Photo By Corbis Images |
Seberapa tajam memori Anda ketika Anda berusia 65 boleh jadi berhubungan dengan sesuatu yang sama sekali di luar kuasa Anda: jenis darah Anda. Dan orang yang mempunyai darah AB—jenis yang paling sedikit terdapat—boleh jadi menghadapi resiko memory loss (kehilangan daya ingat) paling tinggi di usia tua mereka, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Neurology hari Rabu kemarin.
Para peneliti meminta lebih dari 1.000 orang berusia 45 dan lebih tua untuk menjalani test kognitif dan memori—mempelajari dan kemudian mengingat sebuah daftar yang terdiri dari 10 kata, sebagai contoh—dan kemudian mengambil sampel darah dari masing-masing partisipan dalam penelitian tersebut. Setelah mengikuti para partisipan tersebut selama rata-rata 3,4 tahun, para ilmuwan tersebut menemukan bahwa mereka yang darahnya tipe AB mempunyai resiko 82 persen lebih tinggi akan mengalami penurunan kognitif.
Related: Study: Depression Raises Your Risk of Dementia
Ini bukanlah pertama kalinya jenis
darah terbukti berpengaruh terhadap resiko kesehatan. Dalam sebuah studi dari
Pakistan tahun 2014, sebagai contoh, mereka yang mempunyai darah jenis A
terbukti mempunyai resiko lebih tinggi akan terkena penyakit jantung. Sebuah
penelitian terbaru lainnya, yang dimuat dalam Journal of Clinical & Diagnostics Research, mengidentifikasi
darah jenis A sebagai faktor resiko bagi penyakit kanker mulut, kanker esofagus,
kanker kelenjar liur, sedangkan jenis darah B dianggap merupakan sebuah faktor
resiko potensial bagi berbagai kanker laring.
Juga bukan kali pertamanya jenis
darah AB telah dihubung-hubungkan dengan masalah vaskuler: sebuah penelitian
tahun 2014 yang diterbitkan dalam Journal of Thrombosis and Haemostasis—yang
dilaksanakan oleh para peneliti yang sama dengan yang di dalam jurnal Neurology tersebut—menemukan bahwa orang
yang mempunyai darah tipe AB menghadapi resiko terkena stroke 83 persen lebih
tinggi dibandingkan dengan mereka yang mempunyai darah jenis O, jenis darah yang
sebelumnya telah dihubung-hubungkan dengan berkurangnya resiko terkena masalah-masalah
kardiovaskular.
Namun di tengah-tengah adanya riset
yang terus berkembang ini—dan yang menjadi semakin meyakinkan—kata Mary Cushman,
penulis dalam penelitian terbaru tersebut, “para dokter dan pasien sama sekali
tidak berpikir tentang jenis darah dan resiko-resiko terkena penyakit.” Dia mengatakan
pada Yahoo Health dalam sebuah email,
“Alasannya adalah bahwa kami belum mengetahui penyebab dari keterkaitan
tersebut.” Diperlukan lebih banyak lagi penelitian, katanya, sebelum para
dokter bisa mempertimbangkan agar mengecek jenis darah untuk memprediksi
penyakit. “Sekarang ini,” katanya, “kami masih jauh dari melakukan ini.”
Meski demikian, Cushman dan para
koleganya telah mulai mengeksplorasi adanya hubungan antara jenis darah AB dan memory
loss. Dengan sebuah minat khusus tentang: koagulasi faktor VIII (coagulation factor VIII), yang merupakan “sebuah protein beku (clotting protein) yang berperan dalam
terbentuknya penggumpalan darah secara normal,” kata Cushman dalam
penjelasannya. Dalam studi tersebut, kelompok darah AB mempunyai level protein
paling tinggi, dibandingkan dengan mereka yang jenis darahnya berbeda. “Kami
kira orang yang mempunyai faktor VIII lebih tinggi mengalami peningkatan resiko
masalah-masalah vaskuler, seperti stroke,” kata Cushman. Karena level faktor
VIII berhubungan dekat dengan jenis darah, ini boleh jadi merupakan sebuah
hubungan kausal antara jenis darah dengan gangguan kognitif.”
Akan tetapi, dalam penelitian
tersebut, faktor VIII tidak muncul sebagai sebuah hubungan yang signifikan
secara statistik antara jenis darah AB dan penurunan memori, yang
mengisyaratkan bahwa ada faktor fisiologis lain yang ikut bermain. Salah satu
kemungkinan? Sesuatu yang dinamakan ABO
glycosyltransferase, yaitu enzim yang menunjukkan apa jenis darah Anda,”
kata Cushman. Versi berbeda dari enzim ini, yang ditentukan oleh jenis darah, memberi
sinyal pada berbagai gula berbeda untuk dilekatkan pada sel-sel darah merah. Sebagai
hasilnya, ABO boleh jadi berperan dalam mengatur sistem-sistem tubuh yang
berbeda-beda, termasuk fungsi penggumpalan darah (clotting function), kata Cushman.
Jadi apakah orang yang mempunyai
darah jenis AB harus panik untuk menjaga memori mereka? Menurut Cushman tidak
perlu—sekurangnya belum perlu. “Hubungan yang kami lihat masih relatif kecil,
dan hasil-hasil temuan tersebut masih perlu dikonfirmasi melalui
penelitian-penelitian lain,” katanya. “Akan tetapi, setiap orang bisa melakukan
sesuatu untuk menjaga fungsi kognitif mereka dengan cara menjalani pola hidup
sehat, dalam arti diet, aktifitas fisik, dan tidak merokok, dan juga mengontrol
resiko-resiko penyakit kardiovaskuler dengan mengoptimalkan tekanan darah,
kolesterol, dan perawatan diabetes.” ( )
https://www.yahoo.com/health/type-ab-blood-you-may-be-more-prone-to-memory-loss-97230693847.html
0 comments:
Post a Comment