internet di rumahnya, tidak ada guru lain yang merasa perlu memilikinya. Jarang guru di daerah yang mengalokasikan sebagian uang TPP mereka untuk membeli buku misalnya, apalagi komputer. Bahkan ada guru bersertifikat yang mengajar dengan hanya mengandalkan satu buku teks pembagian gratis dari pemerintah, alasannya karena tidak ada toko buku.

Tapi di era digital seperti saat ini, bukan saatnya lagi toko buku dijadikan kendala. Dengan jangkauan Internet hingga ke pelosok-pelosok desa seperti sekarang, semestinya keterbatasan fasilitas pustaka tidak lagi jadi alasan bagi guru untuk tidak mengembangkan diri.

Apalagi mulai tahun 2013 nanti pemerintah akan memberlakukan peraturan bersama Mendiknas dan Kepala Kepegawaian Negara Nomor 3/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010 tentang petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional guru dan angka kreditnya, di mana, sebagai syarat naik pangkat, guru dituntut mengembangkan profesionalismenya secara berkelanjutan yang di dalamnya menyangkut pelaksanaan pengembangan diri, melaksanakan publikasi ilmiah (karya ilmiah) dan melaksanakan karya inovatif, yang tentu tidak akan bisa dicapai bila si guru kurang wawasan.

Ke depan, guru di daerah harus pandai-pandai memanfaatkan fasilitas Internet. Internet adalah solusi tepat bagi daerah terisolir yang tidak terdapat surat kabar dan toko buku. Dengan Internet guru-guru bisa men-download buku-buku, membaca koran, dan bahkan bisa berinteraksi dengan sesama guru di daerah lain, dan membentuk forum-forum di media jejaring sosial untuk saling bertukar pikiran atau untuk melakukan kegiatan kolektif seperti MGMP. Ya, MGMP lewat Internet, mengapa tidak? Ayo guru-guru di daerah, saatnya Anda untuk bangkit.***
Read more

0 Krui Surfs



If you like surfing as well as swimming, snorkeling, or enjoying beautiful beaches, now you have more choices. Instead of surfing Bali, Nias, Mentawai, or Sumba Islands, you can surf Krui, south Sumatera. Krui is actually located in the District of Lampung Barat, part of Lampung Province, in the southern most of Sumatera, but the region is better known as south Sumatera for foreign surfers.

The surfs in Krui has been revealed since the last decade of the last century thanks to some Australian pathfinder surfers, and becoming more and more popular as of late. Some surf spots in Krui are very well known among foreign surfers and have been covered by some foreign media from Australia, Japan, Europe, etc.


Surfing Krui, you have many choices of waves; small or big, right handers or left handers, beach breaks or reef breaks. The surfs are all beachfronts. There is no cloud waves in this area.

Most of the surfs in Krui are reef breaks. There are only two beach breaks in this area, namely Mandiri and LA, but this two breaks are less popular compared to the other reef breaks.

Among the reef breaks, Karang Nyimbur, aka Ujung Bocor (Bocor Point), often
referred as The Point only by foreign surfers, is the most popular. Karang Nyimbur is the local  and also international name given by the local people while Ujung Bocor is a name given by the pathfinder surfer after the name of a local driver he hired at the time.

Karang Nyimbur, together with some other spots like Jimmy’s, Jenny’s, and Honey Smack (all these names are given by foreign surfers), has often been covered by foreign surfing magazines.


Besides those spots, there are some other spots that you can choose, they are Krui Right, The Peak, The Leftover, Bali Village (this spot apparently don’t have their local names), Walur, Way Jambu (aka Sumatran Pipeline), etc. “There are many fun waves here. You have many choices of waves, whether you are a professional or a beginner. And besides, the sea water is clean and clear and warm, and there are no big crowds,” said Lyon an Australian surfer when I asked him how he compared Krui surfs to the other surfs that he had been. 

The number of surfers coming to Krui keeps on increasing from time to time. Most of them know this place from stories told by their friends. And this
pervasive word-of-mouth has become a very effective way of advertising, beating the promotions by the media. 

The popularity of Krui is
due to the world-class surfs it has, its natural beauty, its conducive environment, and its nice local people. Beside the surfs, foreign tourists are often impressed by how nice and welcome the Krui people are.

Krui surfs have all of what surfers are looking for; left hander, right hander, and the A shape waves. The A shape waves that breaks in the middle are located in Mandiri, LA in La’ay, and The Peak at Way Redak. Here you can ride the wave to the right or to the left, depending on your style. The spot that is called The Peak is very short. It only last in a few seconds while the other two are quite long that you have enough time to have fun. But if you like body boarding more than surfing, The Peak is more suitable for you.

There is more left handers in Krui than right handers. Krui Left, Way Jambu, The Leftover and the iconic Karang Nyimbur are all left handers, while Jimmy’s, Jenny’s, and Krui Right are right handers. However, right handers are less consistent compared to the left handers.
 
Karang Nyimbur surfs are vary in size, ranging from 3 feet up to 14 feet. For most of the days the swells are about 4-6 feet which is favoritte for most surfers. But some times they can turn bigger up to 14 feet. And when this happen, Karang Nyimbur is usually
abandoned and the surfers go looking for some other smaller spots. Krui Left is the spot most surfers turn to when Karang Nyimbur is too big.
Krui Left, the second popular, is the average in size. It is normally 3 to 4 feet in regular days, but it can get up to 6 feet in big days. And so is Jimmy’s, Jenny’s, Honey Smack and Way Jambu. However, Jimmy’s can get up to 20 feet in some special days.

Way Jambu or Sumatran Pipeline is a fast barrelling left. According to some surfers, this surf can be dangerous and is suitable for experts only for it’s a shallow reef, out of deep water. It needs medium to high tide to work. 

Beside the surfers, the development of the accommodation in this region is also encouraging. Early in the year 2000, there were only two surf camps at Karang Nyimbur, but now there are more than 20 surf camps at Karang Nyimbur only, not to mention at the other spots. 

The surf camps are all located by the beach so the surfers can check the waves any time right at their doorway. Nested in the lush and shady trees with the constant wind blows every times from the sea, the surf camps are very comfortable to stay in. When the surf is not on, or when they feel tired of surfing, surfers can stay in their camp, reading a book on a hammock hanging under the shady trees, taking a sunbath, or just hanging out on the veranda watching other people surfing.   

There are many types of surf camps in Krui, ranging from simple ones made of wooden houses up to the ones made permanently with concrete walls. Since they are located by the beach, you don’t need an AC in your room. The air condition is always cool even in the middle of the day.

The surf camps vary in rate tariff, depending on the facility they have, ranging from 200 to 300 thousand rupiah per day including three meals. The camps that cost 300 thousand have more facility like TV, pool table and a nice garden. The camps that managed by local people is usually cheaper with less facility. And in the off-season, some camps go lower on price.

Around the camp area there are shoppes where you can buy all your daily needs like drinks, snacks, and cigarettes. The camps do not merge
with local settlements and quite away from the traffic and local people. However, if you need to go to the other spot or just to get out of the camp you can rent a motorbike for 50.000 a day. Most surfers rent a bike to get around. Public transport is not popular in Krui. It takes times and too many hassles.

On the peak season, April to October, the camps only take surfers, but when the surfer is winding down they also take local tourists.

To go to Krui, you can start from Bandarlampung. There are two ways you can take to get Krui from Bandarlampung, via Liwa, or via Kotaagung. If you take the route via Liwa, you will spend longer time on the road. And if you take the route via Kotaagung, you’ll save 30 minutes. Half of the way of Bandarlampung-Kotaagung-Krui route run through the coastal site so you can get to the camps straightaway before you even get the town of Krui. Besides, latter route is shorter with a more interesting view all along the road.

Early 2013, the government will start the pioneer flights from Bandarlampung-Krui-Bengkulu.***

More info:

Krui the Town

Ways to Krui

Beaches in Krui

More about Krui

Important Words and Phrases

Bus to Krui 



Read more
 
© Hasim's Space | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger