BY Clara Moskowitz, SPACE.com Senior Writer
Image of M31 (copyright 2002 R. Gendler, photo by R. Gendler) |
AKHIR dari evolusi lubang hitam (black hole) boleh jadi adalah sejenis ketidaktergantungan ruang-waktu terhadap waktu yang membingungkan akal dan pikiran. Sebuah studi terbaru mengajukan sebuah metode untuk meneliti seberapa jauh jarak black hole dari kebenaran pernyataan ini.
Black holes adalah beberapa benda paling aneh di alam semesta. Black holes terbentuk ketika massa memadat membentuk sebuah volume yang sangat kecil, menciut hingga mencapai titik paling padat yang bisa dicapainya.
Meskipun observasi menunjukkan black holes banyak terdapat di alam semesta ini, para ilmuwan masih belum benar-benar memahami apa yang terdapat di dalamnya. Rumus relatifitas umum (general relativity) bisanya digunakan untuk memahami fisika dari cacat alam semesta (universe break down) ini.
“Hal itu benar-benar di luar jangkauan ilmu fisika yang kita ketahui,” kata Juan Antonio Kroon, seorang matematikawan di Queen Mary, University of London . “Untuk memahami apa yang terjadi di dalam sebuah black hole, kita harus menemukan ilmu-ilmu fisika yang baru.”
Sayangnya, ilmu fisika tentang keadaan akhir sebuah black hole adalah lebih sederhana. Sebuah solusi rumus relatifitas umum (general relativity) sudah ditemukan sehingga timbul sebuah situasi yang disebut "Kerr spacetime." Para ilmuwan saat ini berpikir bahwa Kerr spacetime adalah apa yang terjadi ketika sebuah black hole telah mencapai keadaan evolusioner-nya yang terakhir.
“Umumnya rumus-rumus relatifitas demikian kompleks untuk memecahkan sistem-sistem relatifistik, satu-satunya cara yang bisa Anda lakukan untuk memecahkan rumus-rumus ini adalah dengan komputer,” kata Valiente Kroon pada SPACE.com. “Solusi-solusi seperti Kerr solution ini adalah benar-benar istimewa. Kerr solution adalah salah satu dari beberapa solusi yang yang dikenal secara eksplisit untuk memecahkan relatifitas umum yang mempunyai makna fisik yang langsung.
Kerr spacetime adalah bersifat time-independent, artinya tidak ada sedikitpun dalam konsep Kerr spacetime yang berubah seiring waktu.
“Seseorang bisa saja berkata dia telah mencapai tahapan ini, lalu tidak ada lagi proses yang terjadi,” kata Valentine Kroon.
Dalam studi terbaru mereka, Valiente Kroon dan Thomas Backdahl, koleganya di Queen Mary, telah mengkalkulasikan sebuah formula untuk menentukan seberapa dekat jarak sebuah black hole dari keadaan Kerr (Kerr state).
Hal ini bisa terjadi dengan cepat—bahkan dalam hitungan detik—tergantung pada massa objeknya.
Untuk mengaplikasikan formula ini, para ilmuwan mengamati wilayah sekitar sebuah black hole yang disebut event horizon-nya. Ketika massa , atau bahkan cahaya, menerobos melalui event horizon pada sebuah black hole, dia tidak akan bisa lari dari cengkeraman gravitasional black hole.
Valentine Kroon dan Backdahl merinci hasil kerja mereka dalam terbitan jurnal Proceedings of the Royal Society A, 19 Januari.
You can follow SPACE.com senior writer Clara Moskowitz on Twitter @ClaraMoskowitz.
0 comments:
Post a Comment