Kehidupan di Bumi ini Boleh Jadi Terjadi Secara Instan

early proto earth life began nasa
Anda mungkin cenderung berpikir bahwa sesuatu yang serumit kehidupan ini mestilah langka adanya, dan boleh jadi diperlukan waktu yang sangat-sangat lama bagi sesuatu ini untuk eksis.

Tapi dua bukti temuan baru mengisyaratkan bahwa kehidupan di luar Bumi boleh jadi mempunyai kemungkinan yang lebih luas dari yang kita kira, dan bahwa kehidupan dimulai di Bumi hampir secara instan, tak lama setelah Bumi terbentuk—sekurangnya pada skala waktu geologis.

Bulan lalu, para ilmuwan menemukan bukti bahwa kehidupan muncul di Bumi 300 juta tahun lebih awal dari yang kita perkirakan. Mereka menemukan fosil-fosil di Australia Barat yang berasal dari 4,1 miliar tahun yang lalu.

Itu berarti bahwa setelah Bumi ini terbentuk, hanya diperlukan waktu selama 400 juta tahun bagi kehiduan untuk mulai bergolak. Empat ratus juta tahun hanyalah satu kedipan mata dibandingkan dengan usia planet ini yang mencapai 4,5 miliar tahun.

“Kehidupan di Bumi boleh jadi dimulai secara instan,” kata salah seorang peneliti utama, Mark Harrison, dalam sebuah press release. “Dengan ingredients yang tepat, kehidupan tampaknya terbentuk dengan sangat cepat.

Dan berbicara tentang ingredients yang tepat tersebut, para ilmuwan baru saja menemukan bukti-bukti bahwa planet kita ini telah mengandung air sejak masa sangat awal. Air adalah esensial bagi kehidupan—di mana saja ditemukan air di Bumi ini, pasti pula ditemukan kehidupan.

Sangatlah penting diketahui bahwa banyak ahli astronomi menggunakan mantra “mengkuti air” untuk memandu mereka dalam pencarian akan kehidupan di luar Bumi. Itulah sebabnya mengapa para ilmuwan kini melakukan lebih banyak misi ke Europa dan Enceladus—dua bulan yang kita ketahui mempunyai air, dan dengan demikian boleh jadi mendukung adanya kehidupan.

Namun asal-usul air di Bumi masih menjadi misteri bagi para ilmuwan. Teori yang populer menyebutkan bahwa air dibawa ke Bumi oleh asteroid-asteroid yang menghantam Bumi dan menimbulkan banyak kawah di bulan sekitar 3,9 miliar tahun yang lalu, menurut NASA. Namun temuan baru tampaknya mementahkan teori tersebut sebagai asal-usul air di Bumi.

Temuan baru tersebut diterbitkan di dalam jurnal Science pada tanggal 13 November 2015.
Sebuah tim peneliti meneliti lahar yang muncul dari lapisan terdalam Bumi di Pulau Baffin di Kanada dan ladang lahar Holuhraun di Islandia untuk mencari tanda-tanda adanya air.

Ketika erupsi terjadi, aliran lahar bisa memunculkan bungkahan batu dari kedalaman Bumi ke permukaan. Aliran lahar tersebut mengeras dengan cepat, dan para ilmuwan mampu mempelajari komposisi dari lahar tersebut. 

Lahar yang mengalir di Pulau Baffin membangkitkan bebatuan dari dalam perut Bumi dari 4,5 miliar tahun yang lalu. Kandungan kimia bebatuan tersebut tersimpan dengan aman jauh di bawah tanah, sehingga bebatuan tersebut merupakan rekaman asli dari material yang pertama kali membentuk Bumi.

Dalam hal ini, para peneliti mencari bebatuan yang mengandung hidrogen dan deuterium—jenis hidrogen yang pebih berat. Keberadaan hidrogen dan deuterium adalah tanda-tanda awal adanya air, dan rasio keduanya bisa membantu para peneliti melacak asal-usul air. Di dalam bebatuan yang diuji oleh para peneliti, ternyata rasio hidrogen dan deuterium-nya mendekati apa yang kita lihat dalam bungkahan asteroid yang mengandung air. 

Ini berarti bahwa Bumi boleh jadi terbentuk dengan cara yang sama dengan terbentuknya asteroid. Para ilmuwan sudah tahu bahwa terdapat air di dalam gumpalan debu (cloud of dust) yang membentuk sistem tata surya kita. Para ilmuwan mengira bahwa debu (dust) yang mengandung air menyatu dan mengeras dan kemudian membentuk asteroid dan kemudian membentuk planet. Jadi sebagian air mungkin telah terdapat di Bumi sejak pertama kali Bumi terbentuk. 

Jika disatukan, hasil-hasil temuan ini mempunyai implikasi penting bagi kemungkinan terciptanya keidupan di luar Bumi.

Hal ini mengisyaratkan bahwa boleh jadi lebih mudah bagi kehidupan untuk timbul daripada yang semula diperkirakan. Dan sebagian planet-planet yang lain di dalam sistem tata surya kita dan di luar Bima Sakti mungkin juga terbentuk dari debu (dust) yang mengandung air. Hal ini berarti bahwa semua planet-planet tersebut mempunyai kandungan terpenting bagi terciptanya kehidupan sejak masa sangat awal.
Sebagian ilmuwan skeptis tentang hasil penelitian terbaru ini, tapi benar, “hasil penelitian ini akan membuat dunia-dunia yang bisa dihuni lainnya menjadi lebih memungkinkan,” kata Horst Marschall, soerang ahli geosains di Woods Hole Oceanographic Institution, pada New Scientist. (By Kelly Dickerson, Tech Insider)
Read the original article on Tech Insider. Follow Tech Insider on Facebook and Twitter. Copyright 2015.
More from Tech Insider:
http://www.businessinsider.com/earth-life-started-instantaneously-2015-11?IR=T&r=US&IR=T

comment 0 comments:

Post a Comment

 
© Hasim's Space | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger