Peristiwa peluncuran album ke tiga Kangen band ini adalah sebuah keberanian. Betapa tidak, popularitas album ke duanya belum lagi pudar, kini sudah disusul oleh album ke tiga, tepat satu tahun setelah peluncuran album mereka yang ke dua. Kangen Band bisa saja meneruskan popularitasnya dengan meluncurkan single-single lainnya dari album ke dua mereka seperti yang dilakukan band-band yang lain. Tapi ini tidak dilakukan Kangen Band. Mereka lebih memilih meluncurkan album baru dengan segala resikonya. Sementara, dalam waktu yang hampir bersamaan, grup band Ungu juga meluncurkan album terbaru mereka dengan judul “Penguasa Hati” yang mirip dengan judul album Kangen Band “Pujaan Hati”. Dalam album ini Ungu mengandalkan single yang bercorak melayu “Hampa Hatiku”. Dan terbukti, single Ungu yang berjudul “Hampa Hatiku” ini mampu menyalip single “Terbang Bersamaku” milik Kangen Band. Tampaknya, belum ada band yang mampu menyaingi popularitas Ungu di jagad permusikan negeri ini. Band sebesar Radja saja belum berani meluncurkan album terbaru mereka saat ini bersamaan dengan Ungu.
“Hampa Hatiku” bisa saja mengalahkan “Terbang Bersamaku”. Tapi “Terbang Bersamaku” milik Kangen Band bukanlah lagu yang jelek yang tidak mampu bersaing. Dalam beberapa segi, “Hampa Hatiku” mungkin lebih baik dari “Terbang Bersamaku”. Tetapi dari segi yang lain, “Terbang Bersamaku” lebih unggul. “Hampa Hatiku” dan “Terbang Bersamaku” adalah dua buah lagu bercorak melayu dengan “taste” yang berbeda. “Hampa Hatiku” sangat kental unsur melayunya, apalagi, lagu ini sebagian dinyanyikan oleh Iis Dahlia yang memang penyanyi dangdut. Walaupun dibungkus dengan gaya rock dan rap, tetapi cengkok melayunya terasa kental. Sedangkan “Terbang Bersamaku” unsur melayunya hanya terasa dalam irama dan cengkoknya saja. Dari segi arransemen, “Terbang Bersamaku” lebih unggul.
Single “Terbang Bersamaku” ini tampaknya akan benar-benar menjadi andalan Kangen Band di album ke tiganya ini. Dari duabelas lagu dalam album ini, hanya “Terbang Bersamaku” yang terasa benar-benar “nendang”. Sedangkan duabelas lagu lainnya, tampaknya, harus berjuang tertatih-tatih.
“Pujaan hati” yang dijadikan judul album tampaknya harus “berjuang” menarik perhatian pendengar. Lagu ini terasa unik dengan irama yang tenang bergelombang. Lagu yang melankolis ini sangat menyentuh bagi orang yang sedang jatuh cinta. Keunikan lagu ini terasa pula pada syairnya—istilah “Pujaan Hati”diulang-ulang hingga terasa sangat ditekankan. Warna suara Andika sangat cocok menyanyikan lagu ini.
“Nilailah Aku” adalah lagu lainnya yang dibuat untuk mempertahankan unsur melayu pada band ini. Lagu ini terasa tenang dan tertib. Sayangnya, lagu ini sangat terasa terpengaruh oleh ST12.
Pada lagu "Satura" terdapat keunikan. Lagu ini dinyanyikan oleh Dodhy dengan warna suara yang sangat berbeda. Jangkauan nada yang naik turun dan vocal Dodhy yang unik membuat lagu ini seperti menyimpang dari warna Kangen Band umumnya. Tapi justru itu yang membuat lagu ini menarik dan punya potensi untuk meledak juga. Satura adalah nama anak Dodhy, dan lagu ini adalah curahan perasaan Dodhy terhadap anak kesayangannya itu. Orang tua mana pun yang mempunyai anak dan sangat menyanyangi anaknya itu, akan tersentuh mendengar lagu ini; Tuhan tolonglah aku/Ku sangat cinta dia/Jangan ambil nyawanya/Sehatkanlah dia/....
"Mei" mempunyai bagian yang sangat menarik dan sangat catchy pada bagian reff-nya. Lagu ini juga mempunyai potensi untuk meledak; Setelah kau pergi menghilang/Kukira kau tak lagi datang/Kini engkau datang kembali/Setelah kudapatkan pengganti/....
Kemauan Kangen Band untuk tampil nge-rock seperti yang sering mereka katakan dalam album ke tiga ini, mereka buktikan dengan lagu “Kau Tipu Aku” yang berirama slow-rock. Lagu ini terasa indah dan menyentuh pada bait pertama dan ke duanya. Ada pula permainan sintesizer yang menyayat hati. Secara keseluruhan, lagu ini cukup mewakili kemauan Kangen band untuk tampil nge-rock. Selain “Kau Tipu Aku” ada pula lagu “Cinta Tak Bersalah” yang berirama rock cepat. Didengar sekali, lagu ini belum terasa nikmat. Tetapi setelah didengar tiga atau empat kali, terasa asyik.
Yang mengejutkan adalah lagu “Malam Minggu” dan “Juminten”. Kedua lagu ini terasa ringan dan lucu. Mungkin lagu ini dibuat memang untuk bercanda. Mengejutkan karena kedua lagu ini terasa kembali ke tahun 60-70 an. Mendengar “Malam Minggu” seperti mendengar “Nonton Bioskop”-nya Bing Slamet tahun 60-an. Dan “Juminten” terdengar seperti lagu-lagunya Benyamin S tahun 70-an.
Secara keseluruhan, album ke tiga Kangen Band berisikan lagu-lagu yang menarik dan mempunyai potensi ledakan, namun, tidak sebagus album ke dua, apalagi album pertama mereka. Tampaknya, album ini dibuat terburu-buru hanya untuk memenuhi niat satu tahun satu album. Saya yakin, jika diberi waktu yang cukup, Dodhy mampu menciptakan lagu-lagu yang jauh lebih indah dari ini.***
0 comments:
Post a Comment