8:00PM GMT 20 Jan 2011
http://www.preschools4all.com/handwriting-practice.html |
ANAK-ANAK dan murid-murid yang menulis dengan tangan memperoleh hasil belajar yang lebih baik daripada mereka yang menulis dengan mengetik, demikian hasil sebuah penelitian.
Proses menggoreskan pena ke atas kertas dan membaca dari buku tampaknya mematrikan ilmu pengetahuan ke dalam otak dengan lebih baik daripada menggunakan sebuah keyboard dan layar komputer.
Membaca dan menulis melibatkan sejumlah indera dan ketika menulis dengan tangan otak kita menerima umpan balik dari otot-otot dan ujung-ujung jari kita, kata para peneliti.
Umpan balik yang diperoleh dengan menulis dengan tangan ini lebih kuat daripada yang kita terima dengan menyentuh dan mengetik keyboard dan memperkuat mekanisme pembelajaran, menurut hasil penemuan yang diterbitkan dalam jurnal Advances in Haptics.
Menulis dengan tangan juga lebih banyak melibatkan upaya mental dan waktu dan hal ini juga dianggap membantu mematrikan memori.
Professor Anne Mangen, dari University of Stavanger di Norwegia, mengatakan penelitian telah menunjukkan bahwa beberapa bagian otak terstimulasi ketika kita membaca dan menulis.
Karena menulis dengan tangan memakan waktu lebih banyak daripada mengetik di atas keyboard maka aspek temporal di otak yang berhubungan dengan bahasa juga mempengaruhi proses pembelajaran, kata Prof. Mangen.
Istilah ‘haptic” mengacu pada proses menyentuh dan cara kita berkomunikasi dengan sentuhan, khususnya dengan menggunakan jari-jari dan kedua belah tangan kita untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar kita.
Haptics mencakup baik persepsi kita ketika kita terhubung secara pasif dengan lingkungan sekitar kita, maupun ketika kita bergerak dan beraksi.
Prof Mangen merujuk pada sebuah eksperimen yang melibatkan dua kelompok orang dewasa, di mana para partisipan diberi tugas mempelajari alfabet yang belum mereka ketahui, yang terdiri dari hampir duapuluh huruf.
Salah satu kelompok diajar dengan menulis dengan tangan, sedangkan kelompok sisanya menggunakan sebuah keyboard.
Tiga dan enam minggu setelah eksperimen dimulai, ingatan para peserta diuji, juga kecepatan mereka dalam membedakan mana huruf yang ditulis terbalik dan mana yang tidak. Mereka yang telah mempelajari huruf-huruf tersebut dengan menulis dengan tangan berhasil unggul dalam semua test.
Lebih lanjut, scan-scan yang dilakukan oleh otak mengindikasikan adanya aktifasi area Broca* di dalam kelompok ini. Sedangkan pada mereka yang telah belajar dengan mengetik di atas keyboard, aktifasi area ini hanya sedikit atau tidak ada sama sekali.
Prof Mangen: “Komponen sensorimotor membentuk sebuah bagian integral dari pelatihan bagi para pemula, dan dalam pendidikan khusus bagi mereka yang mengalami kesulitan belajar.
“Akan tetapi hanya ada sedikit kesadaran dan pemahaman akan pentingnya menulis dengan tangan dalam proses belajar, di luar kesadaran akan pentingnya tulisan tangan itu sendiri.
Sementara itu, penelitian menunjukkan bahwa praktik (practice) benar-benar membuat kita menguasai (make perfect) dalam pengertian bahwa pengulangan yang diulang-ulang akan mengubah struktur dalam otak.
Dr Xiaohong Wan dan para koleganya di Brain Science Institute di Jepang menemukan bahwa para pemain Shogi profesional—sebuah permainan mirip catur—mempunyai kabel otak (wired brains) yang berbeda dengan para pemain amatir.
Studi tersebut, yang diterbitkan dalam Science, juga menemukan bahwa para pemain profesional tersebut bermain dengan sangat baik sehingga mereka bergerak tanpa berpikir terlebih dahulu dan bahwa bagian-bagian otak yang berbeda teraktifasi selama proses tersebut berlangsung.
*Sebuah area yang terletak pada cuping bagian depan (frontal lobe) biasanya di belahan otak sebelah kiri dan dianggap sebagai alat kontrol bicara. Juga disebut Broca’s center.
0 comments:
Post a Comment