By Diane Blahut, Woman's Day
Kam, Sep 02, 2010
Kam, Sep 02, 2010
Dua zat kimia berbahaya yang sering diteliti adalah bisphenol A (BPA) dan phthalates. BPA menyerupai estrogen dan telah terbukti mengacaukan hormon dan fungsi sistem reproduktif pada hewan. Penelitian yang dilakukan oleh National Toxicology Program menemukan adanya sebuah concern tingkat menengah mengenai “efek BPA terhadap otak, kelenjar behavior dan prostate pada janin, bayi dan anak-anak.” Phtalates telah terbukti mengacaukan sistem endoktrin dan menyebabkan timbulnya malformasi dalam sistem reproduksi jantan pada jewan. Penelitian pada manusia telah menemukan adanya hubungan antara eksposure phthalate yang tinggi dengan berbagai gangguan kesehatan termasuk rendahnya kualitas sperma, tingginya lingkar pinggang dan resistensi insulin.
1. Ketahuilah kodenya. Lihatlah bagian bawah wadah plastik Anda untuk mencari simbol daur ulangnya (sebuah nomer 1 sampai 7 diapit oleh tiga pasang anak panah). Kode ini menunjukkan tipe plastik yang Anda gunakan tersebut dan bisa memberikan petunjuk keselamatan bagi Anda penggunanya. “Kita biasanya mengatakan 1,2,4 dan 5 tergolong yang paling aman,” kata Sonya Lunder, senior analis Environmental Working Group. Hindari menggunakan wadah plastik dengan angka 3 atau 6, karena bisa mengandung zat kimia berbahaya. Nomer 7 adalah sebuah kaegori “lain” yang termasuk plastik yang mengandung BPA yang disebut plycarbonates. Wadah plastik jenis ini, yang harus Anda hindari, mencantumkan huruf PC yang dicetak di bawah angka 7.
2. Pertimbangkan kembali penggunaan microwave. Panas bisa meningkatkan rata-rata zat kimia seperti BPA memuai dari plastik. Wadah yang diberi label “microwave safe” telah di-test oleh Food and Drug Administration (FDA) dan terbukti hanya memuai dalam jumlah yang sangat sedikit, yang oleh FDA digolongkan sebagai aman. Akan tetapi, beberapa ahli menasehati agar menjauhkan plastik dari microwave. “Saya tidak memasukkan segala sesuatu yang terbuat dari plastik ke microwave,” kata Lunder. “Jauh lebih mudah dan lebih cepat memasukkan makanan dalam wadah keramik dan gelas dan memanaskannya dengan microwave.” Dan jangan pernah mengenakan bungkus plastik di atas makanan Anda di dalam microwave, karena bungkus plastik tersebut bisa memuai. Sebagai gantinya, gunakan kertas lilin (wax paper) atau handuk kertas (paper towel).
3. Gunakan wadah plastik hanya untuk kegunaan tertentu. Plastik yang didesain untuk sekali pakai seharusnya hanya digunakan satu kali. “Plastik akan rusak dimakan waktu,” kata Lunder menjelaskan. “Sebagian plastik tidak didesain untuk tahan panas dan dingin.” Kebanyakan plastik dengan nomer kode daur ulang 1 dimaksudkan untuk sekali pakai, seperti botol air minum mineral. Dan bagaimna dengan wadah makanan takeout yang disimpan sejak enam bulan yang lalu? Buang. Umumnya plastik wadah makanan jenis ini baik untuk menyimpan sisa makanan di kulkas, tetapi tidak didesain untuk eksposur panas atau untuk kegunaan jangka lama.
4. Cuci dengan tangan. Taruh plastik ke dalam dishwasher hanya jika plastik tersebut mempunyai label keamanan untuk dimasukkan dalam dishwasher. Jika Anda ingin lebih ekstra hati-hati, cuci semua plastik dengan tangan atau hanya gunakan piring dan cangkir yang terbuat dari gelas dan keramik. Di dalam dishwasher, plastik terekspos dengan deterjen dan panas, yang bisa mempercepat pelepasan kandungan BPA dari wadah makanan tersebut.
5. Jangan masukkan dalam freezer. Hanya masukkan wadah plastik ke dalam freezer jika wadah plastik tersebut mempunyai label kemanan untuk freezer. Temperatur dalam freezer bisa menyebabkan plastik rusak, yang dengan demikian akan meningkatkan intensitas pelepasan zat-zat kimia dari plastik tersebut ke dalam makanan ketika Anda mangambil makanan tersebut dari freezer untuk dicairkan atau dipanaskan.
6. Jangan panik. Menghindari kontak dengan zat-zat kimia berbahaya bisa berguna untuk kesehatan Anda. Tetapi seperti kata Dr. Halden mengingatkan kita, “Ada banyak hal dalam hidup Anda yang bisa lebih membahayakan daripada sekedar kontak dengan plastik, seperti merokok, makan makanan yang tak bergizi, dan bahkan mengemudi mobil. (Yahoo! Health)
0 comments:
Post a Comment