Subjunctive

Subjunctive adalah seperangkat bentuk kata kerja yang mengungkapkan pernyataan yang tidak ada/ tidak terjadi/ tidak nyata. Ada dua jenis subjunctive dalam bahasa Inggris: present subjunctive dan past subjunctive.  Dalam bentuknya, present subjunctive sama dengan infinitive (kata kerja dasar), sehingga bentuk subjunctive dari to be adalah be; I be, you be, he be, she be, she be, it be, we be, they be. Tidak ada akhiran s untuk orang ke tiga tunggal; he go, she leave, it have.

Present subjunctive mempunyai tiga kegunaan dalam modern English. Pertama, dia digunakan setelah kata kerja, kata benda, atau kata sifat yang menunjukkan perintah (command), saran (suggestion) atau kemungkinan (possibility): I suggested that he leave; it is my recommendation that she not be appointed; It is fitting that she resign.

Kegunaan present subjunctive seperti di atas umum terdapat dalam American English. Dalam bahasa Inggris British, lebih umum digunakan should: I suggested that he should leave, tapi tampaknya penggunaan present subjunctive juga mulai meningkat.

Kedua, present subjunctive juga digunakan dalam bahasa Inggris formal, dalam klausa yang dimulai dengan kata-kata seperti if; although; whether dan lest. If that be the case, there is little more we can do; Tie her up securely. Lest she escape.  Kegunaan present subjunctive yang seperti ini, untuk jaman sekarang, tampak kaku dan ketinggalan jaman, dan dalam percakapan dan tulisan sehari-hari, bentuk indicative sering digunakan sebagai gantinya: If that is the case …, tetapi, sekali lagi, bentuk ini lebih sering digunakan dalam bahasa Inggris Amerika (American English) daripada British English.

Ketiga, present subjunctive sering digunakan dalam ungkapan-ungkapan tertentu, seperti as far be it from me; be that as it may; God save the Queen; come what may; suffice it to say; heaven forbid; perish the thought.

Past subjunctive erat hubungannya dengan penggunaan verb to be, di mana semua bentuk to be menjadi were, untuk semua subjek. Past Subjunctive digunakan untuk mengungkapkan pernyataan hipotetis, dan digunakan setelah kata kerja wish dan suppose, setelah kata hubung seperti as if; if only; as; though; whether, dan frasa woud rather dan would that. Iwish she were here; If I were you, I’d resign; Would that he were still alive. 

Past subjunctive ini digunakan secara luas dalam percakapan sehari-hari, akan tetapi dalam konteks non-formal, were seringkali digantikan oleh was untuk subjek I dan orang ketiga tunggal (he, she, it, Tom). I wish she was here. Dalam bahasa Inggris formal atau literary English, susunan klausa-if bisa dibalik dan if-nya dihilangkan: Were I you, I’d resign.




Berbagai Bentuk Past Subjunctive

Wish + past tense (Verb II/ was were) menyatakan sesalan tentang sebuah situasi sekarang

I wish I knew hia address = I’m sorry I don’t know his address
I wish you could drive a car = I’m sorry you cannot drive a car
I wish he was coming with us = I’m sorry he is not coming with us

Wish + past perfect (had + Verb III), menyatakan sesalan tentang sebuah situasi di masa lampau.

I wish I hadn’t spent so much money = I’m sorry I spent so much money
I wish you had written to him = I’m sorry you didn’t write to him

If only bisa digunakan untuk menggantikan wish. Maknanya sama tetapi dengan if only terasa lebih dramatis.

If  only we knew where to look for him = we wish we knew where to look for him
If only she had asked someone’s advice = I wish she had asked someone’s advice.

Wish + subject + would

Wish + subject + would + Verb I bisa digunakan dengan cara yang sama, tetapi hanya untuk perbuatan-perbutan yang bisa dikontrol oleh si subjek, yaitu perbuatan yang bisa dia ubah jika dia mau. Wish + would di sini bisa menunjukkan keinginan/ ketidakinginan si subjek untuk melaksanakan sesuatu di saat sekarang. Perbuatan tersebut biasanya adalah suatu kebiasaan.

I wish he would write more often = I’m sorry he isn’t willing to write more often
I wish he would wear a coat = I’am sorry he refuses to wear a coat.




Wish + subject + would juga bisa menunjukkan ketidakpuasan dengan apa yang ada sekarang dan berharap akan ada perubahan di masa yang akan datang:

I wish she would answer my letter. (I have been waiting for an answer for a long time).
I wish they would change the menu. (I am tired of eating sausages)
I wish they would stop making bombs.

Akan tetapi si pembicara biasanya tidak banyak berharap bahwa perubahan itu akan terjadi, dan sering kali, seperti pada contoh yang ke tiga di atas, tidak ada harapan sama sekali.

Penggunaan wish dalam hal ini juga terbatas pada perbuatan yang mungkin dilakukan perubahan/diubah, dan wish dan would dalam hal ini tidak bisa menggunakan subjek yang sama.

Jika subjeknya manusia, maka perbuatan tersebut berada dalam kontrol si subjek (bisa dia ubah kalau dia mau) dan ide keinginan/ketidakinginan-nya masih ada, akan tetapi wish + subject + would  di sini kadang-kadang bisa juga digunakan dengan subjek bukan manusia;

I wish it would stop raining.
I wish the sun would come out.
I wish prices would come down.
I wish the train would come

Wish + subject + would di sini agak mirip dengan would like, namun would like tidak terbatas pada perbuatan yang mungkin dilakukan perubahan/diubah saja, dan tidak menunjukkan ketidakpuasan dengan situasi saat ini (sekarang). Struktur dengan would like juga tidak menunjukkan kurangnya harapan.

I would like Jack to study art. (I want him to study art/I hope he will study art)
I wish Peter would study art. (Peter has presumably refused to do this).

I wish you would adalah bentuk permintaan yang memungkinkan. Di sini tidak ada perasaan bahwa orang yang diminta akan menolak melaksanakan permintaan tersebut, tetapi sering ada perasaan bahwa orang yang diminta ini menjengkelkan, atau mengecewakan si pembicara: I wish you would help me sering berarti ‘You should have offered to help me’, dan I wish you would stop humming/interrupting/asking silly questions menunjukkan bahwa si pembicara merasa jengkel dengan suara ribut/gangguan/pertanyaan-pertanyaan tolol tersebut.

Akan tetapi ungkapan I wish you would bisa digunakan untuk menjawab sebuah tawaran bantuan, dan dengan demikian, tidak menunjukkan rasa ketidakpuasan apa pun.

Shall I help you check the accounts?—I wish you would. (I’d be glad of your help.)

If only + would bisa menggantikan wish + would seperti dalam contoh di atas, tetapi tidak bisa digunakan sebagai permintaan. If only lebih dramatis daripada wish: If only he would join our party!

Source: 


A.J. Thomson, A.V. Martinet, A Practical English Grammar

comment 0 comments:

Post a Comment

 
© Hasim's Space | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger