Menarik dan sekaligus menegangkan, itulah kesan saya setelah menyaksikan hasil rekaman kamera CCTV di salah satu stasiun TV beberapa waktu yang lalu. Rekaman tersebut menunjukkan seorang pencuri sepedamotor tengah beraksi di malam hari, di depan sebuah gedung, di sebuah tempat di Bandarlampung.
Gambar dimulai dengan kedatangan dua sepedamotor dalam waktu yang nyaris bersamaan. Salah satu sepedamotor dikendarai oleh satu orang, sedangkan salah satunya lagi dikendarai oleh dua orang, berboncengan. Kedua sepedamotor tersebut parkir agak berjauhan, terpisah oleh sekitar dua atau tiga sepedamotor lain di antaranya. Sekilas ketiga pengendara sepedamotor tersebut seperti saling kenal. Tapi ternyata tidak, karena si pengendara sepedamotor yang sendirian langsung turun setelah memarkir kendaraannya, dan segera memasuki gedung tanpa menoleh, dan tanpa berkata sepatah pun dengan dua orang lainnya itu. Tampaknya dia terburu-buru, dan ingin cepat sampai.
Tidak banyak kendaraan yang parkir yang tertangkap oleh kamera. Semuanya hanya ada sekitar lima unit sepedamotor, dan satu unit mobil jenis sejenis kijang di ujung sebelah kiri layar TV, atau disebelah kanan kedua pengendara tersebut. Suasana sepi. Waktu itu sekitar pukul sepuluh hingga pukul sebelas malam. Hanya ada satu dua kendaraan yang lewat di jalan raya yang tertangkap oleh kamera.
Dua pengendara lain itu tampak santai, tidak terburu-buru, dan tampak lebih suka berbincang-bincang daripada memasuki gedung. Sepertinya mereka memang tidak ingin memasuki gedung tersebut. Pengendara yang di depan mengenakan helm, sehingga wajahnya kurang jelas terlihat. Sedangkan pengendara yang di belakang, yang dibonceng tidak mengenakan helm sehingga wajahnya mudah dikenali. Pengendara yang di depan bertubuh agak kecil, sedangkan yang di belakang, yang dibonceng agak besar, tampan, dan berkulit putih. Orang yang dibonceng turun, sedangkan yang membonceng tetap menduduki sepedamotornya. Keduanya terus mengobrol seolah-olah ada sesuatu yang penting.
Gambar kemudian terpotong. Mobil jenis kijang yang di sebelah kiri sudah tidak ada lagi. Orang yang dibonceng tampak merogoh sesuatu dari saku celananya. Dia mengenakan celana yang lapang yang berkantong luas, yang bisa memuat benda yang cukup besar. Suasana sekelilingnya sepi. Tidak tampak ada orang lain yang tertangkap oleh kamera.
Tidak jelas benda apa yang dia ambil dari saku celananya karena tidak tertangkap oleh kamera. Yang jelas, kemudian dia memasukkan benda tersebut ke dalam lubang kunci starter sepedamotor jenis skuter yang ada di sampingnya. Memutar-mutarnya dengan kuat seperti ada sesuatu yang mengganjal. Matanya memandang lurus ke depan gedung, mengawasi kalau-kalau ada orang yang mengetahui perbuatannya. Tidak sekilas pun dia menolehkan pandangan ke lubang kunci kontak, di mana tangannya sedang bekerja. Wajahnya tampak biasa saja, tidak seperti sedang berusaha mencuri. Stasiun TV yang menayangkan rekaman tersebut sempat men-zoom wajahnya, tapi hasilnya kurang jelas.
Ketika dia beraksi, temannya tetap berada di sampingnya, menunggu di atas sepedamotornya. Sepertinya mesin sepedamotor itu dihidupkan, dan dalam keadaan siap-siap melarikan diri jika terjadi sesuatu hal yang tidak mereka inginkan.
Tidak memakan waktu lama, kendaraan itu berhasil dia hidupkan. Keduanya tampak puas, dan siap-siap melarikan diri. Setelah menyeret kendaraan masing-masing ke belakang, keduanya tancap gas, memutar berlawanan arah, yang satu ke kiri, yang satu lagi ke kanan. Menurut penyiar TV, hanya diperlukan waktu tiga menit untuk mengutak-atik kendaraan yang dicuri tersebut dan melarikannya.
Aksi pencurian itu berlangsung sempurna. Penonton yang tidak diberitahu mungkin tidak akan menyadari kalau itu adalah aksi pencurian, sampai ketika tiba-tiba gambar terpotong, dan di layar terlihat pemilik kendaraan keluar dari gedung, celingak-celinguk mencari sepedamotornya yang sudah tidak ada lagi.
Saya bayangkan betapa akan malunya sang pencuri jika dia melihat gambar tayangan tersebut. Kalau dia tahu di situ ada kamera CCTV tentu dia tidak akan senekat itu mencuri di sana . Tentu dia tidak akan berani.
Kamera CCTV memang sangat efektif untuk mencegah pencurian. Itulah sebabnya di tempat-tempat bisnis seperti di supermarket dan minimarket banyak yang dipasang kamera CCTV. Siapa yang berani mencuri jika dia menyadari di tempat itu ada kamera CCTV.
Namun aksi pencurian yang tertangkap kamera CCTV tidak akan terungkap kalau tidak ada yang mengenali siapa pelaku yang terekam kamera tersebut. Beberapa rilis rekaman kamera CCTV di media yang pernah saya lihat justru mengabarkan bahwa pelakunya masih belum tertangkap, begitu pula dengan aksi pencurian sepedamotor di atas.
Kamera CCTV memang bukan merupakan satu-satunya alat efektif untuk mengungkapkan kasus kejahatan, namun sebagai pencegah kejahatan, dia bisa diandalkan.
Namun alat tetap saja hanya alat. Seberapa canggih pun sebuah alat buatan manusia, dia tidak akan mampu mencegah tekad orang untuk melakukan sesuatu. Kamera CCTV masih bisa diakali dengan menutupi wajah kita dengan topeng misalnya, atau dirusak sebelum kita beraksi.
Bagaimanapun, tidak ada yang bisa mencegah perbuatan yang sudah direncanakan, dan ditekadkan. Tidak satpam, tidak alarm, tidak juga kamera CCTV.
Tapi ada satu yang bisa mencegahnya, yaitu hati nurani. Mereka yang mencuri biasanya karena hati nuraninya tidak mampu lagi mencegah perbuatan itu. Wallahualam…..
0 comments:
Post a Comment