Metode-Metode Pembelajaran Bahasa



PENGAJARAN bahasa, sebagaimana pengajaran pada umumnya, berlandaskan pada pendekatan (aproach), metode (method), dan teknik (technique) pengajaran. Anthony pada tahun 1963, mengatakan, pendekatan pengajaran bahasa adalah sebuah asumsi mengenai hakekat belajar mengajar bahasa. Sedangkan metode adalah sebuah rencana menyeluruh untuk presentasi bahasa yang sistematis berdasarkan pendekatan yang dipilih. Dan teknik adalah kegiatan-kegiatan khusus yang dimanifestasikan dalam sebuah pendekatan yang telah dipilih.

Dari uraian di atas, jelas, pendekatan adalah sebuah dasar pijakan dalam pengajaran bahasa. Dari pendekatan inilah  metode dan teknik ditentukan, untuk kemudian disampaikan di dalam kelas, atau apa yang disebut presentasi bahasa. Presentasi bahasa tanpa pendekatan yang jelas, hanya akan mengaburkan metode dan teknik, dan akhirnya, menghasilkan produk pengajaran bahasa yang bias.

Di pihak lain, Richards & Rodgers (1982/2003) menjabarkan pengajaran bahasa dengan lebih kompleks. Menurut mereka, pengajaran bahasa berdasarkan metode, pendekatan, desain, dan prosedur. Menurut kedua orang ini, sebuah metode adalah ibarat sebuah payung interrelasi yang spesifik dari sebuah teori dan praktik. Menurut Richards & Rodgers, sebuah pendekatan memberi batasan pada asumsi-asumsi, kepercayaan-kepercayaan, dan teori-teori mengenai hakekat bahasa dan pengajaran bahasa. Dan desain bertugas menciptakan hubungan yang khusus antara teori-teori tersebut dengan materi ajar dan kegiatan-kegiatan pembelajaran. Adapun prosedur adalah teknik-teknik dan praktik-praktik yang bermuasal dari satu pendekatan dan desain.

Brown (1994), menjabarkan pengajaran bahasa dengan lebih kompleks lagi. Menurut dia, pengajaran bahasa harus didasarkan pada metodologi, pendekatan, metode, kurikulum/silabus, dan teknik. Metodologi, menurut Brown, adalah sebuah studi mengenai praktik-praktik pedagogic secara umum. Sedangkan sebuah pendekatan adalah posisi dan kepercayaan teoritis mengenai hakekat bahasa dan pengajaran bahasa. Adapun metode, menurut Brown, adalah seperangkat spesifikasi yang bersifat umum untuk mencapai tujuan-tujuan linguistik. Dan kurikulum/silabus adalah sesuatu yang dirancang untuk pelaksanaan pengajaran bahasa. Dan teknik adalah salah satu dari sekian banyak ragam latihan-latihan, kegiatan-kegiatan, yang dilakukan di dalam kelas.


Sketsa Historis Pengajaran Bahasa
Metode Klasikal:

Metode Klasikal berfokus pada aturan-aturan tata bahasa, penghapalan kosa kata dan ragam deklensi dan konjugasi, terjemahan teks, dan melakukan latihan tertulis.

Metode yang kemudian dikenal sebagai The Grammar Translation method ini dipakai secara luas pada abad ke-19. Karakter utama dari metode ini adalah:

-         Siswa diajar menggunakan bahasa ibu (L1) dengan hanya sedikit penggunaan bahasa target secara aktif.
-         Siswa diberikan pengayaan kosakata.
-         Guru menggunakan penjelasan atutan tata bahasa dengan sejelas-jelasnya.
-         Tata bahasa dipandang sebagai aturan untuk merangkai kata-kata.
-         Produksi bahasa difokuskan pada bentuk dan infleksi kata-kata.
-         Membaca teks klasik yang sulit dimulai sejak dini.
-         Isi teks tidak perlu dipahami benar, teks hanya digunakan untuk analisis tata bahasa.
-         Latihan (drill) dilakukan dengan tujuan menerjemahkan kalimat-kalimat bahasa target ke dalam bahasa ibu (TL-L1)
-         Hanya sedikit atau tidak ada sama sekali pengajaran tentang lafal (pronunciation).



Metode “The Series” Gouin

Metode ini didasarkan atas tahapan pemerolehan bahasa pada anak. Metode ini didasarkan pada prinsip pengajaran bahasa adalah mentransformasi persepsi ke dalam konsep.

Batasan:

Metode The Series adalah sebuah metode yang mengajarkan siswa secara langsung dan terkonsep serangkaian kalimat-kalimat yang berhubungan yang mudah diterima.

Pelajaran pertama mengajarkan serangkaian kalimat-kalimat sebagai berikut.

I walk toward the door. I draw near the door. I draw nearer the door. I get to the door. I stop at the door.

I stretch out my arm. I tale of  the handle, I turn the handle. I open the door. I pull the door.

The door moves. The door turns on its hinges. The door turns and turns. I open the door wide. I let go of the handle.


Metode Berlitz atau Metode Langsung

Metode Berlitz popular sekitar akhir abad ke-19. Prinsip dadar metode Berlitz mirip dengan metode Gouin: Pengajaran bahasa ke dua seharusnya menyerupai pemerolehan bahasa pertama – terdiri dari banyak interasksi oral, penggunaan bahasa yang spontan, tidak ada terjemahan, dan sedikit atau tidak ada sama sekali analisis tata bahasa.

Prinsip-prinsip Metode Langsung:

  1. Interaksi dalam kelas menggunakan bahasa target.
  2. Hanya kosakata dan kalimat sehari-hari yang diajarkan.
  3. Keterampilan komunikasi oral dilaksanakan dalam bentuk Tanya jawab antara guru dan murid.
  4. Tata bahasa diajarkan secara induktif.
  5. Pokok bahasan yang baru diajarkan melalui peragaan dan praktik.
  6. Kosakata yang konkret diajarkan melalui demonstrasi.
  7. Berbicara dan menyimak diajarkan secara bersama-sama.
  8. Penekanan diberikan pada kebenaran lafal dan tata bahasa   


Metode Audiolingual (berlandaskan teori linguistic dan psikologi)

Latar belakang sejarah.
  • Tahun 1930-an dan 1940-an di USA – kembali dari metode langsung ke GTM
  • Perang Dunia II – Amerika memerlukan kecakapan oral – berkembang metode tentara (focus pada keterampilan oral/aural – aktifitas oral – latihan lafal, pola kalimat dan percakapan).
  • Metode tentara sukses dan kepentingan nasional membuat para pendidik mengadopsi metode ini, yang kemudian pada tahun 1950 dikenal sebagai Audiolingual Method (ALM).


Karakteristik ALM

1)      Materi ajar yang baru disampaikan  dalam bentuk dialog.
2)      Bergantung pada mimikri, penghapalan ungkapan-ungkapan dan over learning.
3)      Struktur kalimat dirangkai dengan contrastive analysis dan diajarkan secara bersamaan.
4)      Pola-pola kalimat diajarkan dengan menggunakan latihan berulang (repetitive drills).
5)      Hanya sedikit atau tidak ada sama sekali penjelasan tentang tata bahasa (inductive analogy).
6)      Kosakata sangat dibatasi dan dipelajari dalam konteks.
7)      Menggunakan banyak rekaman, laboratorium bahasa, alat peraga visual.
8)      Guru hanya diperbolehkan menggunakan bahasa ibu sedikit sekali.
9)      Respon-respon yang benar segera di reinforced.
10)  Ada usaha untuk membuat siswa melakukan kesalahan – bebas berkata-kata
11)  Sangat mementingkan ketepatan lafal
12)  Ada tendensi untuk memanipulasi bahasa dan tidak mementingkan isi.


Prinsip Kompetensi Komunikatif:

Memberi perhatian pada penggunaan bahasa dan bukan hanya tata bahasa, pada kelancaran bukan hanya ketepatan, pada bahasa dan konteks yang autentik, dan pada kepentingan siswa untuk menerapkan pelajaran di dalam kelas ke dalam kehidupan sehari-hari akan menentukan keberhasilan pengajaran bahasa.

Implikasi Pedagogik

  • Jelaskan pokok-pokok tata bahasa sebagai satu bagian dari pelajaran dengan tidak mengabaikan bagian-bagaian penting kompetensi komunikatif lainnya (spt pragmatik, strategik, dan psikomotorik).
  • Ciptakan pelajaran yang bertujuan untuk mengajarkan aspek-aspek fungsional dan sosiolinguistik.
  • Ingat bahwa keterampilan psikomotorik (pelafalan) adalah bagian yang penting.
  • Buat siswa mempunyai kesempatan untuk lancer dalam bahasa target tanpa selalu harus takut berbuat salah.
  • Jagalah setiap teknik yang Anda lalukan tetap autentik.
  • Siapkan siswa menjadi pelajar independent dan manipulator bahasa.


Kelebihan dan Kekurangan CLL

Kelebihan
  • Metode ini bisa mengatasi beberapa factor afektif yang bersifat mengancam dalam pengajaran bahasa ke-dua (L2)
  • Metode ini boleh jadi merupakan sebuah metode yang sangat berguna jika: Guru mencoba menghindari tahap ketergantungan penuh sejak permulaan; Atau menyediakan lebih banyak petunjuk (directiveness) daripada advokasi CLL.

Kekurangan
  • Penasihat-guru bisa menjadi sangat menggurui (directive)
  • Metode ini bergantung pada strategi pembelajaran induktif
  • Keberhasilan CLL sangat tergantung pada keahlian menerjemah seorang penasehat (konselor)


Suggestopedia

Prinsip: Otak manusia bisa berproses dalam kuantitas yang besar jika diberi kondisi untuk pembelajaran yang benar, misalnya relaksasi.

Pokok dari metode ini adalah musik:
·        Pada sesi awal, semua percakapan dihentikan
·        Guru mendengarkan musik dari tape recorder
·        Setelah mendengarkan musik, guru mulai membaca teks baru
·        Murid menyimak teks di buku mereka di mana masing-masing lesson diterjemahkan ke dalam bahasa ibu
·        Sebelum memainkan musik yang ke dua, diberi istirahat beberapa menit
·        Guru membaca teks berikutnya dan murid menutup buku mereka sambil mendengarkan guru
·        Akhirnya, murid meninggalkan ruang kelas dengan tenang dan tanpa PR.


Pendekatan Natural (Natural Approach)
(Berlandaskan teori L2 Acquisition Krashen)

Prinsip
  • Siswa mendapatkan keuntungan dari menunda produksi sampai mereka benar-benar siap.
  • Siswa harus serileks mungkin di dalam ruang kelas.
  • Sebanyak mungkin pemerolehan komunikasi harus terlaksana.
  • Tugas awal guruadalah untuk menyediakan input yang bisa dipahami yang bisa dimengerti oleh pendengar.
  • Guru merupakan sumber input siswa dan merupakan creator kegiatan kelas yang terstimulasi dan menarik.

Tujuan
-         Kemampuan komunikatif perseorangan dasar (lisan/tulisan) dan kemampuan belajar akademis (lisan/tulisan).

Kegiatan kelas
Berfokus pada makna bukan bentuk
·        Tahap produksi (dev. Listening skill)
·        Produksi awal (berfokus pada makna)
·        Perluasan produksi on/off (games, replaying, discussion, group work, etc.)

comment 0 comments:

Post a Comment

 
© Hasim's Space | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger