Awas 'Pulmonary Embolism'! Ketahui Cara Pencegahannya!

Serena Williams kini sedang dalam tahap penyembuhan di rumahnya di bawah pengawasan medis dari penyakit yang menakutkan yang dia sebut sebagai penyakit yang “sangat ganas, mengerikan dan mengecewakan” dalam sebuah pernyataannya pada tanggal 2 Maret lalu. Si punggawa tennis yang 13 kali menjuarai Grand Slam tersebut baru saja selesai mendapatkan perawatan emergensi untuk mengobati lebam (hematoma) yang diakibatkan oleh pulmonary embolism (penggumpalan darah di paru-paru). Di bawah ini adalah bimbingan untuk mengatasi penyakit yang berbahaya namun, secara mengejutkan, banyak terjadi itu—saya telah mengalaminya dua kali.
Apa yang menyebabkan pulmonary embolism dan bagaimana seriusnya penyakit itu? Pulmonary embolism terjadi ketika darah yang menggumpal menumpuk di dalam paru-paru, sebuah keadaan yang sangat berbahaya yang bisa menimbulkan kematian. Secara tipikal darah menggumpal dalam pembuluh darah di tungkai, pelvis, lengan atau jantung. Jika gumpalan darah tersebut datang dari lengan atau tungkai, hal itu disebut  deep venous thrombosis (trombosis vena bagian dalam). Gumpalan darah tersebut kemudian hanyut melalui aliran darah menuju paru-paru, melewati pembuluh darah sampai akhirnya terhenti di salah satu pembuluh, yang dengan demikian menghalangi aliran darah seperti aliran air yang tersumbat dalam pipa air. Menurut Centers for Disease Control, jumlah penderita pulmonary embolism (PE) di AS mencapai 200.000 orang setiap tahunnya, dan hampir sepertiganya tewas.                 
Learn more about pulmonary embolism.
Siapa saja yang beresiko? PE bisa menyerang siapa saja tak pandang usia, namun ada faktor-faktor tertentu yang memperbesar resiko terkena penyakit tersebut, termasuk berpergian (traveling). Duduk di dalam mobil atau dalam pesawat untuk waktu yang lama menyebabkan aliran darah di tungkai menjadi lambat, sehingga meningkatkan resiko terjadinya pengumpalan darah. Inilah mungkin yang terjadi pada kasus William karena dia dilaporkan mendapat serangan pulmonary embolism tak lama setelah dia melakukan penrbangan dari New york ke Los Angeles. Factor-faktor resiko lainnya termasuk imoblisasi setelah mengalami patah tulang, stroke atau penyakit lainnya yang menyebabkan orang tersebut harus tergolek di tempat tidur, obesitas, penyakit jantung, kanker, merokok dan luka atau trauma pada tungkai. Pembedahan yang baru juga merupakan salah satu faktor resiko, yang merupakan penyebab pulmonary yang saya alami, dan mungkin juga yang dialami Williams, yang baru saja mengalami pembedahan pada kakinya. PE lebih banyak terjadi selama masa kehamilan atau pada wanita yang mengkonsumsi pil KB (control pills) atau melakukan terapi estrogen untuk mengatasi gejala penyakit yang berhubungan dengan menopause ( menopausal symptoms), khususnya bagi perempuan yang merokok atau mengaami kelebihan berat badan.
Gejala (simptom) apa saja yang ditimbulkan oleh pulmonary embolism? Gejala-gelajanya berbeda-beda namun yang paling umum adalah rasa sakit di dada (terutama jika serangannya mendadak dan rasa sakit semakin terasa ketika kita menarik napas dalam-dalam), batuk berdarah, napas tersengal-sengal yang tidak bisa dijelaskan, pusing atau pingsan (dizziness or fainting), dan perasaan cemas dan ketakutan. Bila mendapatkan gejala-gejala seperti ini harap segera menghubungi rumah sakit karena PE bisa mengakibatkan kematian.
Check out this 3D video on how blood clots occur.
Bagaimanakan cara pengobatannya? Orang yang menderita PE biasanya diberi treatment dengan oksigen, sering kali dengan cara memasukkan selang melalui hidung atau dengan menggunakan masker. Apabila sudah parah, ventilator mungkin diperlukan. Obat-obatan penipis darah (blood-thinning), seperti hepairin, sering pula diberikan dengan menggunakan IV. Bagi pasien yang sudah dalam tahapan kritis atau mengalami penggumpalan darah yang besar, dokter kadang-kadang memberi obat pemecah gumpalan darah (thrombolytics) atau melakukan bedah, seperti membuang gumpalan darah melalui tabung kecil yang disalurkan melalui pembuluh darah menuju paru-paru. Jika seseorang menderita PE lebih dari satu kali, seperti yang saya alami, dokter kemungkinan akan melakukan test darah untuk mengetahui terjadinya penggumpalan.
Apa yang bisa saya lalukan untuk mencegah PE? Jika Anda melakukan penerbangan yang lama, bagunlah dari duduk dan berjalanlah di sekitar kabin setiap satu jam sekali. Hindari menyilangkan kaki berlama-lama. Jika bepergian menggunakan mobil, berhentilah dan regangkan kaki Anda sekurang-kurangnya dua jam sekali dengan disertai berjalan kaki  sedikit untuk mencegah terjadinya penggumpalan darah. Sebelum melakukan bedah, diskusikan langkah-langkah untuk menghindari terjadinya penggumpalan darah dengan dokter Anda. Tergantung pada resiko yang Anda hadapi, Anda mungkin akan diberi obat penipis darah (blood-thinners) sebelum dan setelah operasi. Anda mungkin juga akan diminta menggunakan stockings kompresi atau dirawat di rumah sakit dengan menggunakan air-inflated cuffs (ban udara) yang akan secara otomatis memijat kaki Anda setiap menit, yang akan membantu mendorong aliran darah melalui pembuluh darah. Bagi kebanyakan orang, salah satu cara terbaik untuk menghindari penggumapalan darah setelah melakukan operasi adalah dengan melakukan aktifitas fisik, seperti berjalan, sesegera mungkin setelah melakukan pembedahan.

comment 0 comments:

Post a Comment

 
© Hasim's Space | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger