2:54PM GMT 12 Dec 2008
http://jeffreyhill.typepad.com |
Anak-anak kini semakin akrab dengan kegiatan “berbicara melalui teks” dan penggunaan bahasa slang jalanan dalam tulisan-tulisan mereka—yang membuat guru-guru bertanya-tanya dalam hati ketika memberi nilai pada tugas-tugas mereka.
Sebuah penelitian menemukan lebih dari empat dari 10 guru tidak bisa memahami tulisan-tulisan murid yang dipenuhi oleh bahasa-bahasa yang aneh dan tidak jelas.
Frasa seperti “innit” dan “Gr8” sekarang sering ditemukan dalam tugas-tugas sekolah yang dikerjakan murid, menurut penelitian tersebut. Salah seorang guru menceritakan sebuah tulisan esai murid yang berisikan kalimat "i noe u dnt noee mii,i donno huu u r" (I know you do not know me, I do not know who you are.)
Murid yang lain menulis, "ma m8s wnt ova" (my mates went over).
Dalam penelitian itu ditemukan, dalam sebuah kasus, empat guru terpaksa harus memeriksa tugas esai seorang murid karena bahasanya begitu membingungkan.
Menurut survei yang dilakukan terhadap 500 guru, hampir 55 persen dari mereka percaya tata bahasa murid-murid sekarang lebih jelek dari sebelumnya.
Banyak yang mengatakan anak-anak sekarang tidak bisa membedakan bahasa Inggris standar dengan bahasa Inggris percakapan (colloqualisms).
Laporan tersebut—yang digagas oleh sebuah saluran TV satelit, Teachers TV—mengeluarkan contoh-contoh bahasa jalanan yang ditemukan digunakan dalam sebuah esai tentang Shakespeare.
Bahasa-bahasa jalanan tersebut termasuk "Macbeth couldn't be arsed...", "Macbeth he is well wicked", "Macbeth was pure mental" dan "Romeo was a numpty, wasn't he?"
Dalam sebuah esai tentang Perang Dunia Kedua, seorang murid menulis: "Hitler was majorly bad."
Andrew Bethell, pimpinan Teachers TV, mengatakan: “Murid-murid sekolah kini semakin sering berkomunikasi menggunakan bahasa percakapan jalanan di dalam kelas, di mana sebagian guru-guru mereka menganggap hal ini sebagai hal yang wajar. Namun, penggunaan tata bahasa yang baik dan benar adalah vital jika standar pendidikan akan tetap ditegakkan dan dipertahankan,” katanya.
Penelitian tersebut menyebutkan kini telah banyak guru-guru yang mengerti dan memahami bahasa-bahasa jalanan yang digunakan murid-murid mereka, namun sebagian masih bingung.
Lebih dari separuh guru-guru tersebut tidak mengetahui bahwa “phat” berarti “great”, hampir 50 persen tidak memahami bahwa “klingon” berarti ‘adik’ dan seperempat dari guru-guru tersebut tidak tahu bahwa “vanilla checks” adalah bahasa slang untuk “pakaian yang membosankan”.
0 comments:
Post a Comment