Manajemen Amarah

AMARAH kalau dikelola dengan baik bisa menjadi anugerah. Sebaliknya, jika tidak dikelola dengan baik, bisa menjadi bencana. Sudah sering terlihat dan terdengar seseorang bisa meraih sukses besar karena dia bisa mengelola amarahnya dengan baik dan menjadikannya sebuah kekuatan. Kita juga sering mendengar seseorang menuai bencana karena dia tidak bisa mengelola amarahnya dengan baik dan menjadikannya sebagai sebuah kelemahan. Pemimpin negara kita bisa melalui suksesi dari orde baru ke orde reformasi tanpa gejolak yang berarti di kalangan mereka sendiri, menunjukkan bahwa mereka bisa mengelola amarah mereka dengan baik. Inilah pokok dari kecerdasan emosional itu; kemahiran mengelola amarah dan menyelesaikan konflik dengan tidak merugikan satu pihak. Seseorang dengan kecerdasan emosional yang tinggi lebih besar kemungkinan meraih sukses meski kecerdasan intelektualnya agak rendah daripada mereka yang mempunyai kecerdasan intelektual tinggi tetapi kecerdasan emosionalnya rendah.

Orang yang mempelajari dan menggunakan skill-skill dalam kecerdasan emosionalnya akan mampu mengatasi stres, amarah, dan rasa takut dalam dirinya, dan pada akhirnya, akan menjalani hidup yang lebih bahagia dan lebih memuaskan.

Salah satu ciri guru profesional adalah guru yang bisa mengelola amarahnya dengan baik dan menjadikannya sebuah kekuatan. Seringkali guru-guru lepas kontrol dalam menumpahkan amarahnya hingga mencederai siswa, bahkan menyebabkan siswa meninggal dunia. Tindakan seperti ini mencerminkan bahwa guru tidak cerdas secara emosional.
                                                              
***

Amarah bukanlah hal buruk yang perlu dihindari. Tidak ada yang salah dengan amarah. Guru yang baik bukanlah guru yang tidak pernah marah, melainkan guru yang bisa mengelola amarahnya dengan baik. Guru yang tidak pernah marah, atau tidak bisa marah sama sekali dalam situasi apa pun, bisa menimbulkan persoalan serius dalam KBM baik bagi guru itu secara pribadi, maupun bagi sekolah pada umumnya.

Manajemen amarah adalah cara bagaimana kita mengelola rasa sakit hati dan menyelesaikan konflik dengan memuaskan dan tidak menimbulkan rasa dendam, dan kemudian, mencari solusi tepat bagi masalah yang menimbulkan konflik/amarah tersebut. Manajemen amarah diperlukan agar guru tidak terkungkung oleh stres dalam menjalankan tugasnya dan bisa menikmati profesinya sebagi guru. Guru berhak untuk hidup bahagia; hidup ini terlalu pendek untuk dibuat bingung, cemas, dendam, tertekan, atau jengkel setiap saat.

Amarah guru terhadap murid, sejatinya, adalah bentuk lain dari curahan kasih sayang. Jadi, guru memarahi murid harus karena sayang, bukan karena benci. Hal ini mungkin tidak mudah dilakukan. Banyak guru yang amarahnya meledak-ledak dan menyakiti murid secara fisik. Akibatnya, kedua-duanya tersakiti; murid merasa sakit karena ditampar, guru merasa sakit karena menampar. Sementara, kesalahan yang menyebabkan amarah itu tidak ditangani dengan benar. Akibatnya, kesalahan serupa mungkin saja terulang. Hukuman fisik terus berlanjut. Dan KBM berlangsung dalam suasana tidak nyaman.

Marah karena sayang berarti memarahi perbuatannya/masalahnya, bukan orangnya. Memarahi perbuatan yang salah berarti mengarahkan murid pada perbuatan yang benar dan menyadarkan murid untuk tidak mengulangi lagi perbuatan yang salah. Mengarahkan murid pada perbuatan yang benar harus disertai contoh perbuatan benar yang dapat diteladani dan dengan menyadarkan murid akan konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul jika dia mengulangi perbuatan serupa.

Marah karena sayang cukup dilakukan dengan kata-kata karena hanya dengan kata-kata guru bisa berlaku fair. Marah dengan memberi hukuman fisik cenderung tidak fair karena guru tidak bisa memberi rasa sakit yang sama untuk kasus yang sama pada pelaku yang berbeda. Perbuatan salah yang sama harus diberi perlakuan yang sama meskipun pelaku, tempat, dan waktunya berbeda. Jika kesalahan yang sama diberi perlakuan berbeda karena pelakunya berbeda, maka muatan kasih sayangnya berbeda pula. Murid yang mendapat perlakukan kasih sayang yang berbeda akan merasa bahwa guru membenci dirinya, dan guru memarahi dia karena benci. Kalau perasaan seperti ini tertanam di benak murid, maka akan mengganggu proses KBM-nya dengan guru yang bersangkutan.

Salah satu yang perlu diperhatikan sebelum marah adalah besar kecilnya kesalahan, kondisi kejiwaan, dan hal-hal yang mendorong siswa melakukan perbuatan salah tersebut. Kesalahan kecil bisa diselesaikan secara cepat di dalam kelas. Sedangkan kesalahan besar yang memerlukan penanganan besar harus diselesaikan di luar kelas agar tidak mengganggu KBM.

Kesalahan kecil menimbulkan kemarah kecil. Kesalahan besar menimbulkan kemarahan yang besar pula. Kemarahan besar bisa menimbulkan ledakan tak terkendali dan bisa menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan jika guru tidak pandai mengelolanya. Untuk itu guru perlu memiliki skill dalam menangani amarahnya secara cerdas. Berikut adalah tips yang bisa dilakukan guru untuk meredam amarah yang akan meledak: a). Melakukan akupresur. Melakukan akupresur dengan cara menepuk-nepuk atau mengusap dada Anda, bisa mengurangi rasa sakit hati; b). Menarik napas dalam-dalam; Ketika amarah memuncak, kontraksikan tubuh Anda dan tarik nafas dalam-dalam, hal ini bisa mengurangi rasa sakit hati; c). Mengkhayal. Imajinasi Anda bisa membawa Anda keluar dari realitas yang sedang Anda hadapi, dan menciptakan imaji-imaji yang menyenangkan dalam benak Anda sehingga bisa mengurangi rasa sakit hati.

Jika ledakan amarah sudah dapat dihindari, langkah berikutnya adalah menangani siswa yang melakukan kesalahan/mengatasi konflik. Mungkin tidak mudah untuk mediskusikan kesalahan siswa dengan tenang tanpa marah-marah, tetapi resep berikut patut dicoba. Professor Richard Nelson-Jones dalam bukunya Human Relationship Skills mengembangkan sebuah teknik penanganan kesalahan yang dia beri nama CUDSAIR (confront, understand, define, search, agree, implement, review).

Pertama-tama, konfrontasi. Panggil siswa yang bersangkutan menghadap Anda. Ingat yang Anda hadapi adalah masalahnya bukan orangnya. Nyatakan masalahnya dan bagaimana perasaan Anda menghadapi masalah tersebut. Jelaskan padanya bahwa masalah itu—bukan dia—yang membuat Anda marah. Dengan cara ini, Anda dan dia akan mencapai kesepahaman dan sama-sama merasa sebagai bagian dari masalah tersebut.

Kemudian, pemahaman. Sangat penting untuk memahami pandangan masing-masing pihak. Dengan demikian, kedua belah pihak bisa saling mendengarkan pendapat masing-masing mengenai masalah sedang dihadapi tanpa saling interupsi. Kemudian, tulis pendapat dia yang tidak Anda setujui. Jangan buru-buru membahas hal-hal yang tidak Anda setujui tersebut. Hanya ingat saja bahwa Anda tidak setuju. Dengan demikian Anda sudah mendefinisikan masalah.

Langkah berikutnya, mencari solusi. Di sini, Anda bisa marah sejadi-jadinya, tapi ingat, jangat menyerang secara fisik. Cari kemungkinan solusi sebanyak-banyaknya meskipun, untuk sementara, tidak realistis.

Terakhir, Anda harus menyetujui sebuah solusi. Ini mungkin bagian yang paling memerlukan kehati-hatian dari semua bagian di atas. Sangat penting bagi kedua belah pihak untuk membuat perjanjian dan saling menyetujui dan menerima perjanjian masing-masing yang telah dibuat. Juga penting untuk tidak mempunyai harapan yang tidak realistis—ada kemungkinan solusi terakhir memang tidak ideal bagi Anda dan dia, tetapi kompromi yang dihasilkan kemungkinan akan lebih baik daripada membiarkan masalah tanpa solusi.

Sangat penting bagi Anda dan dia untuk menjaga persetujuan yang telah dibuat. Dan juga sangat penting untuk tidak bereaksi berlebihan jika persetujuan dilanggar. Ingatkan dia jika melanggar, tapi Anda tidak perlu marah-marah. Jadikan persetujuan itu sebagai kekuatan Anda untuk mengingatkan dia.

Namun, sebaik apa pun Anda dan dia menjaga persetujuan, masih perlu pula untuk meninjau kembali model CUDSAIR yang telah Anda jalankan dan bila perlu, mencari solusi yang lebih baik.***

comment 0 comments:

Post a Comment

 
© Hasim's Space | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger